Dahyun masih melingkarkan tangannya di pinggang orang yang berada di sebelahnya seraya terus melangkahkan kakinya. Wajahnya ia benamkan pada bahu orang itu seraya menghirup feromon yang sudah lama ia rindukan. Feromon unik beraroma nanas, melati dan bergamot itu sempat menjadi candu baginya saat ia memiliki insomnia dulu. Meskipun feromonnya sudah bercampur dengan aroma lain yang juga sudah ia kenali, aroma unik itu tetap jadi aroma favoritnya setelah feromon Ibunya dan milik 'mate-nya'.
"Adik manis, kau sangat merindukanku ya?" tuturnya yang dibalas anggukkan cepat oleh Dahyun.
"Sejak kapan kau bisa bersikap sedikit manja seperti ini?" imbuhnya.
"Aku tidak manja, aku hanya rindu aroma tubuhmu yang sangat membuatku merasa nyaman, Kak." ujar Dahyun membela diri.
"Sejak kapan kau kembali? Kenapa aku tidak diberitahu lebih awal sih." gerutu Dahyun.
"Kalau kau diberitahu, kau tidak akan bisa menikmati waktu berdua bersama mate-mu. Lihatlah kau bahkan sudah melewati marking sekarang, kau sudah menjadi seorang gadis dewasa sekarang." tuturnya dengan lembut.
"Tidak, aku tidak ingin jadi dewasa jika berhadapan denganmu. Aku ingin terus menjadi adik kecil yang manis jika bersamamu, Kak Nayeon.." Dahyun semakin mengeratkan dekapannya pada pinggang kakak iparnya itu.
"Kau sudah banyak berubah ya, tidak biasanya kau seperti ini dulu. Tapi kau tetap tidak merubah kebiasaanmu yang masih sangat menyukai feromonku, padahal feromon Jisoo jauh lebih menyegarkan ddaripada feromonku." tutur Nayeon sambil tersenyum tipis.
"Umm, feromon Kak Jisoo memang lebih menyegarkan. Aku lebih suka menghirupnya saat pagi hari dan siang hari yang cerah, sedangkan milikmu lebih nyaman dihirup saat sore dan malam hari. Karena sebentar lagi langit mulai gelap, aku lebih suka mencium feromonmu." jelas Dahyun sambil menyengir lebar.
"Lalu bagaimana dengan feromon mate-mu? Apa feromonnya membuatmu mabuk setiap kau mengendusnya? Lalu kapan waktu favoritmu untuk menghirup feromonnya?" tanya Nayeon dengan nada sedikit bercanda.
"Feromonnya sedikit berbeda dari kawanannya yang lain, saat menghirupnya aku benar-benar merasa nyaman dan ingin selalu berada di dekatnya. Tanpa sadar feromonnya menjadi candu bagiku dan membuatku ingin menghirupnya setiap saat." ceplos Dahyun yang membuat Nayeon tertawa kecil usai mendengarnya.
"Perubahanmu sangat drastis sekali, biasanya kau memilih bungkam atau mengalihkan pembicaraan ketika aku bertanya seperti itu padamu. Tapi kali ini kau justru menjawabnya dengan jujur dan tidak menyembunyikan perasaanmu." ujar Nayeon sambil tersenyum tipis.
"Lalu jawaban apa yang kau harapkan dariku disaat kau sendiri sudah bisa mencium feromonnya di tubuhku. Kalau aku jawab bahwa aku tidak nyaman dengan feromonnya, pasti nanti kau akan bertanya bagaimana mungkin aku tidak menyukai feromonnya sedangkan aromanya saja sekarang sudah ikut bercampur dengan feromonku." dengus Dahyun yang membuat Nayeon kembali tertawa.
"Ya ampun, adik kecil ini semakin pintar." ucap Nayeon seraya mengusap pelan rambut Dahyun.
"Umm, aku hampir lupa mengucapkannya. Selamat datang kembali ke rumah, bagaimana dengan nilai akhir milikmu?" tanya Dahyun.
"Tentu saja sempurna, kau juga harus dapat nilai yang sempurna nanti. Ingat kau itu akan menjadi seseorang yang akan dihormati banyak orang nantinya." tutur Nayeon.
"Ya, aku tahu itu. Kau bisa percayakan itu padaku yang pintar ini." ucap Dahyun dengan bangga.
"Umm—bagaimana ini? Sayangnya aku tidak bisa percaya padamu." ledek Nayeon yang membuat Dahyun langsung merengut kesal lalu menghabiskan eskrim miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection ✔
WerewolfMemilih atau menolak takdir yang sudah ditetapkan adalah keputusan yang tidak mudah bukan? Lalu yang mana yang akan kau pilih? Menerima kemutlakan itu atau melawannya? Note : - ⚠⚠ little bit mature ⚠⚠ - penjelasan bahasa yang sedikit rumit - mungk...