06

1.4K 197 26
                                    

"Wahh.. Tadi itu menyenangkan",

"Menyenangkan apanya, kau berteriak bodoh bukan bernyanyi",

"Setidaknya aku merasa seperti setengah dari bebanku terangkat Seulgi-shi" ucap Wendy lega.

"Tapi pikirkan indera pendengaran sahabatmu ini Wendy-shi" protes Seulgi tidak terima dengan teriakan membahana sang sahabat saat mereka menjalani sesi karaoke.

"Kau terdengar seperti anak perawan yang sedang diperawani oleh om-om cabul saat berteriak didalam ruangan tadi",





Pukk pukk pukk pletakk








"MULUTMU!!!" marah Wendy.

"Shhhh.. Sakit tahu" melas Seulgi sambil meringis kecil, merasakan betapa sakitnya mulut serta kepala bagian belakangnya yang mendapat tamparan penuh dengan cinta yang kuat dari kedua tangan bebas Wendy.

"Lagi pula kau memang terdengar seperti itu tadi" cicitnya kecil.

"APA KAU BILANG?!",

"E-eh t-tidak a-ada Wendy-shi" ucapnya gugup, matanya menghidari tatapan sahabatnya.

Dan tanpa sengaja, Seulgi melihat seseorang yang familiar, baik dipikirannya maupun dihatinya. Mata minimalisnya terbuka lebar, jantungnya berdisko ria, tangannya tremor seketika, kepalanya tiba-tiba blank dan Seulgi sudah tak menghiraukan perkataan sahabatnya yang sedang memberinya pencerahan. Telinganya tuli seketika, pandangannya hanya terfokus pada objek 'terindah' kalau kata Seulgi yang sedang berdiri dengan anggun.

"Caranya berdiri masih sama manisnya seperti saat itu" batin Seulgi.

"Mulut bodohmu dan isi otakmu sepertinya butuh pencerahan Seulgi-shi, aku tidak habis pikir dengan cara kerja kedua benda itu didalam--" Wendy tidak melanjutkan kata-katanya saat mendapati bahwa Kang Seulgi sedang tidak memperhatikannya.

"Earth to Seulgi" Wendy melambaikan tangannya didepan wajah Seulgi yang saat ini benar-benar seperti orang bodoh. Mengulangnya berkali-kali, namun tidak mendapat respon apapun dari sahabatnya ini. Sehingga akhirnya,

"Awhh.. shhh.. aduhh aduhh aduhh",

"Aaaaaaaa.. kakiku yang malang" ringis Seulgi. Wendy terpaksa harus dengan tiba-tiba menginjak kuat kaki Seulgi agar temannya itu tersadar dari lamunan 'bego-nya' kalau kata Wendy.

"YAAA!!! INI SAKIT SEKALI.. ADA APA DENGANMU?!" teriak marah Seulgi. Selain kakinya yang sakit, hatinya juga ikut sakit saat melihat ke tempat tadi dimana yeoja cantik itu sedang berdiri, sekarang sudah menghilang bak ditelan lantai tempatnya berpijak.

"Kemana dia?" gumam kecil Seulgi ditengah menahan kesakitan yang luar biasa dari kakinya yang masih berdenyut kuat. Kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan sang yeoja cantik, namun Seulgi tidak menemukannya.

"Hei bodoh!!! Kau tidak mendengarkan perkataanku ya?" cecar Wendy,

"Lagi pula apa yang kau pikirkan dari tadi hah? Kau terlihat melamun seperti orang bodoh".

"Aish.. Kau itu mengganggu saja Wendy-shi, mana kakiku masih sakit lagi.. awhh",

"Mengganggu apanya? Sudah jelas aku ingin menyadarkanmu dari lamunan bodohmu itu. Melamun malam-malam seperti ini tidak baik Seulgi-shi, kau harusnya berterima kasih padaku karena sudah menyadarkanmu".

"Kau benar-benar perusak suasana Wendy-shi" kata Seulgi sambil berjalan duluan dengan sedikit pincang keluar dari tempat karaoke tersebut.

"Perusak suasana apanya.. Hei! Tunggu aku!!!".





















PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang