PART TUJUH

4 2 0
                                    

Nathan berjalan santai menuju ruangannya, dan sesekali mengangguk menanggapi sapaan teman kantornya. Bebannya sedikit berkurang setelah dia hampir menyelesaikan kasusnya. Hanya tinggal mengurus berkas-berkas dan kasusnya akan selesai. Dia merasa lega, walau hatinya merasakan sedikit kejanggalan. Seperti ada yang dilewatkannya. Tapi, dia berusaha menepisnya. Mungkin ini hanya perasaanku, pikirnya.

Dan firasatnya, seakan menjadi nyata kala dia mendapati handphone-nya berdering menandakan adanya pesan masuk. Dan pesan itu berasal dari nomor asing. Yang membuatnya berpikir kasus ini tidak semudah yang diperkiraannya selama ini.

UNKNOW NUMBER

- 'Kau terkecoh, kau melupakan pesan itu. Selamat bersenang-senang untukku ...'

Nathan berlari masuk keruangannya dan langsung menggunakan komputernya untuk melacak nomor asing itu. Ia beruasaha melacaknya dan mencari siapa pemiliknya. Tapi, dia tidak bisa melacak nomor itu. Seakan nomor asing itu memiliki keamanan yang kuat. Dia tidak bisa menemukan siapa pemilik nomor asing itu. Sepertinya pelaku tahu apa yang akan Nathan lakukan setelah mendapati pesan masuk di handphone-nya. Jadi, pelaku tahu apa yang harus dilakukannya.

Nathan kembali memeriksa barang bukti serta berkas-berkas yang berkaitan dengan kasusnya. Berusaha mencocokkan barang bukti dan memeriksanya satu persatu. Dia mengambil kertas di laci nya. Tapi, pandangannya malah tertuju pada sebuah foto lama ibunya. Disana ibunya sedang tersenyum senang dengan rambut hitam panjang ibunya yang tergerai cantik. Dia teringat kenangan bersama ibunya dulu.

Nathan kecil berusaha mencari ibunya di seluruh ruangan yang ada dirumahnya. Dia mencari ibunya. Dan dia menemukan ibunya sedang duduk di taman belakang rumah. Rambut ibunya tergerai indah, membuat Nathan kecil takjub. Ditambah dengan angin yang membuat rambutnya beterbangan. Dia memanggil ibunya dari belakang dan saat ibunya menoleh seraya tersenyum kepadanya. Dia langsung memotret ibunya dengan kamera yang ada digengamannya. Dia tersenyum puas setelah melihat hasilnya. Dia menunjukkan foto itu kepada ibunya.

"Ibu cantik, dan rambut ibu sangat indah. Aku ingin memilikinya. Tapi, aku laki-laki.." ucap Nathan seraya cemberut.

"Tapi, Nathan itu lebih ganteng pakai rambut pendek. Nathan jadi kelihatan tambah keren," ucap ibunya Nathan.

"Yaudah .... Kalau aku nggak bagus pakai rambut panjang. Nanti, Nathan bakal cari perempuan yang mirip ibu saja, punya rambut hitam yang panjang," ucap Nathan seraya menunjukkan senyuman manisnya kepada ibunya.

"Baru kecil. Kok sudah mikir seperti itu sih," ucap ibunya Nathan.

"Ibu saja tuh yang kayak gitu," jawab Nathan seraya tertawa.

"Loh .... Sini! Harus diberi hukuman nih Nathannya!" omel ibunya Nathan seraya menggelitiki perut Nathan yang memunculkan tawa keduanya.

---

Haloooo~~~

Kembali lagi sama El!

Gimana part 7 nya nih?

Jangan lupa vote dan comment!

Awas typo!!!

The GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang