003.Mulai Deket

660 72 5
                                    

Sekarang hari jum'at,hari dimana aku paling malas untuk pergi ke sekolah. Ya apa lagi selain aku malas ikut eskul pramuka yang mewajibkan semua murid ikut,dan itu bagiku menyiksa. Tidak lain karna alasannya akan pulang telat,biasanya eskul akan di bubarkan pukul 5 atau bahkan pukul 6 sore. Bayangin aja seberapa menyebalkannya bagi kaum rebahan seperti aku?
Sekarang jam istirahat sore,padahal sudah pukul setengah 5 sore tapi tak kunjung ada tanda-tanda akan di bubarkan. Rasanya aku sudah ingin misuh misuh,belum lagi udara cukup dingin sekarang dan aku tidak bawa jaket karna mengingat sekarang sangat sering panas terik seharian.

"Heh besok jangan lupa ya lo pada."ucap siyeon mengingatkan rencana kencan mereka,iya mereka. Aku dan renjun kan bukan siapa-siapa.

"Iye bawel,lo udah ingetin 5 kali hari ini."jawabku malas,siyeon hanya cengengesan tapi masih cantik.

"Pada lapar gak kalian?"tanya kak mark,kating satu ini kayaknya lebih hobi ngintilin adek kelas di bandingkan teman seangkatannya.

"Enggak kak,kan tadi siang udah makan."jawab heejin,mark hanya mengangguk.

"Kapan pulang sih bang,cape tau."rengek haechan

"Bentar lagi,tanyain ke osis sono."jawab mark sabil mengangkat bahu.

"Lo juga kan anggota osis bang."protes jaemin

"Iya tapi bukan ketuanya,lo semua juga kan osis bego ih."jawabnya,iya gak salah juga sih. Selama jadi siswa sekolah ya jadi anggota osis.

"Dingin banget,pengen pulang."kesalku,beberapa detik kemudian aku mulai bersin seperti anak kucing berulang kali.

"Nah kan,jadi anak kucing lagi dia."ucap heejin

"Kenapa?"tanya renjun,mulai bersuara setelah dari tadi hanya menyimak.

"Alergi dingin,kalo gak gatel-gatel ya bersin-bersin ingusan."jawabku

"Ih jorok banget lo."cibir ryujin

"Belum ingusan kok."jawabku santai,lalu kembali bersin-bersin lagi. Ingin rasanya aku mengumpat,tapi ya marah-marah tidak jelas seperti itu nanti di kira kesurupan.

"Lo unik banget ya na."gumam jeno

"Kaya lo gak sensitif aja."jawabku,ya tubuhku memang bisa di bilang lumayan lemah. Gampang sakit.

"Tau dari mana lo?"tanyanya

"Gue kenal lo bukan baru kemaren ya pak lee,udah tau banget gue kebiasaan lo semua."jawabku,cowok ganteng itu hanya mengangguk.

"Pernah ngegebet juga."ucap haechan,di susul dengan mereka semua yang ngakak.

"Udah dong,itu kan dulu. Malu gue,echan mah gitu ih."protesku,ya bukan rahasia lagi sih aku pernah ngegebet jeno. Bahkan siyeon pacarnya sering meledekku karena hal itu,bukan karena marah tapi lebih ke bercanda.

"Maaf na,abis dulu lo itu cupu banget."tawa jeno

"Iya iya rumasa gak cakep dari orok,dulu kan belum kenal skinker segala macem."cerocosku,bukannya marah aku malah merasa malu juga mengingat aku dulu yang sangat tidak peduli penampilan.

"Tapi abang sama teteh lo cakep semua tuh."sela haechan

"Bodoamat,baper nih nanti. Udah ah."jawabku,hobi banget mereka menyudutkan.

"Iya iya maaf."jawab haechan

"Santai aja."jawabku sambil mengangguk.

"Gue mau ke indomaret nih,ada yang mau nitip?"tanya renjun

"Boleh,gue nitip kopi ya."jawab jaemin,renjun yang sudah tau kebiasaan sohibnya itu hanya mengangguk.

"Biasa lah,lo tau kan kebiasaan kita."ucap kak mark,renjun hanya mengacungkan jempol lalu pergi ke arah gerbang.
Selang 15 menit,dia datang dengan kantong kresek lumayan gede. Mulai membagikan pesanan sohib-sohibnya.

Tsundere | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang