Semuanya Tentang Mama

1.3K 151 75
                                    

Beberapa bulan kemudian...










Ten mengerjapkan matanya saat mendengar dering alarm. Tangannya menggapai-gapai nakas, mencari jam meja untuk dimatikan. Perlahan, dia mendudukkan tubuhnya, kemudian merenggangkan tangan. Lalu ia menggosok matanya pelan, mendapati suaminya masih tidur sambil memeluk pinggangnya--bahkan pelukannya tidak juga lepas saat ia bangkit duduk.

Pelan sekali, Ten memindahkan tangan Taeyong, menutupi tubuh atasnya. Setelah mengenakan kembali piyama tidurnya, Ten tersuruk-suruk masuk ke dalam kamar mandi.

Ini hari minggu pertamanya tanpa jadwal padat, pun Taeyong. Minggu-minggu setelah mereka berbaikan, Taeyong jadi sangat sibuk karena mengurusi pekerjaan barunya di perusahaan ayah Yunho. Sedangkan Ten tentu saja kembali sibuk dengan persiapan peragaan busana nanti.

Selepas sikat gigi, Ten segera masuk ke dalam bilik basah. Ia baru akan menyalakan shower saat Taeyong tiba-tiba masuk bergabung dengannya.

"Kamu kenapa nggak pake baju!" Ten mendorong tubuh Taeyong pelan, sedikit protes.

"Kan mau mandi, masa pake baju" jawab Taeyong pura-pura tak acuh. Ia justru makin mendekat ke arah Ten sambil tersenyum kecil. Sepertinya lelaki itu tak sempat ke wastafel dan langsung menyusul Ten karena diujung matanya masih nampak sedikit kotoran. Sebut saja belek.

"Kamu kalau mandi sendiri nanti nggak ada yang gosokkin punggungnya" Taeyong berbisik kecil di telinga Ten, kemudian menciumi pipi istrinya gemas.

Alasan Ten tidak membangunkan Taeyong tadi adalah demi terhindar dari adegan ini karena semalam mereka juga sudah olahraga. Tapi ya sudah, anggap saja rapel karena beberapa minggu kemarin Taeyong jarang dapat jatah.

***
















"Mama... is this the right way?" Louie ceria menunjukkan satu buah tomat di tangan mungilnya. Ten yang sedang menemani David memanen wortel (yang David sebut mama carrot karena katanya ada istilah baby carrot) memicingkan matanya.

"Enggak ditarik kan?" Tanya Ten menghampiri Louie, melihat wadah kecil yang masih kosong. Sepertinya Louie kebingungan mana dulu yang akan ia ambil.

"No no, diputer kok ma" jawab Louie sambil memperagakan caranya tadi mengambil tomat. Gemas.

"Good job" ucap Ten mengelus rambut Louie pelan. Meski luka Louie sudah mulai pudar, pun yang di tempurung kepalanya, Ten tidak pernah sekalipun menepuk kepala Louie walau lembut. Masih ngeri.

"Pilih yang sudah merah dulu ya, kalau yang merahnya sedikit, tambah ambil yang kuning agak kemerahan" Ten tersenyum melihat Louie yang berbinar-binar memandangi tomat-tomat didepannya.

Masih ingat kan dulu Triplets menanam banyak sayuran hidroponik bersama Lisa saat Taeyong dan Ayah Yunho berkunjung ke rumah Ten? ini kali pertama mereka memanen bersama karena biasanya Ten akan menyewa tukang kebun lepas untuk mengurus tanaman-tanaman itu, termasuk memanennya.

Kali ini cukup istimewa karena mereka panen sayur bersama-sama. Taman belakang rumah Ten yang memang cukup luas itu ditanami berbagai macam sayur di satu sudutnya. Kebetulan sekali semuanya panen berbarengan. Ten beberapa bulan belakangan juga sudah mengurus tanamannya sendiri untuk melepas stress bekerja. Berkebun baginya kini jadi semacam refreshing.

"Mama, sayurnya langsung kita masak kan ma?" tanya David mengintip keranjang ditangan Ten yang sudah mulai penuh dengan sayuran.

"Mama, sayurnya langsung kita masak kan ma?" tanya David mengintip keranjang ditangan Ten yang sudah mulai penuh dengan sayuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[end] Between Heaven and Hell (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang