10. Rain Girlnya Sagara

35.2K 3K 111
                                    

"Maaf, jika kau merasa rasa peduliku mengganggumu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf, jika kau merasa rasa peduliku mengganggumu. Mungkin, besok rasa peduli itu sudah hilang."
-Rewrite My Heart-


"Oke, iya-iya. Bawel banget, sih!"

"Kerjain aja apa yang gue bilang. Semua yang gue bilang juga supaya lo baik-baik aja nanti. Jangan ngeyel." Sagara menatap si queen of es dawet itu. Ah, sekarang dia seperti seorang ayah yang memperhatikan begitu banyak pada anaknya yang ingin pergi camping.

Kiana kesal, ia mengikuti apa yang dikatakan Sagara dengan bibir yang dimonyong-monyongkan. "Kerjein eje epe yeng gewe beleng. Semewe yeng gewe beleng sepeye le beyek-beyek eje. Nyenyenye~"

Sekarang sekolah SMA Tunas Bangsa libur yang dikarenakan perkemahan atau yang sering dikatakan PGA oleh SMA Tunas Bangsa, akan diadakan sebentar lagi.

Tidak seperti biasanya. PGA untuk tahun ini diadakan sangat meriah mengingat beberapa orang dari dinas pendidikan akan datang dan ikut berpartisipasi dalam acara yang diadakan 1 tahun dua kali itu.

Sudah beberapa jam sepasang sahabat itu bertatap muka lewat layar ponsel. Memang, mereka hanya sesekali bertelepon biasa.

Jika ingin menghubungi satu sama lain, maka sepasang sahabat dari umur tiga tahun itu lebih sering menggunakan fitur video call. Entahlah, mereka berkata tidak puas jika hanya mengetahui kabar salah satu dari mereka dari suara saja.

Dasar sepasang sahabat gila!

"Saga, di puncak nanti ada es dawet, gak, ya?" Kiana mengetuk-ngetuk dagunya, tanda berpikir.

Sagara mendelik ke arah sahabatnya itu. "Ana, gue bawa, deh, gerobak es dawet sama Mang Topan-nya sekalian. Gila lu, ya?"

Cewek yang memakai baju coklat itu melebarkan matanya terkejut. "Janji ya lo!!!" Ah, senangnya. Pasti nanti dia di sana tak akan bosan karena ada es dawet di sisinya.

"Bego. Ya, kali, gue bawa gerobak es dawet ke puncak. Ya Tuhan, sahabat gue," ujar Sagara tak mengerti jalan pikiran cewek di layar ponselnya itu.

"Tap─"

Hitam.

Tiba-tiba layar ponsel Kiana menggelap. Bukan. Bukan karena habis baterai. Entahlah, sepertinya, ponselnya ini minta diganti. Ah, tak apa. Ponsel berwarna rose gold ini bisa menjadi hak milik Cipo nanti.

"Saga? Sagara?" Kiana jadi kesal sendiri dibuatnya. Ah, padahal dia dan Sagara tengah membincangkan hal serius pasal es dawet tadi.

Kiana merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar bosan. Ah, padahal tadi pagi Sagara berjanji untuk pergi ke swalayan membeli snack besok.

"Meow meow meow..."

Tidak, itu bukan ngeongnya kucing Kiana. Tapi itu suara Kiana sendiri. Suka hati cewek ini lah mau buat apa.

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang