"Oh jadi ini usaha adek gue buat balikin ingatan lo?"
"Hasilnya lo malah jadian sama cewek lain?"
"Setelah apa yang udah adek gue lakuin buat lo?!"
"Bangsat lo!"
Diba yang tidak tega melihat Aga dipukuli oleh kakaknya berusaha menarik kakaknya untuk menjauh. Tapi perkiraannya salah, ia terkena tinjuan dari kakaknya sendiri hingga mengeluarkan darah dari hidungnya. Lisya yang mulai panik langsung memanggil ambulance dan menghampiri Diba dengan kakaknya. Sedangkan Sasya menarik Aga untuk menjauh.
Aga masih emosi karena pukulan tiba-tiba dari Deva. Masih tidak paham dari maksud pukulan Deva. Menyakiti Diba? Apa maksudnya? Seingat Aga dia tidak pernah memiliki hubungan lebih dari sekedar teman. Aga mengacak rambutnya frustasi. Dia merasa ada yang mengganjal dalam hidupnya.
"Ga kita pulang aja ya? Aku obatin kamu dirumah" ucap Sasya.
"Gue anterin lo pulang, gue bisa obatin ini sendiri. Gue mau ketemu sama Arka dulu"
"Yaudah aku pulang sendiri aja, hati-hati ya Ga"
"Gue anter". Tanpa menunggu jawaban dari Sasya, Aga menarik Sasya keluar dari taman. Ia harus segera menemui Arka dan Rey. Hanya merekalah yang bisa memberi info tentang apapun yang terjadi pada Aga.
***
"Ga lo kenapa? Pagi-pagi udah bonyok aja muka lo" tanya Rey yang baru saja keluar dari kamar mandi. Sebenarnya Rey tau apa yang terjadi pada Aga. Karena sebelum Aga datang, Rey sudah mendapat pesan dari Sasya jika Aga sedang dalam keadaan tidak baik.
"Lo kenal kakaknya Diba? Sebenarnya gue sama Diba itu kenapa?"
"Kita tunggu Arka, dia lagi otw. Gue ambilin lo minum dulu sama obat buat ngobatin luka lo. Nanti gue kena semprot nyonya Sasya lagi"
Aga tidak menjawab perkataan Rey, karena kalaupun Aga menjawab Rey sudah keluar dari kamar. Sekarang ia tinggal menunggu Arka datang dan mendapat kejelasan dari teman-temannya. Ia sudah cukup pusing memikirkan masalah seperti ini.
"Sorry lama diluar hujan. Rey mana?" tanya Arka sambil melepas jaket yang tadi ia pakai.
"Ambil minum"
"Yaelah Ga, gue baru dateng udah lo suruh aja buat ambil minum. Si Rey kemana emang? Boker?"
"Ck. Rey lagi ambil minum"
Arka hanya ber-O ria mendengar jawaban dari Aga. Arka memilih memainkan ponselnya untuk bermain PUBG, game yang sedang tren dengan chicken dinner nya.
"Nih minum buat kalian. Obatin luka lo dulu Ga"
"Rey mau mie dong, gue laper" ucap Arka dibuat dengan nada manja, membuat Aga dan Arka bergidik ngeri.
"Monyet! Lo pikir rumah gue warteg apa!"
"Jelasin sekarang" pinta Aga membuat Rey dan Arka diam sejenak.
"Lo aja deh Ka. Gue masakin mie deh buat lo"
"Jelasin apa?" tanya Arka bingung.
"Jelasin tentang Diba. Lo disini aja Rey"
"Lo udah siap buat dengerin semua cerita satu tahun lalu?"
'Cerita satu tahun lalu?' batin Aga.
"Satu tahun lalu lo melupakan kenangan terindah lo. Satu tahun lalu lo mulai lupa kenangan lo dengan hujan. Satu tahun lalu lo lupa cerita yang lo buat sendiri dengan hujan"
Arka menjeda kalimatnya. "Dulu lo selalu benci dengan hujan, buat lo hujan itu pembawa banyak masalah, sering buat lo telat sekolah, sering buat lo sakit, dan rencana kita gagal. Tapi semua berubah saat lo udah berani membuka hati lo untuk seseorang. Cewek yang menurutlo sangat polos. Tidak hebat, namun berhasil membuat lo terpikat. Tidak cantik, tapi berhasil membuat lo tidak berkutik—dan dia adalah Diba"
"Kecelakaan tahun lalu membuat ingatan lo sebagian hilang. Lo lupa semua tentang Diba. Awalnya lo juga lupa sama kita, tapi kita bawa foto yang bisa buat lo inget sama kita. Sayangnya, lo kecelakaan tepat sebelum lo nyatain perasaan ke Diba"
Aga merasakan pusing dikepalanya. Semua yang ada didepannya terasa terbagi dua. Aga pingsan. Rey panik dan langsung membawanya ke rumah sakit. Seharusnya ia tidak terlalu membuka ingatan Aga.
***
Deva masih setia berada didepan kamar inap Diba. Bukan karena takut jika saja adiknya itu akan membencinya, tapi ia merasa menjadi kakak yang tidak berguna karena menyakiti adiknya sendiri. Hingga ada yang menepuk pundaknya pelan dan membuat Deva tersadar.
"Lo temennya Aga kan? Diba udah siuman, lo boleh pergi"
"Sans bang, gue cuma nggak sengaja lewat kok. Btw thanks infonya" ucap Arka yang hendak pergi.
"Tunggu tunggu, lo bilang nggak sengaja lewat. Lo mau kemana?"
"Ke kamar Aga, dia sakit. Pusingnya kambuh, gue salah, seharusnya gue buka ingatannya pelan-pelan. Maafin Aga udah sakitin adek lo bang. Karena itu juga diluar kendalinya. Aga juga udah beberapa kali usaha buat ingat siapa Diba dan kenapa Diba selalu mengganggunya, tapi usaha itu belum ada hasilnya sampai sekarang. Gue permisi. Salam buat Diba". Deva mengangguk, mungkin selama ini Deva terlalu benci padanya karena Aga menjadi salah satu penyebab hancurnya Diba saat itu— selain perpecahan keluarganya.
"Deva, kamu temui adikmu. Tidak usah merasa bersalah, daritadi adikmu nyariin kamu terus. Mama mau urus administrasi dulu, nanti sore juga Diba udah dibolehin pulang"
"Iya ma, Deva masuk dulu"
Diba terlihat fokus dengan ponselnya, hingga tidak menyadari jika kakaknya sudah duduk di sofa. Deheman dari kakaknya membuat Diba kaget dan menjatuhkan ponselnya.
"Ih kakak ngagetin mulu. Ponsel Diba kan jadi jatuh"
"Iya-iya maaf, kalau rusak kakak ganti deh. Maaf ya Dib gara-gara gue lo jadi terluka"
"Kak Deva yang paaaaalliiiinngg jelek serumah, kakak itu nggak salah, lagian kejadian tadi juga nggak sengaja kok. Oh iya kak Lisya mana?" tanya Diba, karena dari Diba bangun ia hanya melihat mama dan kakaknya.
"Lisya udah pulang tadi, dia nggak bisa lama-lama soalnya mamanya nelfon, nggak tau sih ada apa dia cuma bilang kalau lagi buru-buru. Oh iya Aga masuk rumah sakit"
Deg. Masuk rumah sakit? Kenapa? Gara-gara berantem sama Kak Deva aja bisa masuk rumah sakit? Kayanya nggak mungkin. Batin Diba. Diba tidak mungkin menannyakan kenapa Aga bisa sampai masuk rumah sakit disaat saat seperti ini. Bisa saja kakanya marah dan berbuat yang tidak-tidak. Karena Deva bisa berbuat nekat seenak jidatnya layaknya ibu-ibu yang sedang pms.
Drrrtt. Drrtt.
Tunggu kehancuran selanjutnya sweet.***
Hallo gimana nih ceritanya?
Komen dong, karena dari komen kalian author tau letak salah dan harus memperbaiki dibagian mana :)Tunggu part selanjutnya ya :)
Semoga suka❤
KAMU SEDANG MEMBACA
A.G.A [Selesai]
Dla nastolatkówAku pernah mencintai dengan sangat, lalu takdir memberi cobaan hebat, dan akhirnya kau membalas ku dengan luka yang menyayat~ SELAMAT MEMBACA SEMUA 🌈 VOTEMENT KALIAN ADALAH SEMANGATKU ❤