PART SATU

12 6 1
                                    

Seorang pria sedang membaca koran paginya. Matanya fokus akan berita yang sedang ia baca, berita yang mengabarkan tentang pembunuhan misterius wanita berambut panjang yang terjadi di London, Inggris.

Setelah selesai membaca berita tersebut, handphone-nya berdering menandakan ada panggilan masuk. Panggilan dari atasannya di kantor.

Drttttt...

"Ke kantor sekarang! Ada misi baru yang perlu dipecahkan," perintah seseorang diseberang telpon.

"Baik," jawabnya seraya mematikan panggilan.

Dia adalah Nathanael, yang biasa dipanggil Nathan, salah satu detektif terbaik di London.

Dengan segera melangkah mengambil mantelnya dan langsung pergi mengendarai mobilnya meninggalkan rumah menuju kantor tempatnya bekerja. Sesampainya di kantornya yaitu 'ASSASSIN HUNTER', Nathan langsung masuk ke ruangan kaptennya. Di sana dia bertemu dengan Crisyntia—sahabatnya.  Matanya langsung fokus kepada Crisy.

"Crisy? Kenapa kau ada di sini?" tanya Nathan. Ia menjawabnya dengan senyuman yang Crisy tunjukkan.

"Duduk dulu, Nathan!" perintah Alex—atasan Nathan dikantor yang sudah seperti saudara bagi Nathan karena Nathan merupakan anak tunggal di keluarganya.

"Dia adalah Crisyntia, atasan tempat korban bekerja. Disini dia akan sangat membantu untuk memberikan kesaksian dan informasi tentang korban. Saya memberi kau misi untuk memecahkan kasus kematian misterius seorang wanita, yang tak lain adalah karyawannya Crisy ini. Saya sudah menyiapkan berkas-berkas tentang korban juga data-datanya untuk kau selidiki dan jika ingin tahu lebih jauh tentang korban bisa bertanya pada Crisy, karena sementara hanya dia yang bersedia untuk memberikan kesaksian, Ibu korban masih belum bisa kami interogasi karena masih berduka tentang kematian korban. Kau bisa ke rumah korban setelahnya," jelas Alex panjang lebar.

"Ini berkas-berkas tentang korban," ucap Alex seraya memberikan berkasnya.

"Baik. Saya akan berusaha memecahkan kasusnya sampai tuntas," janji Nathan. Diam-diam membuat seseorang tersenyum culas.

——

"Bagaimana kabarmu? Baik-baik aja, kan? Beberapa hari kemarin kita nggak bisa ketemuan karena kesibukan masing-masing," ucap Nathan kepada Crisy. Mereka sekarang berada di ruang kerja Nathan yang ada di 'ASSASSIN HUNTER'—sebuah organisasi detektif swasta yang sangat terkenal di London. Mereka selalu memecahkan kasus dari yang mudah sampai yang sulit sekalipun dengan waktu yang cepat setelah mereka menerima kasus.

"Ya ... baik-baik aja sih, tapi sempat shock karena karyawanku ada yang meninggal. Kaget sih tepatnya karena kemarin itu aku sempat ketemu dia di kantor, tapi hari ini dia sudah nggak ada," jawab Crisy.

"Oh, iya, kau ada bawa berkas biodata pegawai? Boleh kubaca?" tanya Nathan.

"Boleh, tapi sejak kapan Tantan minta izin kalau sama aku?" ucap Crisy seraya tersenyum. Yang dibalas Nathan dengan mengacak-acak rambut Crisy.

"Nama korbannya Valerie Olivia, kau dekat  dengannya?" tanya Nathan.

"Nggak deket banget sih, cuma sering papasan sama nyapa dijalan aja, selain itu paling bicara urusan kantor. Memangnya kenapa?" ucap Crisy.

"Nggak papa, tapi dia—korban—ini dilihat seperti orang pendiam dan nggak punya temen," jelas Nathan.

"Dia memang kayak gitu, aku sering perhatiin dia jarang bicara sama karyawan lain, kalau bicara pun paling hanya nyapa," ucap Crisy.

"Hmm ... susah cari bukti atau saksi kalau orangnya tertutup sama orang-orang luar," ucap Nathan.

"Valerie itu jadi objek pembicaraan kantor semenjak masuknya dia ke perusahaanku. Mereka bilang Valerie itu cantik, tapi sayangnya dia pendiam, dan susah dideketin. Banyak pria di kantorku yang coba taklukin dia dan dia nggak pernah sekalipun nanggepin mereka," ucap Crisy.

"Kau sangat memerhatikan dia? Atau perasaanku saja?" tanya Nathan.

"Oh, nggak kok, apaan sih. Kan aku bos-nya, wajarlah memerhatikan karyawannya sendiri," jawab Crisy.

“Yasudah, kau duduk disini aja dulu, aku mau keluar sebentar ambil kopi," ucap Nathan sambil berjalan menuju pintu.

"Nathan, password-nya apa?" tanya Crisy seraya memegang handphone-nya Nathan.

"Kau lebih tahu dari aku," jawab Nathan seraya tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya keluar ruangan.

"Huhh ... kebiasaan. Waktu itu aku kan cuma iseng ngubah password HP-nya," gumam Crisy seraya tersenyum.

Crisy megotak-atik handphone-nya Nathan, tepatnya galeri foto. Dia banyak menemukan foto dirinya sendiri. Ada fotonya yang sedang tertawa, tersenyum, bahkan yang tertidur pun ada. Yaa ... sedekat itu hubungan mereka.

"Lagi ngapain?" tanya Nathan yang tiba-tiba saja sudah ada di hadapan Crisy.

"Aishh .... Ngagetin aja! Ini nih kenapa fotoku yang ketiduran juga ada!" ucap Crisy.

"Memangnya kenapa? Disana kau tetap cantik kok," ucap Nathan.

"Thanks," balas Crisy dengan senyuman manis.

"Ohh, iya, kapan kau akan ke TKP?" tanya Crisy.

"Kayaknya besok. Memangnya kenapa?" ucap Nathan.

"Boleh aku ikut? Valerie ‘kan karyawanku, jadi aku juga mau tau kenapa dia bisa tiba-tiba meninggal. Aku kasihan sama dia. Ya, ya?" mohon Crisy penuh harap.

"Huhh ... yasudah, tapi disana nggak boleh ribut," jawab Nathan. Yang dijawab anggukan kepala oleh Crisy.

———

TKP= tempat kejadian perkara.

———

Halo semuanya!

Gimana part 1 nya?

Masih mau lanjut nggak?

Ini part pertamanya dan aku kebagian nulis part ini. Ohh, iya Namaku Ellya, panggil aja El. Jangan lupa kunjungi akun ku EllyaAgtna untuk info lebih lanjut. Dan kedua temen kolaborasi ku Cr-Azy & ilymeli

Jangan lupa vote, comment, dan masukin ke perpustakaan pribadi kalian yaa.

Share juga ketemen-temen kalian, biar cerita ini makin rame. Dan kami makin semangat buat lanjutin ceritanya.

I hope you enjoy this part, guys!

Hati-hati juga buat TYPO nya ya!

The GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang