Ternyata indah, sangat indah. Berangkat sekolah sembari berjalan sangatlah menyenangkan. Well, ia memang sengaja. Berangkat lebih pagi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti kemarin.
"Jika dipikirkan, hidupku itu lucu sekali, dalam sekejap banyak masalah kecil muncul. Padahal sumber utamanya hanya sebuah dare."
Yerin tertawa kecil sembari memandang ke bawah, mengamati tiap langkah yang ia lewati termasuk juga efek dari berjalan kaki ini. Jangan lupakan, jika jarak dari rumah ke sekolahnya itu tidak dekat.
"Hei, bukankah itu? Oh astaga itu benar Taehyung dan Mino. Apa yang sedang mereka berdua lakukan, tumben sekali akrab seperti itu."
Dari kejauhan sini, Yerin mengamati gerombolan---atau lebih tepatnya Taehyung dan Mino. Terlihat sangat mencurigakan, apalagi ditambah dengan dua kekasihnya itu yang terlihat sangat akrab walau masih terlihat jiwa persaingan diantara mereka berdua.
"Wow ... ada seorang gadisnya juga? Aku tidak tau, jika lingkungan mereka berdua memang senakal itu. Oh syukurlah, Taehyung dan Mino tak mendekat pada gadis kurang bahan itu." Yerin memandang tajam gadis-gadis itu.
"Yerin, apa yang kau lakukan!"
Yang dipanggil namanya berjengkit kaget, ia mengelus dadanya terlebih dahulu sebelum berbalik dan memandang tajam oknum yang telah berani mengejutkannya.
"Yak apa kau tak punya sop---Sinbi? Astaga hobimu itu memang mengagetiku atau apa?" Yerin memandang sebal sahabatnya itu.
Yeah, mereka berlaku seperti tak ada masalah kemarin. Lagipula, jika dibahas terus-menerus itu hanya membuat hubungan diantara mereka rusak.
"Wah kau tau hobiku ternyata? Betul sekali tebakanmu."
Yerin memutar bola matanya malas, dan saat matanya tak sengaja memandang tempat yang jadi fokusnya tadi, ia mendadak terkejut. Tempat itu sepi, kemana hilangnya mereka semua? Aneh sekali.
"Yak ... yak ... yak, ada apa dengan wajahmu itu. Kau terlihat seperti sedang mencari seseorang."
"Apa kau tadi melihat Mino dan Taehyung bersama segerombolan orang-orang berjaket hitam? Emm ada gadis dengan pakaian kekurangan bahan juga disana."
Sinbi mengikuti arah tunjuk Yerin.
"Tidak, ah kau salah lihat mungkin."
"Tidak mungkin, aku melihat wajahnya dengan jelas, sangat tidak mungkin jika aku salah orang," balas Yerin.
Sinbi terlihat mengetukkan jarinya pada dagu sebelum menjawab, "ehmm mungkin itu tanda jika sudah saatnya kau putus dari mereka berdua."
Yerin lantas mengerucutkan bibirnya. Dalam hati berkata, bisa tidak sih Sinbi tak mengingatkan dare itu? Lama-lama ingin resign juga jadi teman gadis Hwang ini.
"Iya nanti, kalo kak Baekhyun sudah kuputuskan. Sesuai perintahmu, aku harus urut memutuskannya." Yerin membuang pandangannya.
"Dilompati juga tidak apa---eh jangan, tetap urut saja."
Yerin kembali memandang Sinbi, lalu memutar bola matanya dengan malas. "bagimana sih? Ah sudahlah aku harus cepat sampai ke sekolah. Ada hal yang harus aku tanyakan pada Taehyung dan Mino."
"Untuk apa ditanyakan? Mereka tidak akan menjawabnya dengan benar. Biarkan saja waktu yang berbuat."
•••
Bel tanda istirahat sudah berdering sejak beberapa menit lalu. Gadis dengan kulit seputih susu itu berjalan tergesa menuju kelas siswa tingkat akhir, lebih tepatnya dilantai dua.
Namun, sebelum ia melangkah menaiki tangga. Dua orang yang dicarinya sudah lebih dulu menampakki wajah. Sepertinya mereka sudah ada firasat sedang dicari oleh sang kekasih tercinta.
"Yerin? Aku menjemputmu tadi pagi, tapi Bibi Ahn berkata jika kau sudah berangkat lebih dulu. Kenapa tak menungguku?" Taehyung bertanya, sekarang laki-laki itu sudah berdiri tepat didepannya.
"Kalian berdua, memang sedekat itu?" Bukannya menjawab, Yerin malah balik melontarkan pertanyaan.
"Maksudmu? Kami tak paham," balas Mino.
Yerin menghembuskan napasnya, lalu kembali berkata, "aku sudah memikirkannya sejak jam pelajaran dimulai tadi pagi. Akhir-akhir ini kalian berdua terlihat aneh, ehmm terlihat akrab sekali, seperti sekarang contohnya. Padahal, dulu kalian berdua sering kali bertengkar. Pantang dipersatukan walau hanya satu detik lamanya."
"Bukankah itu bagus?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya.
Ah iya, benar juga. Bukankah itu bagus? Ia jadi tak perlu repot-repot memisahkan mereka berdua saat dikeadaan genting seperti sebelumnya. Astaga, bodoh sekali karena sempat berpikir negatif pada mereka berdua.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Mino.
Yerin yang tersadar langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya merasa lapar."
"Kami juga, bagaiman jika ke kantin bersama."
Tanpa membuang waktu lagi Yerin langsung saja menganggukan kepalanya. Waktunya menguras habis uang mereka berdua!
Uh senangnya punya pacar mapan seperti mereka. Uang jajannya selalu utuh, tapi hampir setiap hari makan enak.
Tbc
Aku udah kasih kata-kata petunjuk tuh, gampang banget dong ketebak?
Yuhuy, gak bosen bilang ke kalian buat tinggalin jejak dilapak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playgirl ✔
FanfictionGara-gara Dare sialan. Yerin, si cantik penyandang status playgirl harus rela mutusin lima pacarnya secara berurutan. Start : 07 - 02 - 2020 End : 08 - 09 - 2020 ©Jungrinnxx_