Happy

33 1 0
                                    

"Aku melihat sesuatu berbeda dari dirimu." Aku melihat Justin datang ke studio dengan tampilan yang berbeda. "Did you dye your hair into blonde?" Aku langsung berdiri dan menyentuh rambutnya yang sudah berubah warna menjadi pirang.

(Referensi rambut nya kaya gini)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Referensi rambut nya kaya gini)

"Bagaimana? Apa aku terlihat jelek?" Tanya nya ragu. Dia terlihat takut akan apa yang aku jawab nanti. Namun aku tersenyum.

"Tidak, kau terlihat sangat tampan. It suits you." Aku mencium pipi nya dan mengajaknya duduk di sofa. "Bukannya kau akan ke studionya Khaled?"

"Ya, aku akan kesana sekarang. Dan aku mau mengajakmu, bagaimana?" Tanya Justin mengajakku. Aku melirik sedikit ke Julia dan Tranter yang sedang menulis lagu untuk Justin dan Tucker alias Bloodpop nantinya. "Can i kidnap this girl for today? I'll catch up with the lyrics after this upcoming song." Justin memohon kepada mereka dan mereka mengangguk.

Aku dan Justin langsung keluar studio dan pergi menuju studio nya Khaled.

-

"Akhirnya dia datang juga." DJ Khaled menyambut Justin dan aku yang baru sampai ke studio. Justin memeluk satu persatu kolega yang ada. Mulai dari Khaled sendiri, lalu Quavo, Lil Wayne, Chance the Rapper, Poo Bear, Nic Nac dan beberapa orang lagi yang tidak kukenal. Aku hanya melambaikan tangan dengan sopan dan tersenyum.

"I don't have to introduce her to you guys, alright?" Justin berbicara sembari merangkul pundakku. Semua terkekeh mendengar Justin dan aku tidak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum. "Let's do this." Justin masuk ke ruang rekaman untuk merekam bagian nya. Musik pun diputar oleh Nic Nac. Lagu ini benar-benar terdengar sangat catchy. Justin mulai menyanyikan lirik lagu yang berjudul I'm The One.

"Yeah, you're lookin' at the truth, the money never lie no, I'm the one, yeah, I'm the one," Justin terhenti sejenak. "Sekali lagi, ulang di bagian I'm The One."

Lagu pun diulang dan Justin memulai ulang rekamannya. Aku duduk di sofa sembari memegang kertas berisikan lirik lagu tersebut. Aku memperhatikan dia sambil tersenyum.

Tanpa sadar Chancelor alias Chance the Rapper datang menghampiriku.

"Lemme see the diamond, girl." Dia meminta ku untuk menujukkan cincin pemberian Justin. Aku menunjukan padanya. "Nice. Dia benar-benar punya selera yang bagus."

"Thanks." Jawabku singkat. Sejujurnya aku tidak tahu respons apa yang harus kuberikan kepada Chance.

"You know, dia sangat tergila-gila padamu. We used to work together in the past, like i knew him but not that well. Dia berbeda saat dengan mantannya terdahulu. Saat kami bekerja sama di lagu Confident, aku melihat percikan di antara mereka, but no offense dia tidak terlihat bahagia." Chance melirik Justin yang masih rekaman. "Saat dia denganmu, dia terlihat lebih ceria. He talked a lot about you. His feeling is genuine when he with you."

No More Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang