8. GILA

1K 147 21
                                    

Kembali lagi dengan aku. Semoga kalian nggak bosan dengan cerita ini. Dan semoga kalian bersedia vote+koment sebanyak-banyaknya buat dukung cerita ini.

Share jangan lupa, biar ada teman nge-gosip#nyengir

Selamat membaca untuk kalian semua:)



━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
8. GILA

"Karena topeng kepura-puraan akan terbelah saat waktunya tiba. Mungkin tidak saat ini, tapi pasti! .... Mmm, kayak manusia-manusia di sekeliling gue misalnya, ups."

_Prisillia Gilbert

.
.
.

"DERITA seorang tank. Kalah? di hina
Menang? Terlupakan .... Tolong!!! Hargailah jasa seorang tank." Kaibo histeris. Di tengah hukuman mereka yaitu membersihkan seluruh taman belakang sekolah yang luasnya astagfirullah. Kaibo malah duduk selonjoran di bawah pohon rindang dengan ponselnya yang miring.

"Kibo, Anjing! Najisun sini lo, hukuman belum selesai tapi lo malah nge-game. Nggak setia kawan lo!" teriak Tristan seraya menyapu menggunakan sapu lidi. Cowok itu sudah sedari tadi menyumpah serapahi Kaibo namun selalu diabaikan. "Kaibo gue rontokin rambut sangkar burung lo 'yah, baru nyaho lo!" teriaknya lagi.

"Apasih, Sayang. Main-nya entaran aja, Kaibo lagi nge-game."

"HAHAHAHASUW LO!"

Giant terbahak-bahak. Cowok yang memungut dedaunan kering lalu dimasukkan ke dalam kantong kresek hitam itu sudah tak dapat mengontrol tawanya lagi. "Kalian cocok 'nih, dipasangin di sinetron bawang merah dan bawang putih," ujarnya antusias.

"Gue jadi emak tirinya, entar gue hukum lo semua, sedotin air laut sampai airnya abis." Tania ikut-ikutan mengimbuhkan. Cewek itu sedang sibuk memetik daun kering lalu dibuang-buang berserakan supaya perkejaan Giant tidak selesai-selesai. "Giant, daun nih ... pungut-pungut," ujarnya menunjuk ke bawah.

Giant menoleh, memberi senyuman masam lalu mendekat pada cewek itu. Sebelum memungut, Giant sempat menarik rambut Tania hingga rontok beberapa helai. Maklum, di antara mereka yang rambutnya enak ditarik hanya Tania.

"Kalo Tania jadi emak tirinya, Alger jadi ikan emasnya aja yang wujudin permintaan si bawang putih," ujar Tristan.

"Permintaan gue dong berarti?" Kaibo menunjuk dirinya sendiri.

Tania memetik daun kembali lalu dibuang secara asal, dia berujar datar. "Lo item, Bo. Kagak cocok jadi bawang putih, kalo udah digoreng baru cocok, apalagi gosong."

Giant tertawa terbahak-bahak. Dia menoleh pada Kaibo yang memberi ekspresi masam lalu menoleh pada Alger dan Tiger yang sibuk berdua di sudut untuk membakar sampah-sampah yang telah mereka kumpulkan. Ada empat belas orang yang terkena hukuman. Demonic lengkap. Tidak ada satupun di antara mereka yang berniat masuk mengikuti pelajaran sedangkan empat di antaranya sedang keluar untuk bertemu dengan Geng cobra.

"Al, lo mau kagak ngabulin permintaan si bawang putih?" teriak Giant lalu tertawa. Tania yang sibuk melompat untuk menggapai daun berhenti, ikut menoleh pada Alger yang kini berhenti dari kegiatannya dan menatap ke arah Giant.

"Bawang?" Kening Alger mengerut.

"Iye, bawang putih, ituloh yang selalu disiksa-siksa sama emak tirinya."

"Iya," celutuk Tania. Dia menunjuk dirinya sendiri dan menyengir lebar, "Gue emak tirinya, Al. Kalo lo nggak mau bantuin bawang putih, kita bisa jadi partner buat ancurin bawang putih."

TIGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang