16. LEMAH

936 123 27
                                    

Follow akun Author! Wajib!

Vote jangan lupa!

Komentar sebanyak mungkin.

Ramein lapak ini!







━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
16. LEMAH

"Cewek adalah definisi lemah yang pandai berpura-pura kuat."


_Tiger Arthayasa

.

.

.

"PRISILLIA kamu saya hukum lari keliling lapangan tiga kali!" titah Pak Andi tidak dapat diganggu gugat. Pria yang terkenal tegas itu berkacak pinggang dengan ranting kayu di tangan kanan. "Ayo! Tunggu apa lagi, lari ke lapangan dan laksanakan hukumanmu," tambahnya lagi dengan suara yang semakin tegas.

Sisil yang berdiri seraya menatap kuku-kukunya berdecak, ia melirik sinis ke arah  Pak Andi. "Entar, Pak. Sabar ... Saya masih capek," ujarnya.

Pak Andi menggeleng hingga lagi-lagi membuatnya berdecak. "Pak, sebenarnya Tiger juga ikutan terlambat."

Tiger yang masih berdiri di samping Pak Andi mengangkat satu sudut bibir membentuk senyuman miring. "Pak." Dia menoleh pada Pak Andi. "Sisil biar jadi tanggung jawab saya," ujarnya lagi.

Netra Sisil membola. "Tanggung jawab? Lo mau nikahin gue?" tanyanya tidak habis pikir. Dia geleng-geleng kepala. "Jadi bodyguard aja gue susah mecat lo apalagi jadi suami, gue mecat lo pake cara apa?"

Pak Andi langsung mengetuk kening Sisil yang mana tindakannya itu membuat Sisil memekik sakit. "Sakit, Pak. Nggak kira-kira 'nih, kalo mau getok kening orang. Nggak tau apa bapak 'nih, kalo di tubuh saya itu duit semua, bapak getok kening saya sama aja bapak udah buang duit sepuluh juta," tegasnya.

"Kamu jual kening kamu sepuluh juta?" tanya Pak Andi tidak habis pikir. Sisil mengangguk-angguk, pertanda iya. Pak Andi lalu tertawa yang mana tindakannya itu berhasil membuat Sisil menatap datar. "Orang gila mana yang mau beli?" tanyanya di sela-sela tawa.

"Orang gila itu papa saya, Pak. Entar saya aduin deh," ujarnya membuat Pak Andi langsung terbatuk.

Sisil melipat tangan di depan dada, dagunya terangkat angkuh dengan senyum nyeleneh yang mulai terbit. "Karena saya keturunan Gilbert, jadi .... Saya nggak dihukum, kan-kan-kan-kan?"

"Tiger." Tiger yang disebut namanya langsung mengangguk. Pak Andi menunjuk Sisil lalu memberi perintah mutlak, "Urus Sisil." Setelah itu pergi dari hadapan Sisil dan Tiger.

Sisil cengo. Dia mengedipkan mata dua kali, "Gue catet nama pak Andi di daftar hitam hidup gue, seenak jidat dia hu--- WOY LO MAU NARIK GUE KEMANA?!!" Omelannya berubah pekikan saat Tiger menarik lengannya untuk hengkang dari halaman belakang sekolah.

Tiger diam. Sisil ikutan diam. Tiger menoleh kebelakang, sekedar mengecek apakah tidak salah tarik, tumben Sisil tidak mengoceh. Sisil yang melihat Tiger menoleh langsung bersiul-siul dan mengalihkan tatapan ke arah lain. Kening Tiger mengerut, dia menggeleng pelan. Nona-nya ini sedikit ....

"Jangan mikir yang enggak-enggak, gue pengen absen ngoceh aja. Capek juga, yah?" tanyanya pada Tiger namun tak mendapat tanggapan.

Sisil tetap melangkah mengikuti cowok itu, sesekali melirik lengannya yang digenggam, Sisil terkikik geli. "Ya ampun, soswitnya. Lo diajarin sekali aja langsung ngerti, entar 'nih, kalo lo punya do'i auto klepek-klepek deh, percaya sama gue." Setelah itu ia menghentakkan lengannya hingga genggaman Tiger terlepas.

TIGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang