"Bagaimana? Apa dia curiga padamu?" Sinbi mengerutkan kening, menatap penuh harap pada Yerin.
"Apa yang kau cemaskan dari laki-laki bodoh seperti Daniel? Tentu saja, dia menerimaku dengan lapang dada."
Yerin mendengus kesal seraya memainkan rambut panjang yang kemarin baru ia ubah menjadi warna platinum blonde, membuat ia terlihat lebih cantik dan menawan.
Memang, disekolahnya ini tak ada larangan tentang warna rambut. Entah itu ingin berwarna apa, asal masih diatas batas wajar. Maka semuanya akan baik-baik saja. Well, memang peraturan disekolah ini tidak terlalu ketat.
"Kukira dia akan menolakmu mentah-mentah. Memangnya dia tak curiga deganmu yaa? Menolak lalu dengan tiba-tiba mengajak balikan."
Yerin menghendikkan kedua bahunya tak peduli. Toh, dia sudah paham betul alasan Daniel menerima ajakannya dengan cuma-cuma. Tidak perlu dibahas lagi bukan pertanyaan retorik yang diajukan oleh Sinbi.
"Peduli setan, yang penting dia sudah menerimanya. Lebih baik pikirkan misi kita selanjutnya," timpal Eunha, ia memang sedari tadi hanya menyimak.
"Memang hanya Eunha yang mengerti isi hatiku."
"Heol, aku, kan hanya bertanya. Jika tidak dijawab juga tak apa, memangnya aku memaksa." Sinbi membuang pandangannya. Ia merasa sebal, tentu saja.
"Merajuk ey ...," goda Yerin membuat sang empu mendengus.
"Bukankah itu Wonwoo? Lihat, ia berjalan ke arah sini."
Pekikkan Eunha berhasil membuat Yerin dan Sinbi mengikuti arah pandang gadis mungil itu. Benar saja, ada Wonwoo di sana. Langkah laki-laki itu pula mendekat pada meja yang sedang mereka bertiga tempati.
"Sinbi."
"Yak! Mengapa kau memanggil nama Sinbi, bukan namaku? Apa kalian berdua diam-diam menjalin hubungan dibelakangku," protes Yerin seraya menyilangkan lengan didepan dada. Matanya memandang curiga Wonwoo dan Sinbi.
"Bukan urusanmu," jawaban Wonwoo membuat Yerin kepanasan ditempatnya.
Laki-laki itu sangat menyebalkan, sialnya lagi, dia tak kunjung tunduk juga dibawah kuasa Yerin.
"Ada apa kau datang ke sini?" Yang dicari akhirnya menyuarakan pertanyaannya.
"Ingin mengajakmu berkencan," celetuk Eunha yang berhasil membuat si blonde tambah merengut kesal.
"Membica---"
"Bergabung saja, dia sudah mengetahuinya. Tidak perlu dirahasiakan lagi," potong Sinbi, tentu saja untuk mengundang pertanyaan dari Yerin.
"Apa maksudmu?" Yerin memandang Sinbi dan Wonwoo secara bergantian.
"Iya, dia mengetahui semuanya."
Sontak, Yerin mengalihkan pandangan pada Wonwoo. Membuat sang laki-laki yang ditatap seperti itu hanya bisa menghela napas kecil.
"Yerin, sepertinya sudah saatnya kita berbicara."
•••
"Aku calon tunanganmu."
Seperti nyawanya dicabut paksa, Yerin hanya bisa mematung dengan mulut yang menganga lebar tak percaya. Tidak kuasa, walau hanya untuk mengeluarkan satu kata. Perkataan Wonwoo benar-benar membuatnya terkejut bukan main.
"Ayahmu pasti tidak mengatakannya," sambung Wonwoo. Laki-laki itu juga sudah menduga respon yang akan diberikan Yerin jika ia mengatakan kebenaran ini.
Gadis itu memang belum mengetahui apa-apa dan itu memang kemauannya sendiri, menyuruh keluarga Yerin untuk bungkam.
"Ja--jangan bercanda, itu tidak lucu sama sekali. Bagaimana bisa kau membuat lawakan konyol seperti itu," balas Yerin setelah ia tersadar dari keterdiamannya.
Wonwoo menghela napas kecil. Cukup sulit merangkai kata agar gadis didepannya ini cepat paham tanpa harus membuatnya pusing bahkan emosi. Karena mulutnya itu, ancaman kuat membuatnya pening.
"Apa aku terkenal sebagai orang yang suka membuat lelucon, apa aku terlihat seperti itu dimatamu? Hei, aku bukan dirimu yang suka sekali mengatakan hal omong kosong."
Dikatai seperti itu, tentu saja Yerin langsung mengerucutkan bibirnya ke depan. Wonwoo itu jahat sekali mulutnya, berkata tanpa memikirkan hati orang lain.
"Maaf ... eh, tunggu, jika omonganmu itu benar jika dirimu adalah calon tunanganku. Maka, itu artinya aku mendapatkanmu tanpa haru susah payah. Ah, Tuhan memang baik sekali padaku. AKHIRNYA MAKHLUK SEPERTIMU TUNDUK JUGA DITANGANKU." Tawa Yerin menggelegar, mirip sekali seperti tokoh antagonis didalam film.
Wonwoo memutar bola matanya malas. "Kau pikir aku tak mempunyai rencana untuk membatalkan pertunangan itu?"
Sontak saja tawa Yerin terhenti dengan mendadak, membuat gadis itu tersedak air liurnya sendiri.
"Kenapa? Oh, apa itu karena Sinbi. Bahkan sebelum tunangan pun kau sudah mempunyai rencana untuk selingkuh? Oh astaga, kenapa calon pendamping hidupku buruk sekali."
Wajah Wonwoo yang datar berubah semakin datar, menatap malas gadis penuh drama didepannya. Membuat ia benar-benar muak. Bagaimana bisa orang tuanya menjodohkan dia dengan gadis seperti Yerin ini.
"Kau terlalu kekanakan untukku, sifatmu juga buruk sekali, memiliki kekasih lebih dari satu, sangat jauh dari tipeku. Jadi, jangan berharap lebih padaku."
Yerin mengerjapkan matanya. Hei, percaya diri sekali laki-laki ini. Memangnya siapa yang berharap padanya? Yerin juga tak sudi memiliki calon tak punya hati seperti Wonwoo. Memangnya tak ada laki-laki yang mau dengannya.
"Enak saj--Yak, ingin pergi kemana kau! Tetap ditempatmu laki-laki jelek tak berperasaan."
Tak punya sopan santun, seenak jidatnya meninggalkan orang yang sedang berbicara. Harus diberi pelajaran, sepertinya tendangan cukup. Maka tanpa membuang waktu lagi Yerin hendak mengejar Wonwoo, tapi sayang karena sebuah suara sudah lebih dulu mengintrupsinya.
"Apa yang sedang kau lakukan dengan laki-laki itu?"
"Ta-Taehyung?"
Tbc
Jadi, apakah sudah paham dibalik kedekatan Wonwoo dan Sinbi?
Ternyata Wonwoo calonnya Yerin dong eaa eaaa:v
Tapi kalo jadi😝
KAMU SEDANG MEMBACA
Playgirl ✔
FanficGara-gara Dare sialan. Yerin, si cantik penyandang status playgirl harus rela mutusin lima pacarnya secara berurutan. Start : 07 - 02 - 2020 End : 08 - 09 - 2020 ©Jungrinnxx_