"jelasin semuanya!" Ucap neneknya mereka.
Skrng mereka lagi duduk di sofa, Winwin sama Yuta cuma bisa nunduk takut.
"Ne-nenek Yuta sayang sama-"
"Sayang sebagai adik wajar!!" Potong neneknya Yuta."Bukan, Yuta cinta sama dia" Yuta udah deg-degan, rasanya Jantungnya mau keluar aja.
"Sadar Yuta!! Dia itu adek kamu! Kamu juga Win, dia itu kakak kamu, kenapa kamu mau aja di eue sama dia hah?!" Bukannya jawab, Winwin malah makin nundukin kepalanya.
"JAWAB NENEK, JANGAN DIEM AJA!" Winwin tersentak denger neneknya teriak.
"Winwin juga sayang sama oniichan nek, maafin Winwin" neneknya memijat kepalanya, stress dia lama-lama.
"Gada maaf-maafan, sekarang kalian pilih, kandungannya di gugurin tapi kalian masih bisa tinggal satu rumah, atau kandungannya ngga di gugurin tapi Winwin tinggal sama nenek?" Pilihan yg susah.
"Hiks, nek tolong jangan pisahin aku sama oniichan~ bayinya pengen sama papanya" Winwin udah nangis skrng.
"Kalo kamu mau sama Yuta, gugurin dia" Winwin menggelengkan kepalanya kuat.
"Ngga! Winwin ngga mau hiks"
"Nek tolong nek, maafin kita, jangan pisahin kita nek, Yuta ga sanggup kehilangan mereka nek" Yuta juga ikut nangis, hatinya sakit.
Dia ga mau pisah sama Winwin
Dia juga ga mau kehilangan anaknya.
"Harus pilih, nenek kasi waktu sampe besok, kalo sampe besok kalian ga bisa milih, berarti nenek yg harus milih!" Neneknya beranjak dari sofa dan pergi ke kamarnya.
"Hiks oniichan~ Winwin ga mau pisah sama oniichan" tangis Winwin pecah di pelukannya Yuta.
"Oniichan juga" Yuta mencium lembut bibir Winwin, dan tentunya di bales.
Ngga ada yg namanya ciuman nafsu, tanpa sadar air mata mereka ngalir.
Yuta melepas ciumannya ketika Winwin memukul pelan dadanya, karna kehabisan nafas.
"A-ayo tidor" ucap Winwin, pipinya udah merah kek Tomat skrng.
"Siap princess"
*Di kamar.
"Win" panggil Yuta sambil meniup lehernya Winwin
"Ngh, jangan di tiup-tiup ya, huh hentai" Winwin mendorong kepalanya Yuta agar menjauh
"Main hayuk" bukan Yuta namanya kalo kaga sange -_-, itu Winwin lagi hamil pekok.
"Yak hentai, gamauu jauh-jauh sanaaa" Winwin mendorong badannya Yuta.
"Satu ronde aja, janji ni" tanpa menunggu jawaban dari Winwin, Yuta langsung gas aja tuh anuin Winwin.
Lagian Dokternya juga bilang boleh-boleh aja, yang penting jangan sering-sering apa lagi lama-lama.
Sans, kamarnya kedap suara, jadinya ngga bakal kedengaran.
-
-Paginya yang pertama bangun seperti biasa Winwin, setelah ia selesai mandi, ia pergi ke dapur untuk buat sarapan.
Ia menghela nafasnya, sekarang adalah hari terakhirnya untuk memutuskan semuanya.
Winwin terisak pelan, dia bener-bener ngga pengen pisah sama Yuta, dan juga ngga mau kehilangan bayinya.
Bayinya ngga salah, kenapa harus di gugurin?
"Dedek, jangan takut ya, mama ngga akan gugurin kamu kok" Winwin mengusap perutnya.