Boku Dake no Value

571 78 3
                                    

Ini rahasia negara. Tolong dijaga. Jangan disebar, tentunya.

Diam-diam manik safir itu memandang dari kejauhan, seorang gadis manis bernama Hinata. Karena bagaimanapun juga, di dalam hati seorang Uzumaki Naruto kini, tersemat nama sang Hyuuga.

|•|•|•|•|

Boku Dake no Value (c) faihyuu

Naruto (c) Kishimoto Masashi

Rated T

Warning(s): AU, Miss Typo(s), OOC, etc.

Terinspirasi dari lagu JKT48/AKB48 yanga berjudul sama, Boku Dake no Value (Value Milikku Saja). Walau tidak benar-benar terlalu mirip dengan lagunya, hehehe.

Penulis tidak mendapat keuntungan materiil apa pun dari cerita ini selain kepuasan batin.

|•|•|•|•|

Naruto tidak begitu mengerti, mengapa dirinya bisa menyukai Hyuuga Hinata?

Mungkin saat SD, dia berkoar-koar menyukai Haruno Sakura. Mungkin hanya suka, seperti monyet baru melihat gadis. Naruto tertarik karena visual, namanya yang seperti bunga khas negara mereka, dan kelantangan gadis itu dalam mendukung dan menyukai rival Uchihanya. Sasuke-teme, yang menurut Naruto tidak terlalu tampan—biasa saja, tetapi entah kenapa disukai banyak gadis. Padahal rambutnya saja mirip pantat ayam ataupun bebek begitu, dan sifatnya yang sama sekali tidak bisa dikatakan baik.

Gadis itu, Hyuuga Hinata. Sejujurnya hanya gadis yang terlihat biasa-biasa saja.

She's not that good. Dan Naruto menjadi heran sendiri, mengapa dia menyukainya.

Wajahnya tembam, sih, tetapi manis. Mahkotanya nila gelap dan panjang, kulitnya seputih gadis-gadis Jepang pada umumnya—sedikit lebih putih deh, karena mungkin musim panas di Hokkaido tak sepanas Tokyo, tetapi tidak sepucat mayat kulit Sai. Jangan lupakan juga tinggi yang tampaknya pun kekurangan, dan pula selera berbusana gadis itu yang selalu berhasil membuat Ino hampir menangis sedih setiap mengajaknya jalan atau memang ada acara kerja kelompok.

Hinata juga tak begitu mencolok di bidang akademik dan non akademik. Peringkat akademik angkatannya memang masih menduduki belasan besar sih, tetapi jikalau terdapat nama Shikamaru, Sasuke, dan sepupu sang gadis; Neji—maka jangan terlalu berharap lebih. Pada saat olahraga juga, gadis itu biasa-biasa saja. Saat pemilihan gadis populer di kelas pun, dia bukanlah gadis yang berhasil menduduki peringkat teratas. Ah, mungkin gadis itu adalah gadis yang artistik. Hinata pernah berkata bahwa dirinya ingin sekali menjadi seorang ilustrator. Kesenian gadis itu mendapat nilai yang tinggi, apalagi kalau disuruh merajut dan melukis. Kadang kalau dalam pelajaran melukis, Sai bahkan menganggapnya sebuah ancaman nyata.

Gadis itu tidak bisa dibilang pendiam juga, karena nyatanya Naruto seringkali mendengar suaranya—yang entah mengapa di telinga sang pemuda Uzumaki itu sangat merdu dan lucu. Kadang tengah membahas sesuatu bersama teman sekelompok langganan gadis itu, Kiba dan Shino—yang ternyata juga tetangga dekat rumah sang Hyuuga. Pula saat berkumpul dengan para gadis, Hinata akan menjadi gadis yang netral dan terkadang menjadi pengingat bahaya ketika para gadis bergosip tanpa henti.

Namun, kenyataan bahwa Hinata tiap sepulang sekolah menyempatkan diri untuk memberikan makan anjing dan kucing liar dengan uang jajannya sendiri membuat Naruto senyum-senyum bagai orang gila. Mungkin karena itu Naruto jadi suka padanya, tetapi mengapa perasaan pemuda itu tampak begitu erat? Padahal banyak juga yang seringkali dengan ikhlas memberikan makan untuk hewan jalanan tanpa pamrih, tetapi kenapa Naruto hanya terpaku pada si Hyuuga?

AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang