°13ꕥ The Beginning

2.1K 273 96
                                    


Ada satu ungkapan yang cukup terkenal, yaitu marah dan murkanya orang yang penyabar adalah neraka. Dahyun benar-benar percaya bahwa ungkapan itu memang sangat akurat, seperti yang terjadi saat ini padanya. Dengan was-was dia terus merapal dalam hati berharap dirinya masih bisa melihat matahari di esok hari setelah kejadian ini. Saat Jungkook memberinya sengatan ancaman tadi, Dahyun dengan wajah gusarnya langsung pergi meninggalkan Jimin dan pergi menghampiri Jungkook namun Jungkook mengabaikannya.

Saat Dahyun berada di dalam mobil ketika dia mulai memanggil nama Jungkook untuk memberinya penjelasan tentang apa yang baru saja terjadi padanya dan Jimin, Jungkook tetap tak mengindahkannya. Ketika Dahyun mencoba nekat untuk kembali berbicara, yang terdengar hanya suara geraman murka dari Jungkook yang membuat tenggorokannya tercekat seketika agar berhenti bicara. Dahyun sebenarnya sudah terbiasa menghadapi amarah para Alpha hingga tidak merasa takut, tapi kali ini cukup berbeda. Jungkook benar-benar berbeda dari Alpha yang biasanya ia hadapi, auranya terlalu menyeramkan dan akan membuat siapapun pasti tunduk padanya. Dahyun akhirnya mengerti kenapa semua orang di sekelilingnya selalu memperingatinya, karena Jungkook bukanlah orang yang tepat untuk ia masukan ke dalam permainannya.


Kini mereka berdua sudah berada di depan apartemen milik Jungkook, mereka masih terus bungkam tak bersuara sama sekali. Hingga akhirnya saat Jungkook membuka kenop pintu apartemennya, ia melirik dengan tatapan dinginnya ke arah Dahyun yang sedang termenung.


"Kau tidak ingin masuk?" tanya Jungkook dengan raut datarnya yang langsung membuat Dahyun tersentak sadar dan menoleh ke arah Jungkook.

"Aku akan masuk sekarang." sahut Dahyun seraya melangkahkan kakinya memasuki apartemen Jungkook lebih dulu.


Setelah Dahyun berhasil masuk, Jungkook pun menyusulnya dan berjalan menuju dapur, sedangkan Dahyun masih terdiam berdiri di sebelah sofa yang ada di ruang tamu seraya menundukkan kepalanya. Tak lama Jungkook datang menghampirinya dengan membawa gelas dan red wine di tangannya, Jungkook pun duduk di sofa seraya menuang wine itu ke dalam gelas, Dahyun sendiri masih terdiam dengan pandangannya yang mengarah ke wine milik Jungkook yang ingin sekali ia teguk sekarang untuk mengurangi kecemasannya.


Dahyun menggigit bibirnya ingin sekali mulai berbicara, namun presensi Jungkook yang seperti ini benar-benar membuatnya ragu untuk memulai pembicaraan. Dahyun sedikit tersentak saat Jungkook kembali meletakkan gelas wine yang baru saja ia minum, pandangannya yang tajam seketika tertuju pada Dahyun yang sedang menatapnya dengan tatapan gelisah.



"Jung— maaf.." ucap Dahyun yang memberanikan diri untuk kembali memulai pembicaraan.

"Untuk apa kau meminta maaf padaku? Kau melakukan kesalahan?" tanya Jungkook dengan tone Alpha nya yang sedikit membuat meringis mendengarnya karena tertekan dengan ucapannya.

"Sepertinya begitu, tapi ini tidak seperti yang kau pikirkan. Apa yang ada di pikiranmu, bisa jadi hanya kesalahpahaman." tutur Dahyun seraya menundukkan kepalanya sambil memainkan jemari tangannya.

"Menurutmu apa yang ada di pikiranku?" tanya Jungkook dengan tatapan menusuknya.

"Aku tidak terlalu yakin, yang pasti menurutku kau sudah sedikit salah paham terhadapku dan Kak Jimin tadi." tutur Dahyun yang membuat Jungkook kembali menggeram pelan saat kembali mendengar nama Jimin keluar dari bibir Dahyun.

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya, dia juga menolongku saat aku hampir terkena anak panah tadi. Karena kebetulan itu, aku dan dia memutuskan untuk berbicara untuk menyelesaikan semuanya. Aku berbicara dengannya hanya untuk mengakhiri semuanya dan mengucapkan perpisahan padanya, sungguh aku tidak bermaksud lain. Aku melakukan itu karena ingin mencoba memulai semuanya denganmu, jadi kuharap kau tidak salah paham dengan itu." jelas Dahyun dengan penuh ketulusan.



Reflection ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang