1. TIGER ARTHAYASA

5.3K 397 53
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak, semangat author berasal dari temen-temen.

Kalau bisa vote dulu:-d

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
1. TIGER ARTHAYASA

"Jangan sesekali melampaui batas sebagai manusia yang hidup di lingkup yang terbatas."

_ Tiger Arthayasa

.
.
.

"INI perpus, bukan tempat untuk pacaran!" Tiger menegur keras dua remaja yang tengah kasmaran di perpustakaan. Membuat mereka terkejut dan langsung menjauhkan diri. Iris hitam Tiger menyorot tajam, menusuk telak membuat mereka gugup.

"Lo itu sebenernya kenapa, sih? Lo nggak tenang kalo nggak ngerocokin hidup gue, iya?!" Cewek yang tersudut di rak sastra menyentak Tiger, membalas tatapan cowok itu dengan amarah yang menggebu-gebu.

Prisillia Gilbert. Cewek keras kepala, kasar, temperamen, arogan, disegani hampir seluruh warga sekolah. Sisil memiliki rambut yang sangat cantik, lurus dan berwarna seperti kacang almond--- coklat gelap yang mengkilap. Serta iris layu berwarna coklat yang selalu dilapisi softlens.

Sisil termasuk orang yang kaya raya, dia anak dari Gilbert, pemilik perusahaan yang memproduksi senjata api di Amerika dan sudah diekspor ke berbagai negara.

Satu-satunya cewek yang tak gentar menghadapi Tiger. Ketua Geng turun temurun di sekolah ini.

DEMONIC.

Satu kata itu sudah mewakili semuanya siapa Tiger, bukan? Kenapa cowok yang ada dihadapannya pias setelah mendengar suara penuh intimidasi dari Tiger.

"Gue ... ke kelas dulu."

Cowok tersebut pamit. Tiger mengangguk dan menggertak lewat tatapan, Sisil yang melihat itu ingin mencekal tangan pacarnya namun percuma.

Dia lebih dulu kabur, lagi-lagi dan lagi semua orang perlahan menjauh darinya karena seorang Tiger! Orang yang bagai cenayang membututinya kemana-mana.

Dengan amarah yang menggebu-gebu. Prisillia maju selangkah, menunjuk wajah Tiger dengan bengis. Amarahnya selalu saja meledak-ledak karena ulah cowok sok perfeksionis yang berprofesi sebagai bodyguard-nya. Iya! BODYGUARD.

"Puas lo? Puas bikin hidup gue susah dan sengsara. Puas bikin semua orang ngejauhin gue karena takut sama lo? Hidup gue aman-aman aja tanpa lo cowok brengsek!" Sisil kalap. Emosinya meledak-ledak, jika saja cowok dia ingin menantang Tiger baku hantam di tengah lapangan.

"Hidup lo nggak tenang kalo nggak ngerocokin gue seharian, hah? Segitu susahnya lo lepasin gue barang sehari aja? Gue juga pengen bebas, gue nggak mau dikekang sama lo. Emangnya lo siapa gue, Bangsat?!"

"Bodyguard!"

Sisil semakin geram, dia ingin meruntuhkan perpustakaan ini hanya dengan teriakannya saja. Jawaban itu, jawaban legendaris dari Tiger yang paling dia benci. Sangat benci.

"Selalu-selalu-selalu aja itu jawaban lo! Gue MUAK!" Sisil berteriak lantang. Dia berlari keluar dengan bahu yang bergetar. Bukan menangis, tapi benar-benar emosi, dia butuh pelampiasan.

Tiger diam. Memandang punggung kecil itu dengan tenang. Tangannya keluar dari saku celana abu dengan menggenggam sebuah ponsel. Selanjutnya, jemarinya menari di atas sana untuk mengirimkan pesan pada salah satu inti Demonic yang selalu dia percaya.

TIGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang