Chapter 12

587 69 0
                                    

Happy Reading 🔥

"Stop! Turun di sini!" Ann menepuk punggung Rafasha denga keras membuat cowok itu tersentak kaget. Rafasha hampir saja menabrak seekor kucing karena mengerem mendadak.

"Lo mau nyawa lo melayang?" Cowok itu melepaskan benda itu. Lalu, memandang tajam Ann.

"Sorry," jawab Ann merasa bersalah.

Rafasha tak menggubris perkataan dari Ann. Cowok itu sibuk mengambil beberapa bunga pesanan seseorang.

"Ini rumahnya?" Ann mengangguk sebagai jawaban.

Rafasha melirik ke arah Ann yang berjalan di belakangnya. Cowok itu menghela napasnya sebelum berkata, "Babu."

Ann mendelik sebelum akhirnya berjalan di samping Rafasha.

"Nurut juga." Rafasha menahan senyum. "Udah cocok jadi Babu beneran," lanjutnya lagi.

"Kemarin dibilang babu karena jalan di belakang, sekarang jalan di samping dipanggil Babu juga." Ann mencibir Rafasha. Cowok itu mengangkat bahu acuh.

"Ketuk." Lagi-lagi Ann mendelik kesal. Cowok itu sekarang memerangkap jadi majikan yang memerintah bawahan seenak jidat.

"Tangan gue bawa bunga," jawab Rafasha sambil mengarahkan matanya pada bunga yang sedang ia pegang.

Ann akhirnya menyerah. Cewek itu mengetuk pintu, hingga pintu itu akhirnya dibuka. Terlihat sosok wanita paruh baya dengan dandanan menor. Wanita itu memandang Rafasha terperangah. Ann hanya memutar bola matanya malas melihat tatapan Tante genit di depannya.

"Pesanan ibu." Rafasha memberikan satu rangkaian bunga mawar pada wanita di depannya.

"Mimpi apa saya, sampai ketemu cowok setampan kamu." Si ibu masih memandangi wajah Rafasha tanpa mengambil bunga di tangan cowok itu.

Rafasha melirik ke arah Ann. Cowok itu merasa risih. Ia melotot ketika Ann mengangkat bahu acuh.

"Ini boleh nggak Ann dibawa sama cowoknya sekalian?" tanya wanita itu sambil meraih bunga di tangan Rafasha. Cowok itu bergidik ketika tangan si ibu membelai lengannya.

Ann yang melihat hal itu tersenyum geli. "Bawa aja." Rafasha melotot ke arah Ann.

"Beneran?" tanya wanita itu dengan wajah berbinar.

"Dia bercanda." Rafasha buru-buru memotong sebelum Ann menjawab.

Wanita itu mendesah kecewa.

"Tapi, kalau foto boleh, kan? Tante udah langganan di toko kamu. Sesekali bolehlah minta bonus," ujar wanita itu dengan tatapan memelas.

"Entar Tante kasih tambahan uangnya, deh. Asal bisa foto sama cogan ini," lanjutnya lagi.

"Boleh, boleh." Rafasha melotot ke arah Ann yang terlihat menahan senyum.

"Sesekali nyenengin orang itu dapet pahala," bisik Ann berusaha menahan tawanya ketika melihat wajah memerah cowok itu.

"Fotoin, Ann." Si Ibu memberikan ponselnya. Wanita itu berdiri di samping Rafasha. Ia menarik tangan cowok itu yang bergerak menjauh.

"Oke. Kak Asha senyum, dong." Rafasha memandang datar ke arah Ann yang terlihat terkikik geli. Senang karena bisa menjahili dirinya.

"Ayo senyum!" Rafasha tersenyum dipaksakan.

"Sekali lagi, ya. Ganti gaya," intruksi Ann.

Rafasha mendelik ke arah Ann. Cowok itu melotot ketika si ibu mengambil kecupan di pipinya. Rafasha langsung bergerak menjauh. Lalu, melangkah pergi ke motornya sambil mengusap pipinya.

WINTERSWEET (Judul Awal Possessive Prince Ice) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang