Bab 6

6 1 0
                                    

HOLLA GAISEEEUUU!!! SO INI PART BANYAK TENTANG NAIK TURUN GUNUNG!! Hwhwhwh, semoga paham ya!

®®®

          Perjalanan dari Jakarta ke Malang dengan menggunakan pesawat pribadi Rendra, hanya menempuh waktu selama satu setengah jam. Kini mereka semua telah sampai dengan selamat di Malang pada pukul enam lewat tiga puluh menit. Tak membuang waktu lama, setelah menunaikan ibadah sholat mereka segera berangkat mengenakan bus menuju Ranu Pane.

         Seperti di dalam pesawat, posisi duduk mereka juga sama. Waktu perjalanan digunakan mereka untuk mengistirahatkan tubuh. Tak ada yang mengobrol, semua tenggelam dalam mimpinya masing-masing. Hingga pada akhirnya bus berhenti di area mushola ketika waktunya isya. Berhentinya bus dirasakan oleh keenam manusia tersebut dan membuat mereka terbangun.

"Hoaammmm..jam berapa nih, Put?" Lona bertanya kepada Putri yang tampak ingin mengambil sesuatu dari ranselnya.

"Hampir jam delapan, mau sholat kaga lo?" tanya balik Putri.

"Mau lah." Mengikuti jejak Putri, Lona mengambil tas mukenanya. Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka berdua segera turun dari bus dan memasuki mushola untuk menunaikan kewajiban mereka.

          Empat rakaat tidak begitu lama dilaksanakan, sopir bus mereka juga terlihat masih sibuk mengesap nikotin di bibirnya. Lona dan Putri berjalan menuju bus untuk mengambil bekal yang dibungkus Mama Tia tadi. Mereka menunggu para pria di samping mushola yang terdapat tempat duduk.

"BANG!" teriak Lona melambaikan tangannya ke arah para pria. Para pria yang terpanggil pun mendekati Lona dan Putri.

"Makan dulu yuk!" lanjut Lona mengajak para pria untuk makan malam ala kadarnya ini. Makan malam mereka begitu sederhana, sesekali Reyhan bercanda yang mengundang gelak tawa mereka.

          Syukurnya mereka telah usai makan ketika melihat sopir bus memasuki bus yang mereka tumpangi tadi. Mereka segera bergegas memasuki bus dan duduk di tempatnya masing-masing. Hanya obrolan singkat yang mereka lakukan, karena setelahnya mereka semua kembali tertidur nyenyak.

®®®

          Pukul sepuluh malam, Lona terbangun dari tidurnya. Dia mengucek mata perlahan dan menatap sekeliling. Semuanya tertidur, bahkan knek bus juga tertidur. Posisi duduk mereka yang berada di area depan memudahkan Lona, dia berinsiatif mengajak sopir bus tersebut berbicara agar tak mengantuk.

"Pak," panggil Lona memulai pembicaraan.

"Iya, Neng?" Pak sopir menjawab Lona dengan mata yang tetap fokus ke jalanan.

"Masih lama ngga, Pak?" basa-basi Lona.

"Kurang dari sejam lagi, Neng. Neng engga tidur?" tanya Pak Sopir.

"Baru kebangun, Pak. Bingung mau ngapain, jadi ajak Bapak ngobrol aja," jawab Lona ramah. Dia memang tidak tau mau melakukan apa untuk waktu senggangnya ini.

Pak Sopir terkekeh mendengar jawaban Lona. "Neng dari mana?"

"Dari Jakarta, Pak."

"Oohh, sama siapa aja Neng kesini?"

"Sama saudara dan teman saya, Pak."

          Obrolan mereka begitu panjang, hingga tak sadar bahwa mereka telah sampai. Pak Sopir membangunkan kneknya sementara Lona membangunkan Putri dan Reynald. Cukup Reynald saja pria yang dibangunkannya, karena setelah itu Reynald cukup peka membangunkan pria yang lain.

"Udah mau jam sebelas, kamu sama temen kamu langsung masuk aja ya, biar barang kalian, kami aja yang urus," perintah Reynald setelah melihat Putri yang masih dalam keadaan setengah sadar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang