Chapter 15

561 63 0
                                    

Happy Reading 🔥

Rafasha terlalu fokus memainkan ponselnya. Cowok itu tengah membaca komik kesukaannya. Hingga, ia tak sadar menabrak seseorang.

"Sorry." Rafasha membantu seorang cewek yang terjatuh dengan minuman yang ia bawa tumpah pada bajunya.

"Baju lo." Cewek itu menggelengkan kepalanya tersenyum salah tingkah sambil membenarkan letak kaca matanya.

"Nggak papa, kok. Cuma kotor sedikit," ujarnya dengan gugup.

"Ikut gue."

"Eh?" Cewek itu memandang Rafasha dengan tatapan bingung.

"Ke kelas gue," jawab Rafasha. Cewek itu mengangguk. Jantungnya berdegup sangat kencang.

Mimpi apa gue bisa ngomong sama Kak Asha! batin cewek itu menjerit dalam hati. Ia menggigit bibirnya berusaha untuk tak menjerit kegirangan.

"Tunggu di sini." Cewek itu mengangguk. Ia menunggu Rafasha yang memasuki kelas.

"Nama lo?" tanya Rafasha ketika ia sudah mengambil  sesuatu di kelasnya.

"Putri, Kak." Rafasha menganggukkan kepalanya.

"Pake ini." Rafasha mengulurkan sebuah jaket pada cewek di depannya.

"Eh, nggak usah, Kak. Lagian cuma kotor sedikit. Dibersihin air ilang, kok," tolak cewek itu halus.

"Pake aja." Rafasha menarik tangan cewek itu, lalu menyimpan jaket itu di sana.

"Makasih, Kak. Nanti saya balikin," ungkap cewek itu dengan pipi memerah. Perhatian Rafasha membuat cewek itu salah tingkah.

Bolehkah ia berharap bisa disukai oleh Rafasha?

"Hm." Rafasha membalikan badannya kembali memasuki kelas.Meninggalkan Putri yang memandang cowok itu berbinar. Ia menghirup wangi jaket milik Rafasha. Cewek itu tersenyum senang sebelum berbalik pergi untuk ke toilet.

"Apa?" tanya Rafasha ketika melihat Zayn yang menghadang jalannya.

"Jaket gue yang lo pinjem kemarin mana?" Rafasha menggaruk tekuknya yang tak gatal.

"Jangan bilang yang dikasih sama cewek tadi punya gue?" Zayn memandang Rafasha dengan tatapan menyelidik. Cowok itu mengerang ketika sahabatnya mengangguk.

"Itu jaket limited edition, kenapa main kasih aja!" teriak Zayn tak terima.

"Gue ganti nanti." Jawaban Rafasha membuat Zayn tersenyum lebar.

"Beneran? Gue mau dua, ya. Warna putih sama item, oke?" Rafasha memutar bola matanya malas. Ia malas berdebat lagi dengan Zayn.

"Iya."

"Thanks, Bro! Lo memang sahabat terbaik gue!" seru cowok itu berseri-seri. Keduanya memutuskan duduk ketika bel masuk berbunyi.

"Beruntung banget tuh cewek bisa dikasih jaket Kak Asha," ujar Tasya. Ada nada cemburu terselip dalam ucapannya.

Ketiganya tengah melihat cewek cupu yang berjalan dengan senyum tak hilang di bibirnya tak lupa memeluk erat jaket pemberian Rafasha.

"Bukannya lo udah pernah, ya?" Perkataan Bella membuat Tasya gelagapan.

"Iya, pernah dong. Memangnya lo belum pernah sama sekali." Tasya memeletkan lidahnya meledek ke arah Bella yang cemberut.

"Udah-udah. Sekarang kita masuk kelas. Udah bel, nih." Ann melerai keduanya yang akan siap berdebat.

"Lo duluan aja, Ann. Ada yang mau gue urus, nih," jawab Tasya.

"Iya, Ann. Lo duluan aja. Gue nyusul," ujar Bella ikut menimpali.

WINTERSWEET (Judul Awal Possessive Prince Ice) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang