Hate You

331 19 0
                                    

.
.
.
.
.
Disarankan sambil ngedengerin Mist - Ateez atau lagu lainnya yang mellow yang sedih biar dapet feelnya juga setelah itu bebas muter lagu apa

Siang itu saat Wooyoung masih berada di kelas bimbingannya, tapi saat Wooyoung melirik keluar jendela dia melihat sekelompok orang berbaju hitam, Wooyoung tau siapa orang orang itu, jadi Wooyoung sesegera mungkin mengakhiri bimbingannya.

"Bu, gimana udah selesaikan?" Tanya Wooyoung pada dosen pembimbingnya, dengan menyembunyikan kepanikannya.

"Iya ini sudah lebih baik dari yang sebelumnya, ibu akan mengacc laporanmu ini, untuk tugas akhir ibu akan kirim ke kamu nanti," ucap dosen pembimbingnya.

"Ya udah bu, kalo gitu saya pamit dulu," belum ada jawaban, tapi Wooyoung langsung pergi begitu saja ke parkiran.

'Semoga Mars sama Yeo gak kenapa napa,' batin Wooyoung sambil menyalakan motornya.

Setelah Wooyoung menyalakan motornya, dia langsung menancapkan gasnya ke kantor San. Setelah sampai Wooyoung langsun mencari cari Seonghwa yang sebenernya udah pulang, jadi Wooyoung langsung ngasih tau ke Jinyoung sama San, juga Mingi yang kebetulan ada di ruangan San.

"Gi, lu tau kan apa tugas lu," ucap San pada Mingi setelah mendengar cerita Wooyoung, "gak akan gua biarin mereka nyentuh keluarga gua seinci pun," lanjut San sembari meninggalkan ruangannya.

Mingi langsung menjalankan tugas San dengan memanggil anak buahnya untuk berjaga di sekitar cafè Seonghwa. Wooyoung langsung kembali menancapkan gasnya ke cafe milik Seonghwa.

"Seulgi, sampe kapan kamu bakal berhenti?" Lirih Jinyoung ketika menyadari bahwa istrinya tak akan berhenti sampai Yeosang menuruti kemauannya.

Sebelum Mingi bertugas sebenarnya tadi mereka sedang membahas berkas tentang Kang Seulgi, ibu dari Yeosang. Dan seperti yang Mingi harapkan ini menjadi tugas yang menyenangkan untuknya.

Seonghwa, Hongjoong, Yeosang, juga Jongho yang berada di cafè mereka sedang bersantai, karena saat ini cafè Seonghwa sedang sepi tak seperti biasanya yang selalu ramai pengunjung.

"Tumben ini cafè sepi hyung gak kayak biasanya," Jongho yang bosan meletakan dagunya di meja sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

"Iya nih Ho, hyung juga bingung," balas Seonghwa sedikit khawatir dengan keadaan ini, sambil mengusap kepala Jongho.

Saat mereka sedang berada di ruang tengah, Yeosang tak sengaja melirik ke arah jendela, dia mendapati anak buah ibunya di sekitar cafè. Yeosang melihat ada di antara anak buah ibunya yang bersiap untuk menembak.

"TIARAP," teriak Yeosang tiba tiba bersamaan dengan kaca jendela yang pecah.

"A-apa itu?" Tanya Jongho meringkuk sambil memegang kedua telinganya.

"Haaahhh Mars apakah kau terluka?" Tanya Wooyoung ketika sudah memasuki cafè dengan terburu, Wooyoung melihat pecahan kaca dimana mana.

Seonghwa hanya menjawabnya dengan menggeleng, walau sebenarnya pecahan kacanya ada yang menggores tangannya. Saat Wooyoung memeluk Seonghwa, Seonghwa hanya bisa menangis dalam pelukan Wooyoung.

"Hey, Mars kenapa kau menangis?" Tanya Wooyoung sambil mengelus lembut pipi kiri Seonghwa dan hanya dijawab dengan gelengan oleh Seonghwa.

Di ruangan itu ada tv yang masih menyala, dan memberitakan sebuah berita yang membuat Yeosang bersedih. Jongho dan Seonghwa hanya bisa menenangkannya, walau sebenarnya Seonghwa masih bersedih karena merindukan ibunya.

"Kami pulang," ucap San dan Mingi bersamaan setelah memasuki cafè.

"San, gua benci lu sumpah,"ucap Yeosang masih dengan air mata yang terus menerus turun.

COME TO DADDY • SANSANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang