Spending the Awkward Time

9 1 2
                                    

Setelah tour Mexico yang berakhir tanggal 21 februari, Justin akan melanjutkan tour nya ke Australia tanggal 6 Maret.

Aku benar-benar lelah setelah seminggu lebih aku menemani Justin. Aku dan Justin berpisah di bandara. Aku menuju Los Angeles sedangkan Justin terbang ke Canada untuk menemui keluarga dari ibu nya.

Setelah sampai di Los Angeles, aku bergegas untuk pulang ke apartemenku karena tubuhku butuh bertemu dengan kasur karena mereka sudah rindu. Namun saat aku baru masuk ke dalam taksi, Julia meneleponku.

"Hi Juls," sapaku dengan nada yang bersemangat. Aku tidak ingin dia tahu kalau aku benar-benar lelah.

"Hai Bieber! Bagaimana kabarmu? Apa kau menikmati hidupmu di tur Justin?" Julia terdengar mengejek namun aku tidak kesal.

Aku sedikit terkekeh. "I would rather spend my life at the studio." Julia tertawa mendengar sarkas ku. "No I'm kidding. I love being at the tour with Justin... tunggu, ada apa kau meneleponku tepat saat aku baru pulang dari Meksiko?"

"Oh ya...," Julia seakan lupa akan hal yang ingin dia sampaikan padaku. "Aku butuh bantuanmu untuk menulis sebuah lagu. Temanku sudah ada disini dan kau harus datang sekarang.

Aku menghela nafas. Baru saja aku sampai ke LA dan ingin beristirahat seharian penuh. Namun permintaan Julia tidak bisa kutolak begitu saja. "Baiklah. Beri aku waktu 2 jam, oke?"

Julia mengiyakan dan panggilan pun berakhir. Aku langsung bilang ke supir taksi untuk bergegas menuju apartemenku.

-

Aku harus terburu-buru kalau tidak aku bisa telat. Setelah sampai di apartemen satu jam setelah aku pergi dari bandara. aku langsung mandi dan bersiap kembali untuk ke studio karena waktu dari tempatku menuju studio kurang lebih satu jam. Aku hanya memakai baju yang ada di lemari padahal aku ingin sekali memakai baju yang ada di koper. Namun apa boleh buat. Setelah aku benar-benar siap aku langsung memesan taksi dan bergegas menuju studio.

Selang waktu sejam, aku akhir nya sampai di depan studio.

Lalu aku membuka pintu studio dan melihat Calum sedang duduk bersama Julia, Tranter dan Mike.

"Saara?!" panggilnya terkejut. Aku pun tak kalah terkejut. Apa yang sedang dia lakukan disini?

"Julia...?" Tanyaku pelan. Aku benar-benar bingung saat ini. Apakah Calum datang untuk meminta jawaban tentang bekerja sama untuk album barunya nanti? Kalau memang itu tujuannya kenapa harus disini? Kenapa dia tidak langsung menghubungi ku? Aku memang belum menjawab tawarannya karena aku masih bingung. Aku benar ingin sekali bekerja dengan mereka, tapi aku tidak ingin Justin cemburu nanti nya.

Julia menyengir. "Hehehe, jadi Saara inilah temanku yang ingin meminta bantuan padaku. Cal, this is Saara, the person i asked to help us."

Aku merasa bingung dengan Julia, ada apa dengannya? Kami kan saling mengenal satu sama lain.

Aku dan Calum sama-sama tersenyum dalam kebingungan.

"We're going to wait for Nolan and Ashton first," kata Tranter. Kami semua mengangguk secara bersamaan. Aku lalu duduk disebelah Calum karena hanya disitu tersisa tempat yang kosong.  (Sir Nolan itu produser nya, dan Ashton itu drummer 5sos.)

"Hi." Calum menyapaku saat aku baru duduk disebelahnya. Tak lupa dia menyinggungkan senyumannya yang manis.

Aku membalas senyumnya. "Hai...," kataku. Entah aku jadi tidak bisa banyak berkata-kata padanya semenjak dia datang ke lobi apartemenku waktu itu. Aku sudah lama tidak berhubungan dengan Calum. Aku terlalu egois waktu itu menjauhinya seenak jidatku. Padahal, dia yang selalu ada untukku, dulu. "Bagaimana kabarmu?" Tanyaku basa-basi.

"Aku baik-baik saja. Seperti yang kau lihat sekarang."

"Aku tahu sudah lama sekali kita tidak berbicara seperti ini, dan aku ingin meminta maaf atas semua yang pernah terjadi di antara kita dulu. Aku terlalu jahat padamu, Cal. Aku sangat minta maaf padamu." Aku menunduk tanpa menatap wajah Calum. Aku terlalu malu untuk mengakui itu semua.

"Hey look at me," kata Calum. Lalu aku menatap wajahnya yang tersenyum. "Kau tidak perlu meminta maaf. Semua yang berlalu biarlah berlalu. Aku sudah memaafkanmu sejak dahulu."

Aku mengangguk sambil tersenyum. Ternyata Calum sebaik itu memaafkan ku yang dulu sering ketus padanya. Semenjak aku dekat dengan Justin, aku melupakan Calum begitu saja.

Calum mulai memetik gitar dan memaikan nada asal. "Apa kau bisa memainkan gitar?" Tanya nya. Aku hanya menggelengkan kepalaku. "Seriously? Justin Bieber never teach you? After all this time?" Aku tetap menggelengkan kepalaku tanpa menjawab pertanyaannya. Aku jadi terpikir kenapa aku tidak meminta Justin untuk mengajarkanku gitar? Padahal aku sering sekali bertemu dia di studio. Aneh.

Calum langsung berdiri dan mengambir gitar satu lagi. "Ayo, hari ini aku akan mengajarimu." Aku mengambil gitar dari tangan Calum dan menaruhnya di paha ku. Posisi ku sudah siap untuk memetik senar gitar.

"Jadi ini adalah kunci C," Calum mulai mencontohkan dimana jari kita diletakkan di senar gitar. Aku menaruh jariku persis seperti yang Cal contohkan.

"Lalu ini kunci D," lanjut nya. "Ini kunci E."

Aku masih sedikit bingung karena Cal mencontohkannya terlalu cepat alhasik aku salah menaruh jariku saat akan mencoba kunci E. "Is this E chord?"

"Nope." Lalu jemari Calum menyentuh lembut jariku. Kurasakan ketegangan pada tubuhku ini. Entah kenapa aku merasa senang sekali dibuatnya. Kulihay Calum juga salah tingkah saat kami saling beradu tatap. Namun dia tetap mengarahkan jariku agar aku benar menaruh tanganku di kunci E.

"Hey guys!" Teriakan Ashton mengejutkanku dan Calum yang sedang berada di dunia kami.

"Ah finally Ash is here!" Kata Julia memanjatkan syukur.

Calum langsung berdiri dan memeluk Ash dan Nolan yang ada di belakang Ash. Lalu Ash memeluk satu persatu orang yang ada di dalam studio. Sampai dia melihatku, dia begitu terkejut. "Saara Palvin, hey princess."

Ash langsung memelukku erat sekali. "Congrats on your engagement with Bieber," katanya sambil berbisik di telingaku. "Calum was devastated when he knew about it." Lalu dia melepaskan pelukannya dan aku hanya bisa terdiam mendengar bisikannya tadi.

Melihatku yang terdiam seperti batu, Calum langsung menghampiriku. "Hey, kau baik-baik saja?" Aku mengangguk namun aku masih mematung. Sejahat itukah aku sampai membuat hati Calum hancur? Aku terlalu terobsesi dengan Justin sampai-sampai tidak tahu dengan sekitarku.

"Saara, Calum c'mon, they're already here." Julia mengisyaratkan kami berdua untuk segera duduk bersama mereka. Aku dan Cal langsung ikut bergabung dengan mereka.

-

Ya Allah  bener-bener deh ini 5 bulan mengabaikan cerita ini... jujur bingung bgt untuk part ini ceritanya gmn... mudah2an masih ada yg mau baca yahh!!

No More Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang