4. JAGA UCAPAN

1.7K 177 43
                                    

Haiii ....

Jangan lupa vote+koment, okey?

Kalo ada typo kasih tau jugaaaaa ...!

Happy reading ....



━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
4. JAGA UCAPAN

"Lidah tak bertulang, hingga leluasa menyakiti tanpa rasa."

_ Prisillia Gilbert
.
.
.

"LO itu kenapa 'sih, selalu muncul di detik-detik gue mau kabur? Jangan-jangan lo cenayang 'yah, atau bersekongkol dengan makhluk gaib?" tuding Sisil. Sedari tadi ia tak berhenti berbicara, mulai dari gerbang utama sampai koridor menuju kelas terus saja ia menuding Tiger dengan hal-hal yang terlintas sekilas di otaknya.

Tiger mengukir senyum kecil, kedua tangannya tenggelam pada saku jaket Demonic. Sisil melirik Tiger dan mendelik galak melihat wajah cowok itu. "Malah senyum-senyum, lo kira gue bisa naksir kalo lo senyum gitu? Hell to the low, gue lebih milih kambing daripada lo. Seenggaknya kambing nggak suka ikut campur," cerocosnya.

"Lo tau gue dari mana? Lo 'kan, nggak ngawasin gue sedari tadi, malah sibuk sama teman-teman lo yang nggak jelas itu."

"Mereka jelas!" tegas Tiger.

"Sekalinya jelek-jelekin mereka lo nyaut omongan gue, sedari tadi lo anggap gue apa? Toa berjalan? Rese' lo tau nggak!"

"Nona bisa diam? Tenggorakannya nggak sakit?" ujar Tiger, santai. Tatapannya fokus ke depan mengabaikan mimik wajah Sisil yang semakin gondok.

"Nggak usah sok perhatian jadi orang, gue tau lo kayak gini supaya gue diam dan nggak nyusahin lo, kan? Kalo misalnya gue jatuh cinta sama lo, gue nggak perlu kabur-kaburan lagi dan nempel-nempel sama lo terus? Jadinya, lo makan gaji buta?"

"Saya ti ...."

"Gue ngerti jalan pikiran busuk lo itu. Dasar manusia nggak berguna, bisanya cuma nyusahin orang doang, kuker abis."

Ucapan Tiger terpotong dengan kejam. Dia menatap dalam-dalam wajah Sisil, cewek itu tidak pernah merasa bersalah atas semua ucapannya. Tiger selalu sabar dalam menanggapi, hingga Sisil bisa dengan mudah menginjak-injak harga dirinya. Tiger Arthayasa memang berasal dari kalangan bawah, tetapi tidak pantas untuk dijatuhkan oleh kalimat sampah yang baru saja Sisil ucapkan.

Tiger menarik tangan Sisil, membawa cewek itu ke lorong sepi yang hanya biasa dilewati oleh anak-anak Demonic untuk menuju kantin DM.

Sisil protes, lompat-lompat dan memukul-mukul tangan cowok itu dengan sekuat tenaga, ingin mengandalkan gigi untuk melepaskan diri namun baru saja menunduk kedua bahunya malah digenggam dan dihempaskan tiba-tiba hingga nyaris membentur dinding jika saja Tiger tak sigap menarik kembali.

Sisil menelan ludah was-was. Bergeser ke kiri ingin kabur tapi lengan kekar Tiger lebih dulu terangkat mengukung pergerakan. Berpindah ke kanan sama saja, dan percuma jika harus berteriak.

Kawasan ini dimiliki oleh anggota Demonic saja, warga sekolah biasa apalagi yang memiliki nyali ciut tidak akan berani melewati lorong ini hingga harus berpapasan dengan beberapa anak Demonic.

"Jangan takut, gue harus rileks. Tiger nggak mungkin nyakitin lo, tenang aja, kalo dia berani tinggal ngaduh sama papa. Angkat wajah lo Sisil balas tatapan dia!"

Menelan ludah gugup. Sisil memberanikan diri mengangkat wajah dan tersenyum mencemooh, netranya berkedip-kedip lugu berusaha terlihat berani saat iris hitam milik Tiger juga mengukung iris miliknya, membuatnya mematung dengan tatapan tak pernah lepas dari iris kelam itu.

TIGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang