яєωяιтє му нєαят
"Aaaah gak mau!!"
"Loh, kan kamu yang bilang bentar lagi mau ujian. Papa udah telfon dokter yang kamu mau, yang ganteng favorit kamu itu, gak papa kok katanya. Mama juga sebelumnya udah bilang itu it's okay kan," bujuk Mama Kiana sambil membuka alat make up bermerek Chanel di meja rias. "Kamu kan kalau udah dibilang 'gapapa kok itu' sama dokter Zay biasanya langsung semangat. Sekarang kok engga?"
"AaaaaaAAAAA! Enggak mau, ngga mau sekolahhhh...." Kiana malah nangis.
Cewek yang satu ini lagi red day. Perutnya sakit kayak diperas. Moodnya terus berantakan, dan dia jadi manja plus aneh, makin bego juga.
Kiana tidak mau ketemu orang, tapi dia pun gak pengen sendiri. Kayak... duh, cewek ini juga gak tau dia maunya apa. Apalagi kalau datang nanti ke sekolah, Kiana bakal menganggap semua orang, guru, tukang sapu dan pembersih kebun, satpam, bahkan kucing yang lewat-lewat di lapangan sekolah itu menyebalkan, jelek, sok asik, dan memusuhinya.
Mama Kiana geleng-geleng sambil merapikan tasnya yang berisi surat-surat dan stethoscope. "Kalo berangkatnya sama Saga mau, kan?"
"Aaaaa gak mauu!! Apalagi sama dia gak mauuu! Sama Pak Dima aja!"
Pagi sekarang ini Kiana sedang di kamar mama dan papanya. Di tempat tidur bergulat ke sana kemari memberantaki sprei dan bantal lembut isi bulu angsa. Mamanya sudah siap-siap, dan Kiana yang masih pakai baju tidur sambil guling-guling.
"Jadi gimana? Mau ga sekolah, udah mau jam tujuh kamu belum siap-siap apa pun, lho?"
"Iya oke yaudah sekolah aja kalau gitu. Nanti kalau perut sakit, telepon Pak Dima mau pulang aja! Liat aja!" ucap Kiana dan bangkit berdiri dari golek-golekkan, menuju kamar mandinya sendiri untuk bersiap-siap ke tempat--sekolah--yang tak pernah ia sukai.
Kiana masuk kamar mandi, menghilang dari pandangan mamanya.
"Cuaca ga stabil, papa ga bisa terbang ke LA, serem."
Mama Kiana curhat ke salah satu pekerja rumah yang sedang memasukkan barang-barang belanjaan semalam ke lemari.
"Lah kokk-- handuk mana, Mbakkkk??" Teriakan Kiana dari dalam toilet kamar pribadinya membuat orang seisi rumah geleng-geleng.
"Iya nanti saya bawa, kokk, kamu mandi dulu dong, Kiaa," ucap salah satu mbak pekerja.
"KOK ADA SEMUT, SIH???!!"
Mama Kiana jadi capek sendiri. "Emang semutnya ada berapa, sih, Kiaaa??"
"ADA SATU, MA."
"Duhhh, mama berangkat aja deh ya, see yaa. Kamu kalo ada apa-apa telepon papa atau supir atau bareng Saga aja yaa. Love you."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Fiksi RemajaSUDAH TERBIT DAN DAPAT DITEMUKAN DI TOKO BUKU! @id.akad @id.skuad @esterspy Ikut denganku membuka lembaran cerita ini, dan kita akan bersama pada dimensi berbeda. Karena apa pun yang terjadi, Kiana tetap menunggu, dan Sagara tetap datang. Entah sam...