Dua Puluh Dua

797 167 113
                                    

      Hari ini Yerin benar-benar badmood. Pemicunya bermacam, selain masalah kemarin di mall, ada hal lain yang membuat hati Yerin begitu tak karuan hari ini. Dimulai pagi tadi ia telat---berakhir dihukum---hingga matanya tak sengaja melihat mantan yang sudah punya gandengan baru.

Bukannya Yerin belum move on, tapi bagaimana ya? Maksudnya itu bagaimana bisa Mino dengan mudah melupakan dirinya yang cantik ini? Jelas saja, Yerin tak terima.

Lihat saja nanti, dia akan membalasnya dengan menggedeng pacar baru didepan Mino. Yang jelas kekasih barunya lebih tampan dari mantannya itu, tunggu saja tanggal mainnya!

"Wajahmu tak santai sekali, eyy kau bahkan memukul meja itu dengan sangat kasar. Apa yang terjadi denganmu sih?" Sinbi meletakkan nampan berisi minuman dimeja.

Yerin mendengus kecil sebelum mengangkat kepalanya. Tangannya dengan cepat menyambar jus di atas meja dan menyedotnya hingga terisisa setengah. Ya jika sedang emosi seperti ini, semua akan masuk kemulut begitu mudah.

"Aku kesal, Mino merangkul perempuan lain didepanku. Hello, dia itu sebenernya menantang atau apa? Wajah songongnya ingin sekali kuremas," ucap Yerin dengan menggebu, bahkan tangannya bergerak seolah-olah ia sedang meremas sesuatu, dan itu terlihat sedikit mengerikan.

"Untuk apa kau marah? Dia sudah bukan pacarmu lagi."

Sebenarnya balasan Sinbi itu benar, tapi entah mengapa Yerin malah tersulut setelah mendengarnya. Terbukti dengan dia yang langsung menggebrak meja dan membalasnya dengan nada suara yang meninggi, "Tetap saja! Aku merasa terhina. Asal kau tau, baru kali ini aku tak memiliki hubungan dengan siapa-siapa. Biasanya beberapa jam setelah putus dengan seseorang, aku sudah langsung mendapat penggantinya."

Sinbi merotasikan bola matanya. "Dirimu lupa dengan Wonwoo?"

"Dia terlihat tak serius denganku. Aku memang kadang suka mengejar terlebih dahulu, tapi aku juga tak sudi jika harus mengejar orang yang tidak mau kukejar. Aku juga tau diri." Bahu Yerin terlihat melemas, bibir gadis itu pun mengerucut.

Sinbi mengusap lembut jemari Yerin, ia cukup paham dengan posisi gadis itu. Bisa dibilang serba salah, fatal juga jika memilih jalan yang tak betul.
"Sebenarnya kau menyukainya atau tidak?"

Yerin memandang Sinbi begitu polos, bahkan jawaban yang diberikan gadis itu pun. "Tidak tau, tergantung suasana saja. Jika dia menerimaku, maka aku akan menyukainya, dan sebaliknya."

Sinbi menghembuskan napas gusar, apa yang dia harapkan dari gadis seperti Yerin. Semoga saja lekas ada lelaki baik-baik yang bisa merubah sahabatnya ini.

"Terse--emm sepertinya ada seseorang yang ingin menemuimu, oh lihatlah, wajahnya begitu lusuh."

Penasaran, Yerin mengikuti arah tunjuk Sinbi. Disana, ia menemukan salah satu mantan kekasihnya yang berjalan mendekat. Lantas Yerin berdehem kecil saat lelaki itu sudah berdiri tepat dihadapan, ia harus memasang image sebaik mungkin.

Jangan sampai terlihat seperti gadis yang berharap diajak untuk berbalikan! Yerin tak sudi, tidak semudah itu untuk kembali merajut kasih dengannya.

"Untuk apa kau datang kesini? Uangnya sudah kuhabiskan." Yerin membuang muka, tangannya ia lipat didepan dada.

Laki-laki itu; mari kita sebut saja Taehyung, lantas mengerucutkan bibirnya tak suka. Kedatangannya kesini bukan untuk mengambil uang itu, lagipula jumlahnya tak seberapa.

"Ayo kita berbalikan."

Tepat! Yerin sudah menduganya. Heh, pesona dia memang sulit sekali untuk dilupakan, hmm yaa terkecuali Mino.

"Menurutmu aku akan menerimanya atau tidak?"

Tentu saja, Taehyung langsung menganggukan kepalanya dengan percaya diri. Yakin sekali, Yerin tak akan menolaknya. Memangnya ada alasan untuk gadis itu menolak? Yerin itu perempuan yang tak pelit memaafkan seseorang, pasti dia sudah melupakan masalah kemarin.

"Percaya diri sekali," jawaban Yerin sukses saja membuat Taehyung sedikit melunturkan senyum.

"Kau menolakku? Sudah berapa kali aku mengatakannya jika aku terpaksa melakukan hal itu, oh ayolah jangan seperti ini, kau mempersulit segalanya."

Dikatai seperti itu, siapa yang tidak marah? Hello, laki-laki didepannya ini tak sadar dengan apa yang sudah ia lakukan ya? Sangat menyebalkan sekali, rasanya Yerin ingin mencakar wajah tampannya itu.

"Kau yang mempersulit semuanya, oke? Kau pikir hatiku tidak sakit dijadikan bahan taruhan? Aku tidak paham dengan jalan pikirmu itu, mudah sekali mengajakku berbalikan, bahkan dirimu saja belum meminta maaf padaku."

"Maaf," cicit Taehyung.

Senyuman tipis terukir apik diwajah Yerin. "Hmm aku menerima maafmu."

"Jadi kita balikan?"

"Tentu saja tidak!" Yerin bahkan tak sadar jika suaranya tadi begitu kencang, bahkan menarik perhatian murid lain yang berada dikantin.

Taehyung mendengus kecil, wajahnya merengut. Sialnya, Yerin hampir luluh melihat ekspresi itu, terlihat begitu menggemaskan. Tapi sayang, sifatnya tidak.

"Kenapa menolakku? Kau jahat sekali, selama ini dirimu itu menganggapku apa? Padahal dulu kau paling sayang dan dekat denganku."

Kepala Yerin berdenyut nyeri, ia bingung, sebenarnya siapa yang salah disini? Mengapa ia malah terlihat seperti pihak yang menyakiti.

"Maaf, tapi aku tak bisa." Yerin menolaknya begitu lembut.

Ada binar kekecewaan dimata Taehyung, bahkan Sinbi yang sedari tadi berperan sebagai pengamat pun menyadari hal itu. Tapi mau bagaimana lagi? Sinbi juga tak akan setuju jika Yerin berbalikan dengan laki-laki itu.

"Kenapa?" lirih Taehyung.

"Karena dia adalah calon tunanganku."

Semuanya terlalu tiba-tiba. Bebarengan dari suara tadi; ada sebuah tangan yang merangkul pundaknya. Jeon Wonwoo, tentu saja orang itu pelakunya. Bahkan sekarang calon dari Yerin itu sibuk membalas tatapan tajam dari Taehyung.

Keadaan Yerin? Matanya yang membulat sempurna sudah cukup menjelaskan jika gadis itu begitu terkejut.
















Tbc




Tersisa chap akhir dan epilog.

Hmm, endingnya udah ketebak kan?

Playgirl ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang