Klarifikasi (c) faihyuu
Naruto (c) Masashi Kishimoto
Rated T
Warning(s): AU, Miss Typo(s), OOC, etc.
Kompilasi #nulisrandom yang ada tadinya saya posting di Facebook.
Kla, Rifi, Kasi adalah tiga bagian cerita pendek yang saya dedikasikan untuk menyambut kungkangantuk yang katanya mau kembali wkwkwk.
|•|•|•|•|
"Lihat itu Boruto, pada marah-marah, hahahaha!"
Dengan sangat menyebalkan si Uzumaki menunjuk-nunjuk ke arah kamera. Pria itu tertawa. Jelas sekali sedang menggoda.
Sementara manusia mungil dalam timangannya itu hanya menatap lucu dengan mata biru yang bulat bagai lecinya. Sungguh sangat menggemaskan, tentu saja.
Kemudian layar berubah warna menjadi jingga dan serupa lavandula.
.
"S-saat itu Hanabi menelponku. Dia bilang Chichiue p-pingsan. Namun, syukurlah aku mendapat shinkansen hari itu juga. Dan Chichiue kembali sehat. Sampai sekarang," Hinata menyunggingkan senyum manis. Para manusia yang kiranya punya batang jadi makin berjengit iri pada si Uzumaki.
Ini orang!
Semuanya kelebihan.
Harta, tahta, wanita. Semuanya diambil. Serakah, memang.
Singkat cerita, mereka hanya bercerita sampai awal mereka bertemu lagi setelah sekian lama. Hinata yang mengembalikan syal merah milik Naruto, dan mereka berdua memiliki kontak masing-masing. Yang di mana tiga bulan setelah itu, Hinata menghubungi Naruto untuk mengajak makan malam—yah, walau niatan si Hyuuga yang ingin membayar, tapi malah si Uzumaki lagi yang membayarkan semua.
Durasi video itu hanya 10 menit. Sangat kentara agak dibuat panjang untuk mendapatkan iklan saja. Manalagi belum jelas pula bagaimana kedua manusia itu bisa terikat dalam pernikahan.
"Walaupun aku tahu, privasi di internet itu sudah jadi bullshit. Namun, kurasa aku juga harus tetap menjaganya sebaik mungkin. Dan untuk spekulasi kalian yang aneh-aneh itu, semuanya tidak benar. Kalian terlalu banyak nonton drama, nih."
Oeeeekkk—
"Sip, dedek Borunya bangun." Naruto tersenyum jenaka pada Hinata. Dan Hinata hanya bisa tersenyum malu-malu. Terlihat wanita berambut indigo itu bangkit berdiri, dari sofa yang tadinya mereka duduki.
"Boruto tuh, sudah mulai dewasa saja. Perasaan rasanya baru kemarin Hinata bilang dia hamil, ttebayo. Ah, bahkan rasanya seperti baru dua hari yang lalu kami memutuskan untuk menikah. Rasanya pula baru kemarin juga dia minta ini, itu. Ya bersyukur sih, Hinata ngidamnya normal-normal saja. Ramen, buah-buahan. Itu termasuk normal 'kan? Ada junk food sih, burger, tapi tidak sering."
Naruto kini mulai bermonolog, dan tentunya bakal disaksikan ratusan ribu bahkan jutaan warganet, tentunya. Pria itu kini mulai menikmati cemilan yang entah dari mana datangnya kalau dari sisi penonton, kalau dari sisi Uzumaki sih, dia memang sedang syuting di sofa ruang tengah. Tepat di depan sofa itu ada meja berkaki rendah yang di atasnya terdapat berbagai cemilan, ada yang beli dan ada yang buatan tangan Hinata yang bagai dewi. Omong-omong, kamera dan tetek bengek untuk merekam berada di belakang meja kaki rendah tersebut sedari kemarin.
"Aduh, kalian tahu? Masa Boruto sudah bisa berguling-guling, menari kalau ada musik, bahkan sudah bisa mengoceh dan cerewet sekali. Padahal rasanya baru semalam Hinata bilang perutnya yang buncit begitu sedang mulas. Dan tiba-tiba aja ada manusia kecil yang mirip banget sama aku di tengah pandemi begini."
Mungkin memang banyak warganet yang kecewa dan marah akan diri mereka yang seakan-akan digantung tentang hubungan Naruto dan Hinata. Namun, itu semua seakan terlupakan ketika melihat wajah Naruto yang tiba-tiba berubah menjadi agak sendu saat membahas Boruto yang memang mulai bertumbuh.
Wajah seperti itu langka Naruto tunjukkan, apalagi senyum penuh makna yang kini mengurva.
"Aku bersyukur Boruto tumbuh dengan baik. Namun, ada kalanya aku takut. Aku sangat takut kalau dia cepat-cepat jadi dewasa. Maksudnya begini lho, kadang aku agak parno kalau kutinggal sedikit saja nanti Boruto datang-datang sudah jadi seorang pria, apalagi kalau dia tiba-tiba meminta izin untuk menikah. Aneh dan terkesan konyol sih, tapi itu yang terjadi padaku."
Seriang-konyol-ceria apapun Naruto di depan layar dan mengisi channelnya. Dia hanyalah seorang pria, suami, dan seorang ayah. Seorang ayah yang pastinya ingin selalu dikelilingi oleh anak dan istri. Dan pastinya memiliki kerisauannya tersendiri.
"Ah, iya. Sekalian saja juga, beberapa hari yang lalu secara diam-diam aku memesan lagu untuk keluarga kecilku. Aku memesan lagu online, dari suatu situs jual beli dan komisi. Pencipta liriknya sih aku, tapi yang aransemen, menyanyikan itu penyanyinya. Omong-omong dia dari Spanyol, lho!"
Komentar-komentar yang kagum akan Naruto terlontar. Ratusan bahkan ribuan membahas bagaimana seroang Naruto yang kelihatannya sangat childish menjadi dewasa.
"Lagunya baru selesai hari ini, baru kuterima pagi tadi. Mungkin aku akan reaction dadakan dengan Hinata dan Boruto!"
Layar menampilkan tulisan khas dari animasi kartun anak-anak sedunia; Spongebob karya Stephen Hillenburg. Tulisannya, "A few moments later" menampilkan teknik suntingan video khas influencer zaman sekarang.
Nyatanya tak sampai semenit, layar terisi manusia kembali.
Ada Naruto, Hinata, dan Boruto dipangkuan ibunya.
Si kepala keluarga Uzumaki itu kini tengah memegang gawai keluaran terbaru dan pastinya memiliki harga yang buat iri warganet.
"Jadi kemarin aku komisi lagu ke penyanyi, lho, Hin. Lagu untuk keluarga kecil kita, biar kalau Boru udah besar nanti bisa selalu ingat keluarga."
Manik ametis pucat Hinata berbinar. Bibirnya tersungging senyum manis. "Mana lagunya?"
Terlihat juga kalau Boruto semacam antusias, bayi itu menggapai-gapaikan tangan mungilnya ke arah gawai sang ayah. Dan hanya dibalas tawa kecil juga godaan dari Naruto.
"Satu, dua, tiga!" —KLIK.
MAMANYA BORUTO CANTIK~
Pipi Hinata memerah seperti tomat segar kesukaan sohibnya Naruto, Sasuke yang seorang aktor drama.
BORUTONYA GANTENG~
Wajah bayi itu bahagia, Boruto tertawa. Dan mengoceh senang.
PAPANYA APALAGI~ GANTENG PAKE BANGET!
Roller coaster adalah kata yang tepat untuk menggambarkan video ini. Layar menggelap. Video usai dengan musik latar yang terkesan laknat itu.
Oh, jangan lupakan suara tepukan keras dan sedikit tangisan bayi.
Apa itu?
Yang pastinya bukan burung puyuh.
.
.—sementara selesai sampai di sini dahulu []
.
.A/n: terinspirasi dari lagunya Raditya Dika untuk putrinya //KABOOR.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan
FanfictionAngan: 1. pikiran; ingatan; 2. maksud; niat Kumpulan Oneshot NaruHina.