Epilog

110 8 3
                                    

Hai
Ada yang rindu dengan cerita ini?
Mungkin part ini bisa mengobati rindu kalian 😉
Selamat membaca ❤

🍎

"Adiba!"

"Kak Aga?! Kakak kapan sampe?! Kok nggak ngasih kabar sih?!"

Aga mengacak rambut Diba gemas. Satu tahun di Amerika, ternyata belum bisa membuat Aga melupakan gadisnya. "Sengaja, buat kejutan. Gue tau lo kangen kan sama gue?"

Diba menggeleng, membuat Aga membulatkan matanya. Adek macam apa Diba ini?

"Papa sama Mama?" tanya Diba.

"Mereka langsung meeting. Nanti sore baru pulang" jawab Aga sekenanya.

"Mau main?"

Diba mengangguk dengan antusias. "Diba ganti baju, 10 menit" ucap Diba lalu segera mengganti pakaiannya.

Satu tahun belum cukup buat gue buka hati untuk orang lain, Adiba.

"Ayo kak!"

"Semangat banget! Nggak pernah diajak main ya sama Bang Deva? Emang sih, beruntung Abang Aga yang ganteng ini jadi kakak lo."

Diba memutar bola matanya malas. Kalau dipikir-pikir kisah hidupnya bisa jadi sinetron di stasiun tv itu, dengan judul 'Mantan Kekasihku adalah Kakakku'.

Hening. Hanya itu yang terjadi saat dj perjalanan.

Diba berdehem, "Kakak udah punya pacar?"

Aga menoleh, menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa tanya gitu?"

"Nanya aja. Kan udah setahun di Amerika. Pastinya banyak cewek cantik dong"

"Lo masih suka sama gue?"

Diba membulatkan matanya, "Yakali. Senior Diba di kampus banyak yang ganteng. Lebih ganteng dari Kak Aga" ucap Diba lalu menjulurkan lidahnya.

"Masa?"

"Ihs! Beneran. Malahan ada yang berani nembak Diba dirumah. Sebulan yang lalu. Tapi nggak lulus sortir dari Bang Deva" ucap Diba, nadanya mulai menurun satu oktaf.

"Kok nggak cerita?"

"Gimana mau cerita, baru ngucap halo aja udah bilang 'Bentar ya dik, ada temen Kakak'. Sama aja kayak Bang Deva!"

"Iya-iya, maaf. Tapi lo udah move on kan dari gue? Takutnya tiba-tiba ada sinetron tv 'Adikku Belum Menerima Kenyataan, Jika Mantannya adalah Kakaknya Sendiri'. Kisah kita bagus kalo dibuat cerita ftv" ucap Aga lalu tertawa.

"Yang ada Kakak yang belum move on dari aku. Buktinya udah setahun, tapi Kak Aga belum punya pacar" cibir Diba.

"Gue lagi menjaga hati buat calon masa istri"

Diba memutar bola matanya malas. Aga-nya tidak pernah berubah.

"Gue udah coba buka hati, tapi kenyataanya susah."

Diba menoleh, masih enggan menjawab ucapan Aga.

"Maaf, gue belum bisa." ucap Aga lirih.

Diba tersenyum, "Awali dari niat dan kemauan. Kakak bilang nggak bisa karena hati kakak menolak untuk coba buka hati. Kita sama-sama terluka. Tapi bukan berarti luka itu menutup kemungkinan kita buat bahagia. Kita harus bisa bangkit dan lawan ego kita sendiri. Takdir udah berkata lain, kita memang ditakdirkan menjadi kakak adik. Diba sayang Kakak, sebagai Abangnya Diba."

Aga hanya tersenyum simpul. Siapapun yang jadi suami lo nanti bakal sangat beruntung, Diba.

🍓

A.G.A [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang