"Gue ... tadi pagi ditembak sama anak kelas XII MIPA 2."
"Hah? Siapa? Siapa?" histeris Sagara. Cowok itu bangkit duduk, menatap Kiana dengan tatapan intimidasi.
Kiana memukul keras pundak cowok itu. "Hiperbola banget sih!"
"Nanlo masih ingat 'kan, syarat-syarat pacaran yang udah kita berdua tanda-tangani waktu SMP? Awas aja lupa. Gue masukin lo ke santan es dawet!"
Cewek yang sedang memakai baju Louis Vuitton itu mendelik ke arah Sagara. Mana mungkin Kiana lupa tentang perjanjian aneh yang mereka buat dulu, walau yang aneh itu sampai sekarang tetap dijalankan sih.
Entah kenapa memori otak Kiana ini selalu menyimpan dengan baik kenangan mereka berdua. Sedangkan jika tentang pelajaran, dia pasti akan nge-blank, tak ingat apa-apa, mendadak amnesia!
"Pokoknya ya, Na. Lo itu masih kecil, gak boleh pacar-pacaran gak jelas," jelas Sagara tak terbantah. "Siapa lagi sih yang cowok yang bisa tahan nganter-nganter lo sampe jam 10 hanya untuk beli es dawet?!"
"Heh, mirror ya anda!" Yang benar saja! Sagara mempunyai beberapa cinta monkey saat SMP. Sebenarnya Sagara itu cuma penasaran sih gimana rasanya, karena semua teman-teman SMP mereka udah pacaran dulu. Jadi Sagara terdistraksi, walau pada saat itu, tiap waktu Kiana datang padanya untuk minta dibelikan es dawet, padahal Sagara lagi sibuk.
"Gue yakin, nih, pasti dia nembaknya pake cara kampungan! Bilang 'Kiana, i love you', terus kasih coklat kayak SMP kemarin," ejek Sagara. Ah, entah kenapa dirinya tak terima jika sahabatnya ini didekati orang lain.
Kiana mengatupkan mulutnya, lalu memegang kedua pundak Sagara dengan histeris, "Astaga bener, Saga, bener!"
Sagara menatap netra Kiana yang berdiri di depannya. "Lo cewe dan tau kebiasaan cewe, gue cowo dan tau kebiasaan cowo. Lo kan juga ga kesepian? Jangan ya, Na?"
Kiana yang mendengar hal itu jadi tersenyum, ia mencubit pipi Sagara. "Uh, kok jadi sweet sih...."
Karena pembicaraan ini, Sagara jadi mengingat ketika mereka dulu masih duduk di bangku kelas 2 SMP.
"Saga, i dapat ini dari kakak itu." Kiana dengan seragam putih-birunya menunjuk ke arah cowok tinggi dengan seragam yang sama. Oh, ketua OSIS.
Sagara tengah mendribble bola basket. Dia mendengar teriak cempreng dari Kiana yang sekarang datang berlari ke hadapannya. Namun, ada yang mengalihkan fokus Sagara. Matanya langsung tertuju pada sebuah silver queen coklat di tangan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Fiksi RemajaSUDAH TERBIT DAN DAPAT DITEMUKAN DI TOKO BUKU! @id.akad @id.skuad @esterspy Ikut denganku membuka lembaran cerita ini, dan kita akan bersama pada dimensi berbeda. Karena apa pun yang terjadi, Kiana tetap menunggu, dan Sagara tetap datang. Entah sam...