LSIH (4) - 8. A Sense of Approaching 💚

6.6K 561 76
                                    


"Berpikirlah positip, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu"

~ Ali bin Abi Thalib ~

Dunia itu indah. Dunia itu penuh ujian. Dunia itu penuh drama. Dunia itu fana. Dunia itu tempat menikmati kehidupan. Kalau menurut mu dunia itu seperti apa?

Tergantung dari sudut pandang apa yang dipakai tentang mendefinisikan dunia. Tentu saja sudut pandang tauhid menjadi kacamata dalam memahami sebuah kata dunia. Ketika manusia dilahirkan ke dunia ini, sebetulnya sudah membawa amanah besar yang akan terus di emban nya hingga nanti ia meninggalkan dunia. Tiga pertanyaan besar tentang darimana aku sebelum di dunia, untuk apa aku di dunia dan kemana aku setelah meninggalkan dunia ini.

Jika seorang hamba mampu menyimpulkan jawaban dari tiga pertanyaan besar tadi, InsyaAllah selamatlah hidupnya di dunia juga akhirat. Bahwa seorang manusia berasal dari sang Maha Pencipta Al Khaliq, Allah Azza wa Jalla. Tugas manusia ketika menghuni dunia ini adalah bertauhid pada sang Maha Pencipta tadi. Terakhir kemana setelah meninggalkan dunia ini adalah bahwa seorang hamba pun akan kembali menghadap sang Maha Pencipta Allah Azza wa Jalla.

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa" ( Qurah Surah Al Baqarah : 21)

Maka jika tiap langkah dalam kehidupan seorang hamba selalu mengingat tiga rangkaian pertanyaan besar dengan hanya satu jawaban yaitu tauhid, ia akan selalu menjadikan Lillah sebagai tolok ukur dalam setiap tindakannya. Ia akan menjadikan kitabullah sebagai referensi hidup. Ia akan menjadikan Rasulullah dengan hadist dan sunnahnya sebagai pegangan. Dan ia akan menjadikan para ulama sebagai panutan ketika ia hidup di zaman yang jauh dari Rasulullah. Karena ia pun esok akan dihisab dengan semua tolok ukur tadi, apakah semua amalanmu berlandaskan kepada tauhid.

Husna sungguh menikmati hari-harinya di kota Malang. Meski jauh dari abah dan umi, serta kakak dan Aisyah juga pondok pesantren dengan segala isinya, namun justru memberi warna baru buat kehidupan seorang Azkia Husna Jauhar.

Di kota ini ia menemukan banyak saudara seiman baru yang semakin menambah pula keberkahan. Keluarga Harlan berikut anak menantu yang notabene masih bagian dari keluarganya karena kakaknya menikah dengan Aisyah, putri bungsu keluarga Harlan. Jihan yang notabene pun masih masuk kerabat dengannya. Ustadzah Evi dan keluarganya termasuk mbak Ghilza. Fahira teman kuliah terbaiknya. Para akhwat yang hidup satu kontrakan dan bersama mengurusi rumah tahfidz. Anak didiknya di rumah tahfidz. Karyawan di kantor penerbitan mbak Ghilza. Semuanya membuat ramai dalam keberkahan bagi seorang Husna.

Husna berdiri dari duduknya. Dengan membawa kertas jawaban yang sudah terisi penuh, Husna berjalan ke depan.

"Tamat musbaqon Husna?"

"Saabiqon ustadz" jawab Husna sambil terus mengulum senyum cantiknya.

Husna pun dengan hati lega menuju keluar ruang kuliahnya. Tak terasa UAS yang harus dijalaninya tinggal sehari lagi. Itu artinya sudah satu semester ia telah menempuh sekolahnya di strata dua. Waktu setengah tahun berlalu yang sangat Husna nikmati. Penuh berkah bersama orang-orang baik.yang mengelilinginya. Percayakah kamu, jika kita senantiasa menjaga hubungan kita dengan sang Rabb, maka Al Khaliq pun akan senantiasa menjaga kita dengan selalu memilihkan orang-orang baik ada di sekeliling kita.

"Na...tunggu" terdengar seruan yang sudah sangat Husna hapal siapa lagi kalau bukan Fahira.

"Kita barengan kan ke tempat mbak Ghilza?" Tanya Fahira sambil berjalan mendekati Husna.

"Kebetulan aku tadi bawa mobil" lanjut Fahira sambil menunjukkan kunci mobilnya.

Husna tersenyum. Siang ini memang mereka berencana akan ke kantor mbak Ghilza. Proyek besar seperti yang pernah di sampaikan mbak Ghilza kepada Husna, akhirnya.bisa terwujud. Siang ini rencananya akan ada breffing awal tentang proyek buku terjemahan berbahasa arab yang InsyaAllah akan diproduksi lebih banyak lagi.

Love Story in Hospital 4 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang