Chapter 2

2.8K 171 1
                                    

Happy Reading 🔥

Happy Reading 🔥

Rafasha mengobrak-abrik isi lokernya. Mencari sesuatu yang ia tunggu sadari tadi. Namun, cowok itu mendesah kecewa ketika tidak menemukan yang ia cari.

"Lo nyari apaan, Sha?" Zayn memandang heran sahabatnya. Cowok itu menatap Rafasha sambil melipat di dada. Punggungnya ia sandarkan di loker.

Rafasha tak menjawab. Cowok itu lebih memilih mengambil semua coklat dan surat-surat cinta yang dikirimkan padanya.

"Nasib cowok ganteng banyak yang ngefans, ya. Sampai ngasih coklat sama surat segala," cibir Zayn.

Rafasha tetap tak menjawab. Cowok itu mengambil semua coklat itu, lalu berjalan melewati Zayn yang masih diam mengawasinya.

"Eh, eh! Ngapain dibuang. Orang susah-susah beli lo malah buang." Zayn segera menahan tangan Rafasha yang akan membuat semua coklat itu.

Rafasha menoleh. Cowok itu memandang Zayn dengan alis terangkat sebelah. "Lo mau?" tanyanya. "Buat lo aja," lanjutnya melempar coklat itu yang langsung ditangkap oleh sahabatnya.

"Thanks, Bro! Kalau ada yang ngirim lagi kasih aja ke gue. Nggak papa, kok. Gue terima dengan lapang dada," ujarnya sambil membuka bungkus coklat pemberian fans Rafasha. Cowok itu memejamkan matanya menikmati lelehan coklat yang terasa manis di lidahnya.

"Hm." Rafasha hanya bergumam pelan.

Cowok itu memandang sahabatnya yang masih menikmati coklatnya. Tanpa dosa, ia menepuk punggung Zayn, hingga cowok itu tersedak.

"An—"

"Hari ini rapat. Jangan sampai lupa," potongnya. Tanpa menunggu jawaban dari Zayn, cowok itu langsung pergi meninggalkan sahabatnya yang mengumpat.

"Untung baik. Kalau nggak gue udah masukin dia ke tempat sampah!" gerutu Zayn kesal.

Cowok itu buru-buru menyimpan semua coklat di loker miliknya. Sebelum mengejar Rafasha yang berjalan menjauh.

"Woi, Sha! Jalannya jangan cepet-cepet," teriak Zayn.

Rafasha hanya mengangkat bahu acuh. Tanpa menoleh cowok itu terus melanjutkan langkahnya.

Bugh!

"Anjir, kalau mau berhenti bilang, dong!" gerutu Zayn memegang dahinya yang terasa sedikit sakit.

Rafasha tak menjawab. Cowok itu berjongkok. Ia mengulurkan tangannya membantu seorang cewek yang terlihat kesusahan mengambil buku yang berserakan di lantai.

Rafasha tidak mempedulikan cewek di depannya yang terlihat memandangnya tak berkedip. Cowok itu hanya fokus mengambil bukunya. Sebelum, berdiri.

Cewek itu tersadar dan ikut bangkit. "Makasih, Kak." Tasya mengulurkan tangannya untuk mengambil buku itu. Namun, ditahan oleh Rafasha.

"Biar gue aja." Rafasha berkata dengan datar. "Kelas lo di mana?" lanjutnya.

Cewek itu mengerjap kaget. "Eh! Gue bisa sendiri, kok, Kak. Nggak papa," tolak Tasya halus.

"Ini pekerjaan cowok," jawabnya.

"Oh, oke. Kelas gue X IPA 2 Kak," jawab Tasya pada akhirnya. Jantungnya berdebar ketika cowok yang ia sukai berada di depannya dan membantunya. Rona merah mulai menjalar di wajahnya.

Rafasha tak bertanya lagi. Cowok itu langsung berjalan meninggalkan cewek yang ditolongnya dalam keadaan melongo.

"Eh, kok gue ditinggalin, sih, Sha!" gerutu Zayn kesal.

WINTERSWEET (Judul Awal Possessive Prince Ice) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang