VOTE SEBELUM BACA
TANIA POV
Aku sedang duduk di salah satu bangku taman kota,menikmati pemandangan dan suasa yang aku rindukan sejak 3 tahun belakangan ini. Lalu lalangnya orang orang di tempat ini menjadi pemandangan utama yang aku lihat. Kota ini masih sama seperti saat terakhir kali aku melihatnya,dikota ini juga banyak sekali menyimpan kenangan dan kesalahan. Tak terasa ternyata aku meneteskan air mata saat mengenang masa masa terakhir omaku.
Flashback on
Pemakaman hari ini sudah selesai,para pelayat pun sudah mulai meninggalkan area pemakan satu persatu dengan disertainya rintik rintik air hujan jatuh ke tanah makam yang masih merah. Tapi entah rasanya,aku belum ingin beranjak meninggalkan pusara omaku.
"Non Tania,sebelum nyonya meninggal dia menitipkan surat ini pada saya untuk enon" Suara bi Esih membuyarkan aku dari lamunanku.
Bi Esih adalah pembantu omaku yang aku bawa dari Indonesia 2 tahun lalu untuk membantu ku merawat oma yang sakit saat aku pergi ke sekolah. Tapi aku mengganggapnya sudah seperti bibi ku sendiri daripada seorang pembantu.
"Ini surat apa bi?" Tanyaku pada bi Esih saat dia menyodorkan sepucuk surat dari almarhum oma.
"Bibi juga tidak tau non,tapi lebih baik enon membacanya dirumah saja sekarang hujannya semakin deras" Jawab bi esih saat melihat ku membuka lipatan surat itu.
Aku mengiakan ajakan bi Esih pulang kerumah. Langsung saja kami berdua berjalan beriringan dan mencari taxi untuk menuju rumah. Hanya dibutuhkan waktu 15 menit hingga kami sampai di tempat tujuan. Setelah memasuki rumah aku meninta izin pada bi Esih untuk langsung pergi ke kamar.
Di tepi ranjang kini aku berada menghadap kearah jendela kamar yang menyuguhiku pemandangan sore kota Amsterdam. Tiba tiba aku teringat surat pemberian bi Esih tadi siang. Ku ambil surat itu yang tadi ku simpan di atas nakas dan mulai membuka lipatan demi lipatan kertasnya,dan mulai membaca.
Tatan cucuku.
Oma harap setelah hari ini kamu kembali bersama ibumu di Indonesia,dia pasti merindukanmu. Kewajibanmu untuk disini untuk merawat oma sudah selesai pulanglah ke Indonesia,dan kamu jangan selalu bersedih hidupmu masih panjang. Biarlah disini om Adi dan tante Hellen yang mengurus.
Oma sayang tatan.
Isinya memang sedikit tapi itu bagaikan perintah yang harus aku lakukan. Aku tak ingin mengecewakan oma.
Flashback off
AUTHOR POV
Itu adalah salah satu hal yang menyebabkan dia berada disini sekarang,alasan lain yang membuat Tania kembali adalah karena ingin memperbaiki kisahnya bersama Zaidan. Tania yang masih hanyut dalam lamunanya tersadar karna ada suara yang ngintrupsinya.
"Lo Tania?" Suara berat itu terdengar dalam pendengaran Tania. Langsung saja ia berbalik dan melihat sesorang yang sedang mengajaknya bicara ini.
"Iya saya Tania. Kamu siapa? Kok kenal saya?" Ucap Tania balik bertanya.
"Lo lupa,gue Dava"
"Dava!" Ucap Tania sedikit kaget. "Kamu ko ada disini,dah lama gak ketemu ya."
"Ya ampun Tania lo kemana aja,gue nyariin tau gak 3 tahun gak ada kabar"
"Maaf ya Dav aku pergi ke Amsterdam nemenin oma disana,tapi sekarang dia dah meninggal"
"Maafin gue Tania,gue bener bener gak tau. Turut berduka cita ya" Ucap Dava sedikit merasa bersalah.
"Iya gak papa kok Dav lagian salah aku gak ngasih tau kamu"
"Eh,sekarang lo ngapain disini sendirian?" Tanya Dava mengalihkan pembicaraan.
"Aku si lagi jalan-jalan aja,pengen liat iat kota ini kangen aja gitu rasanya"
"Kalo gitu gimana kalo jalan-jalanya bareng gue?" Tawarnya.
"Serius nih?"
"Duarius buat lo mah,bahkan tigarius" Jawab Dava bercanda.
"Ish apaan sih Dav,yaudah si boleh-boleh aja" Ucap Tania malu malu.
Tania dan Dava pun segera beranjak meninggalkan taman itu menuju mobil Dava yang terparkir di sebrang jalan. Mereka berjalan beriringan sambil berbincang melepaskan rasa rindu yang sudah lama tidak bertemu.
Keesokan harinya...
Hari ini adalah hari senin dimana hari paling malas bagi para siswa siswi karna dilaksanakannya Upacara Bendera yang mereka anggap memelahkan. Satu persatu siswa siswi memasuki barisan kelasnya masing masing. Zia yang berada di barisan paling depan menjadi merasa pusing karena barisan paling depanlah yang mendapatkan sorotan sinar matahari paling banyak. Wajahnya yang putih menjadi pucat pasi,dan tak lama pandanganya memburam lalu gelap yang ia lihat.
Setelah membuka mata Zia merasakan pusing yang melanda. Ia kira ini karna efek dia kesiangan dan jadi meninggalkan sarapan paginya. Sadar bahwa sekarang dia bukan di lapang upacara Zia terkejut,dilihatnya seluruh ruangan yang familiar ini,ya dia di uks. Tapi siapa yang membawanya kesini? Namun pikirannya buyar saat seseorang bicara padanya.
"Dah bangun lo? Syukur deh. Gimana masih pusing?" Ucap Zaidan lembut sambil mendekati tepi ranjang uks untuk melihat keadaan Zia lebih dekat. Jujur dia sangat khawatir saat Zia pingsan tadi.
"Eh lo kok bisa disini?" Tanpa menghiraukan pertanyaan Zaidan,Zia langsung balik menanyanya.
"Gue kesini mau ngasih bubur ini. Tadi pasti lo belum sarapankan?" Balas Zaidan sambil menyodorkan kresek tentengannya yang berisi bubur.
"Mangkanya kalo mau sekolah makan dulu biar pinter" Sambung Zaidan sambil membereskan anak rambut Zia yang sedikit menutupi wajah cantiknya. Setelah melakukan itu Zaidan langsung pergi meninggalkan Zia agar dia bisa beristirahat.
Zia dibuat speclees olehnya,karna Zaidan baru pertama kalinya berbuat hal ini padanya. Biasanya dia hanya bisa menjahili Zia hingga naik pitam tapi kali ini dia malah membuat detak jantungnya berdetak tak karuan,sebenarnya ada apa dengan dirinya ini.
Bersambung...
Hai hai hai kembali lagi sama Zia dan Zaidan part 4
Part ini selesai di revisi(07/07/20)
Buat yang baca dari awal thank you somuch dah luangin waktu kalian untuk baca cerita gabutku ini😍Kira" si Zia kenapa ya guys😆Jangan lupa tinggalkan jejak readers❤️Mampir yu ahh Shaaa21_
salam manis author sstiiaa_17
23/06/2020

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAIDAN
RandomNama kita memang bisa disatukan,tapi apakah perasaan kita dapat menyatu? "Iiiii lo tuh ya,selalu aja buat gue kesel. Bisa gak sih sehari lo gak usah ganggu gue,kalo perlu lo jauh jauh deh dari gue" ~Zia "Heh awas lo mimiperi,nanti cinta sama gue!" ~...