PART 3✓

71 38 12
                                    

VOTE SEBELUM BACA

AUTHOR POV

Wanita paruh baya terlihat sedang berdiri di depan pintu rumahnya menunggu seseorang datang. Tak lama terdengar suara mobil yang sangat familiar memasuki area pekarangan rumah. Disambutnya seseorang yang keluar dari mobil tersebut dengan senang hati,ia langsung memeluk gadis yang sudah sangat lama ia rindukan ini. Sudah hampir 3 tahun gadis ini tidak pulang ke tanah kelahirannya. Ia memilih menuntut ilmu di negeri kincir angin sambil menemani neneknya yang tinggal sendirian disana dan setelah kejadian yang menimpanya membuat ia terpaksa pindah.

"Mama aku kangen sama mama" Ucap gadis itu dalam pelukan wanita paruh baya yang ia panggil mama itu.

"Mama juga kangen banget sayang sama kamu,dah lama banget rumah ini ditinggal kamu" Jawab Katrin sambil meneteskan air mata kerinduaan terhadap putrinya.

"Mama jangan nangis aku kan dah kembali,aku bakal nemenin mama terus,setelah ini aku janji gak bakal tinggalin mama lagi" Balas sang putri pada Katrin.

Lalu Katrin melepaskan pelukan hangatnya dengan sang putri. Katrin melihat putrinya tersenyum hangat,membuat ia tak bisa menghalangi rasa bahagia karena kembali bisa melihat putri kesayangannya.

🕘🕘🕘

"Mama bangun..." Suara anak lelaki menangis terdengar jelas di kepalanya.

"Mama kenapa dimana mana ada darah? Idan takut mah"

"Mama bangun ayo dong bangun,jangan tidur aja!" Ucapnya lagi sambil menangis dan terus memeluk tubuh ibunya.

"Nak,Idan bangun yuk. Mama kamu dah gak ada sayang" Suara berat seorang lelaki paruh baya mencoba menghentikan tangis sang putra. Suara itu terdengar seperti berusaha tegar agak anaknya yang masih kecil bisa berhenti menangis.

"Papa jangan ngomong gitu apa papa udah gak sayang sama mama. Mama masih ada pa,dia cuma tidur" Bukannya berhenti menangis anak laki laki itu semakin menangis tersedu sedu membuat setiap pelayat yang ada di rumah itu merasa iba.

Melihat putranya seperti ini sang ayah juga merasa hatinya tersanyat, ia tak bisa melihat anaknya begitu terpukul ditinggalkan ibunya. Tapi ia pun tak bisa menutupi rasa sedihnya ditinggal oleh istri yang sangat dicintainya. Aryo tidak bisa lebih lama melihat ini dia langsung menggendong anak semata wayangnya itu menjauh dari jasad sang ibunya yang sudah terbujur kaku,dan memberikan pengertian bahwa ibunya sudah meninggalkan mereka selamanya.

"Enggak papa jangan bawa aku pergi!" Tangis sang anak langsung meledak.

"Engak pa jangan. Jangan!"  Tiba tiba Zaidan terbangun dari mimpi buruknya,yang selalu terulang ulang bagai kaset rusak. Entahlah tapi mimpi itu selalu saja terulang saat Zaidan banyak pikiran seperti sekarang.

Kejadian dalam mimpi itu adalah peristiwa yang paling menyedihkan dalam hidup Zaidan. Dimana dia harus kehilangan ibu yang sangat ia sayangi dan hormati. Tragedi tragis yang menimpa keluarganya 11 tahun silam dan tidak pernah bisa ia lupakan. Peristiwa itu membuat mental Zaidan pernah hancur sehancur hancurnya,ia bahkan harus menempuh kelas 1 Sekolah Dasarnya dengan home schooling karena Aryo khawatir Zaidan akan di olok olok teman teman sekelasnya.

Namun saat kenaikan kelas, Aryo merasa Zaidan harus bergaul agar bisa melupakan tragedi itu. Satu semester berlalu namun Zaidan masih enggan untuk bersosialisasi,tapi saat semester berganti datanglah seorang siswi pindahan yang entah darimana Zaidan kecil berfikir bahwa dia datang dari syurga karna wajahnya begitu cantik dan kulitnya juga sangat putih bagai susu.

ZAIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang