35. Kangen

299 43 213
                                    

Setelah reuni keluarga yang mengharukan itu berakhir Angkasa dan Java diizinkan masuk ke kelas masing-masing. Angkasa mengantar Mbok Atun pulang kerumah dan berjanji kembali lagi kesekolah. sementara Java hanya meengantar Bunda hanya sampai parkiran karena Bunda bisa menyetir mobil sendiri.

Di ruang BK hanya terjadi reuni keluarga sementara kasus perkelahian mereka hanya berhenti sampai di situ karena Java dan Angkasa sudah maaf-maafan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Perlahan Angkasa sudah bisa menerima kenyataan dan termasuk Java yang tidak akan sembarangan jalan dengan pacar orang.
Java merasa sangat senang karena memiliki ibu yang penyayang. Ibunya ternyata pernah ikut merawat dan mengasuh Angkasa ketika Angkasa masih kecil. Sangat jarang sekali ditemukan Ibu tiri seperti Bunda Java yang mau mengasuh dan menyayangi anak suaminya dari wanita lain.

"Java, lain kali kamu jangan ulangi lagi. Kamu enggak boleh berkelahi sama kakak sendiri gara-gara cewek," gerutu Bunda setelah baru saja keluar dari ruang BK.

"Iya Bun," jawab Java.

"Kamu ya, sejak awal udah Bunda peringatin kalau kamu itu sukanya sama Maya, bukan Aisyah. Nekat juga gak akui perasaan akhirnya berkelahi sama kakak sendiri!" omel Bunda.

"Iya Bun, janji Java gak akan ulangi lagi," kata Java.

"Pokoknya kamu ngalah sama Angkasa, kalau kamu memang suka sama Aisyah kamu yang ngalah! jangan rebut kebahagiaannya, kasian!" kata Bunda.

"Enggak Bun, Java udah sadar kalau Java itu cuma sekedar kagum aja sama Aisyah," Java membela diri.

"Loh kemaren katanya suka, kok udah berubah pikiran?" protes Bunda.

"Mmmm Java mulai ngerti perasaan Java kalau Java suka sama Ma.." kata Java yangtiba-tiba terinterupsi karena kehadiran Maya.

"Tante," sapa Maya yang tiba-tiba datang entah dari mana,

"Maya.... sayang..." kata Bunda.

Begitu Maya datang maya langsung mencium punggung tangan Bunda dan langsung saling kecup pipi kiri dan kanan. Bunda dan Maya seperti sudah lama tak bertemu.

"Kamu gimana kabarnya?" tanya Bunda.

"Baik Tante," jawab Maya tersenyum sangat manis, beberapa hari ini gadis itu terlihat manis karena tidak memakai make up tebal seperti biasanya.

Senyuman manis Maya membuat Java yang berdiri di sebelah Bunda menjadi salah tingkah. Java senang akhirnya bertemu dengan cewek yang telah berhari-hari menghindari dirinya.

"Kamu kok kayaknya tambah cantik aja sih?" kata Bunda sambil mencubit lembut pipi Maya yang ada di hadapannya.

Maya kembali tersipu malu-malu karena Bunda Java memujinya. Maya tertunduk dan dadanya berdebar-debar karena Java ada di hadapannya, andai saja Java yang mengatakan demikian pasti dia akan pingsan seketika.

Java sendiri juga salah tingkah dia mencoba mencuri-curi pandang pada Maya di balik kacamatanya itu. Java merasa kalau Maya masih marah padanya, karena sejak Bunda bertemu Maya sama sekali Maya tidak memberi salam atau sekedar menyapa. Jangankan memberi salam, Melihatnya saja tidak. Maya seolah menganggap Java tidak ada sama sekali.

"EHEHHEEEMMM...... benar," kata Java pura-pura batuk dan melambatkan kata-kata 'benar' agar tidak disadari Bunda ataupun Maya.

"Kok, kamu enggak main ke rumah lagi sih sayang?" tanya Bunda.

"Maaf tante, belum sempat. Soalnya ada kesibukan ektrakurikuler dan mau ujian semester," jawab Maya.

"Memanggnnya kamu enggak les matematika lagi sama Java?" tanya Bunda dengan nada ingin tahu.

When Maya Meet JavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang