"(y/n)! kakanda membawakan maka— CEWEK GUE MANA NJIR??????"
mata jihoon membelalak ketika menyadari kamu ga ada di kelas.
"gue kira lu tau. dia di uks, kakinya terkilir abis jatuh dari tangga. samperin cepet!" seru lia.
jihoon langsung berlari menuju uks dengan tangan menenteng kantong plastik berisi makanan titipan mu yang ga sempet makan karena harus mengikuti rapat osis.
"(y/n)!"
mendengar jihoon memanggil nama nu, kamu menyibak tirai dan melambaikan tangan mu.
ia mendekat, menghampiri mu lalu mencek seluruh kondisi mu.
dari jidat mu yang ia tempelkan punggung tangannya lalu mata mu, mencek pendengaran mu dan berakhir melihat kondisi kaki mu.
"SAKIT ANJIR JIHOON TOLOL JANGAN DIGERAKIN BODOH!" umpat mu sembari memukul kepala jihoon murka.
"a.. aduh sakit! iya aduh yang maaf, maklum lagi panik." jihoon meringis lalu menarik bangku dan duduk di sebelah ranjang mu.
mata mu menatap kantong plastik yang jihoon bawa, kamu menyenggol jihoon.
"mau makan hehehe."
tangan jihoon langsung mengacak rambut mu, gemas.
"bentar ya gue pinjem piring dulu." kamu mengangguk mengizinkan.
"kenapa bisa jatuh sih?" tanya jihoon sembari membereskan bekas makan mu lalu melap ujung bibir mu dengan tisu.
"tadi gue lagi ngomong sama renjun nakyung eh malah ga sadar kalau di depan ada tangga." jawab mu membuat jihoon bergidik ngeri membayangkan bagaimana di posisi mu.
"sakit pasti?"
"ga, rasanya asik. ya sakit lah anying!" balas mu kesal.
jihoon terkekeh, ia mengelus jari-jari mu.
"terus siapa yang bawa ke uks?"
"jeno sa—"
"ANJIR KOK JENO?"
kamu langsung mencubit pinggang jihoon, menyuruhnya diam.
"belum selesai ngomong, jihoon! gue dianter jeno sama nakyung. ck, lagian jeno juga udah punya siyeon, masih aja dendam nya!" cibir mu.
jihoon melengkungkan bibirnya ke bawah, "ya namanya juga cemburu." ucapnya pelan.
kamu terkekeh lalu menepuk pipi jihoon pelan, "ututu yang cemburu, mending ambilin gue minum yok seret nih ga dikasih minum daritadi." sindir mu.
"ohiya, lupa. nih —BUSET, YANG! PELAN-PELAN NAPA MINUMNYA!"
kepala jihoon menggeleng ketika mendapatimu tercengir lebar ke arahnya setelah minuman yang ia berikan habis dalam hitungan detik.
kamu memainkan jari jihoon, "hoon..." panggil mu.
"kenapa, sayang?"
"gapapa nanti balik lu nganter gue? maksud gue, ini lu lihat kan gimana kaki gue. lu pasti ribet banget entar mapah gue nya,"
kamu menatap jihoon, " —gue balik sama bang junhoe aja ya?"
kepala jihoon langsung menggeleng tegas, "ga! lu balik bareng gue."
"tapi entar kesian lu nya, ngebawa gue ke parkiran terus ngebantu gue naik ke motor. gue ga mau ngerepotin lu."
"sayang, liat gue," tangan jihoon meraih dagu mu.
" —gue kan pernah bilang kalau semua hal yang nyangkut sama lu itu juga berhubungan sama gue, apalagi lu yang sakit gini. masa iya gue ninggalin cewek gue cuman karena ga mah ribet. sayang, lu itu pacar gue dan udah jadi tanggung jawab gue buat ngelindungin dan jagain lu."
ucapan panjang lebar jihoon itu membuat senyum mu terukir indah dengan anggukan kecil.
"shit, senyum lu itu ah anjir."
jihoon memegangi dadanya, kamu tertawa.
"kenapa sih, hoon?"
"jangan ketawa! aduh gue ga tahan. kenapa sih lu cantik banget astaga." ucapnya.
" —jangan senyum ke cowok lain ya, tetep jadi (y/n) yang jarang senyum! gue ga mau bagi-bagi senyuman lu ke cowok lain." sambungnya yang kini memeluk lengan mu.
kamu terkekeh lalu mengelus rambut jihoon, "iya, sayang."
"ah fuck, gue ga kuat."
aku lemah jihoon jd bucin :(
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] galaxy✅
Short Storyft. park jihoon 1O part of you and your boyfriend. ©gradienz, 2020