03

733 125 31
                                    

Selamat Membaca Jangan lupa Vote dan Komen
Semoga kalian suka


💜

"Aku akan terus berada di sisimu meski aku akan jatuh lagi. Meski aku akan membuat kesalahan lagi. Tetaplah percaya padaku, Karena aku adalah pahlawanmu" - BTS • Anpaman

•••

Jieun terus manangis merutuki semua yang ia lakukan, membuat nyawa orang lain terancam olehnya.

Suga melepaskan senapan ke beberapa laki-laki yang berkelahi dengannya. 5 diantaranya mendapatkan tembakan di bagian kaki dan sisanya melarikan diri. Setelah itu suga segera menghubungi polisi. Dan sekarang suga baru selesai memberi keterangan pada polisi.

Kalau kalian mau tau kenapa suga memiliki senjata tajam itu karena mendiang ayahnya seorang polisi dan suga sudah memiliki ijin kepemilikan senjata tajam. Hanya untuk berjaga-jaga, seperti sekarang nyatanya benda itu sangat bermanfaat.

"Su-suga-ssi~~ mianhae~~hiks" Tangis Jieun pecah saat memandang wajah suga yang penuh lebam.

"Sstt, gwenchana jieun-ah, Lihat aku baik-baik saja"
Suga memegang kedua bahu Jieun dan mengangkat dagunya.

"Kajja! kita pulang" Suga menuntut tangan Jieun, Ia tau Jieun masih ketakutan. Suga benci hal ini, Jieun yang menangis.

"Aahh~" Jieun merasa kakinya sangat sakit dan pedih. Akibat diseret tadi beberapa bagian kaki Jieun luka. Suga yang peka akan hal itu berjongkok dan melihat lukanya.

"Kita obati dulu" Tanpa basa-basi suga menggendong Jieun ala bridal style.

Memalukan memang, tapi bagaimana lagi tidak ada yang bisa ia mintai pertolongan. Kedua saudaranya sedang ke luar kota dan ayahnya pasti sibuk bekerja. Hanya suga yang bisa jieun andalkan saat ini. Lagi pula jieun rasa suga adalah orang yang sangat baik.

Suga membawa jieun ke apotik yang buka 24 jam dan segera membeli Plester dan Antisaptik. Dengan telaten suga mengobati Jieun.

Jieun terus menatap suga, Ia terenyuh suga begitu baik membantunya. Hingga rela mengorbankan nyawanya. Kalau suga tidak se hero tadi, mungkin saat ini dia sudah dalam bahaya.

"Ekm" Suga berdeham. Dia sadar Jieun memperhatikannya sedari tadi.

"Maaf, lukamu yang satunya terlalu jauh- mmh maaf itu dipahamu. Bisa kau obati sendiri"  Suga tau batasannya, dari tadi sebenarnya dia sudah tidak enak hati. Mengobati luka di kaki jieun. Percayalah kaki jieun sangat indah dan suga adalah laki-laki normal.

"Ah yaa.. biar aku sendiri" Jieun berbalik membelakangi suga Karena risih juga. Dan suga yang lebih memilih untuk pergi keluar.

"Ini" Suga memberi Jieun air mineral yang baru ia beli

"Gomawo" Jieun menunduk ia malu. Entah ini kata terimakasih yang  keberapa kalinya jieun ucapkan.

Suga tersenyum Pertama kali jieun melihatnya. Benar apa kata jieun sebelumnya. Dia itu tampan dan manis.

"Sudah berapa kali kamu berterimakasih?" Suga duduk didepan jieun menatap jieun yang masih menunduk

"Angkat kepalamu, aku sedang bicara" Jieun menatap suga  ragu

"Aku sudah banyak merepotkan kamu, aku malu suga-ssi"

Suga tersenyum lagi kali ini terlihat deretan giginya yang rapih. Membuat Jieun tidak tahan karena gemas.

"Jadi kau punya hutang budi kepadaku? begitu ?"

Jieun menelan ludahnya sendiri. Bukan hanya hutang budi. Tapi nyawa.

"Bukan hutang budi lagi, tapi nyawa. Kalau saja kau tidak datang. Mungkin aku sudah di perko-"

"Sstt!!! jangan pernah katakan itu. Itu tidak akan terjadi"

Jieun tersenyum, jujur jieun saat ini sangat terenyuh, sepertinya jieun sudah jatuh hati pada laki-laki ini.

kalau aku harus mati aku siap jieun-batin suga

"Kajja! aku antar pulang" Suga memberikan uluran tanganya yang di sambut oleh jieun. Suga juga memapah Jieun sampai mobilnya dengan hati-hati.

"Suga-ssi"

"Tolong jangan pakai ssi, aku kurang suka. Lebih santai saja jieun"

Jieun mengangguk paham.

"Kalau begitu panggil aku Ji saja aku juga lebih suka kau dipanggil begitu" Suga tersenyum lagi.

"Suga~"

"Hmmm"

"Apa tadi kamu terluka ? tadi kamu di pukul dan di tendang aku khawatir " Jieun mencoba memelihat luka lebam di bagian ujung bibir suga.

"Pasti sakit" Suga memegang tangan jieun yang menyentuh ujung bibirnya.

"Gwenchana.. ini tak seberapa. aku ini pria hal seperti ini bukan masalah. Lain kali jangan keluar malam sendiri. Hal itu bisa terulang lagi."

"nde" Jieun tersipuh malu apa-apaan dia main pegang wajah orang.

Ya jieun kau ini kenapa -jieun

Tak banyak bicara lagi hingga mereka sampai.

"Suga, kenapa kamu tau alamat rumah ku ?"

Suga berfikir sejenak.

Bodoh-batin suga

"Saat dompetmu tertinggal aku sempat mengecek kartu identitas..mu" Yaa suga akhirnya mendapat jawaban yang tepat.

Jieun mengangguk paham. " Kalau begitu aku masuk dulu ya. Terimakasih suga. Aku banyak berhutang budi padamu. mmmhh.. bagaimana kalau kita bertemu lagi"

Suga terdiam, ini diluar ekspetasinya.

"Mung-kin.. kalau memang kita mmh.. bisa bertemu lagi"

Jieun tersenyum " Selamat malam" 

Akhirnya jieun keluar mobil suga dengan perlahan. Kakinya masih sakit walau sudah tak begitu sakit seperti sebelumnya.

Jieun menatap mobil suga yang menjauh dari pekarangan rumahnya.

"Akh sial jieun!! bagaimana bisa bertemu lagi, nomor kontak pun tak punya" Jieun benar-benar kehilangan akal bagaimana bisa ia bertemu dengan super hero-nya itu lagi.

Kalau kita memang berjodoh mungkin bisa bertemu lagi- batin Jieun

💜💜💜

TBC

Mba IU aja jatuh hati di senyumin kaya gini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ahjussi Is My Oppa || IUxMYG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang