Keputusan Papa

17 9 0
                                    

Sesampainya di ruang keluarga disana sudah berkumpul semuanya termasuk tante irma dan om irfan.

"Eh syifa sini nak"ucap mama pada syifa sambil menepuk sofa dekat mama.

Semua orangpun menengok ke arah syifa, syifa pun bergegas menduduki tempat yang ditunjuk mama tadi.

"Ada apa ma? "Tanya syifa bingung.

"Syifa apa kamu sudah ada rencana melanjutkan sekolah dan pesantren dimana?"tanya papa, sedangkan tante irma,om irfan dan fina terkejut.

"Ehh apa?  Elo mau mesantren? Gue gak salah denger kan"Tanya fina tiba-tiba sambil membelalakan matanya karena terkejut cara bicaranya juga berbeda. Yang lain bengong dengan ucapan fina.
"Eh ehem, maksudku itu eee mending kamu sekolah sama aku aja, rencananya aku mau sekolah ke SMA 1 bhakti bangsa. Kalau mau kita bisa barengan berangkatnya, soalnya aku mau pindah rumah kesini lagi sama bi imun mama, papa dan Raka mau di Surabaya pulang kesini nya mungkiin 1 bulan sekali iya kan pa?"Ucap fina gugup karena sadar dia berbicara sompral.
Yang lainnya hanya geleng-feleng kepala dengan kelakuan fina.

"Emmh iya sii fin tapi maaf sebelumnya bukannya aku gak mau sekolah sama kamu, tapi keputusanku sudah bulat fin aku ingin memperbaiki diriku, aku sudah banyak berbuat dosa aku ingin berhijrah dan ingin medekatkan diri kepada Allah"ucap syifa dengan mantap.
Semua orang terharu mendengar penuturan syifa, papa dan mama juga menitikan air matanya katena sadar bukannya mereka yang menuntun putrinya mereka terlalu mementingkan dunia nya dan malah syifa yang menuntun mereka, papa juga merasa malu pada syifa.

Syifa yang melihat semua nya terdiam pun langsung merasakan hawa canggung diantara keluarga yang sedang berkumpul itu. Ia pun memutuskan untuk menjawab pertanyaan sang papa tadi.

"Emm itu pa aku rencananya mau lanjut sekolah di Pondok Pesantren Al Islamiyah husain, aku juga udah punya kok brosur nya" ucap syifa mencairkan suasana.

"Wuahhh iya kah? Coba papa lihat nak"ujar papa.

"Sebentar pa syifa ambilkan dulu"papa mengangguk syifa pun berlalu meninggalkan semua orang yang ada disana ke kamarnya.

Tak lama ia pun kembali dengan membawa brosur nya dan memberikannya pada papa untuk memperlihatkan fasilitas serta rutinitas nya yang ada di pesantren tujuan melanjutkan pendidikannya.

"Papa sii setuju-setuju saja syifaa, papa akan menghargai keputusan dan mendukungmu jika itu akan membahagiakan mu nak"ucap papa meski ia sedikit ragu namun segera ia tepis dengan tujuan membahagiakan putri bungsunya.

"Terimakasih pa, insha allah aku janji gak akan ngecewain kalian"ucap syifa sumrigah.

"Ya sudah, berhubung 1 bulan lagi kamu lulus SMP dan pesantren ini juga udah dibuka pendaftarannya bagaimna kalau minggu depan kita kesana? Kita lihat-lihat dulu kalau cocok kita daftar bagaimana?" ucap papa yang langsung dijawab syifa.

"Wahhhh beneran pa? Yasudahh ayo syifa mauuu bangett"ucap syifa senang menengok pada mama, kak shera, dan yang lainnya. Tapi syifa baru menyadari kalau mamanya, kak shera, dan yang lainnya tidak ikut nimbrung dan tidak terlibat pembicaraan pesantren setelah dia melihat brosur yang dibawa syifa tadi, syifa pun berniat untuk bertanya pada mamanya.

"Maa?" ucap syifa lembut.

"Eh iya sayang ada apa?" sahut mama

"Mama kenapa kok gak ikut nimbrung sama kami"tanya syifa masih dengan nada lembut.

"Eng enggak papa kok syif mama cuma.... "Mama menjeda kalimatnya dia tak kuasa untuk melanjutkan perkataanya yang bisa mematahkan semangat putrinya itu.

"Ada apa maa?"tanya syifa khawatir

"Hehe em itu eng eh mama cuma agak pusing dikit saja"gugup mama berbohong karena tidak ingin membuat putrinya kecewa.

"Mama kalau sakit istirahat duluan saja, nanti papa nyusul"sahut papa.

"Iya ma, istirahat saja"ucap syifa menimpali.

"Ah enggak apa-apa kok sudah jangan khawatirkan mama"ucap mama.

"Heem ya sudah kalau begitu"papa dan syifa mengangguk.

"Eh sampai mana tadi? Eh iya tadi aku dengar fina mau tinggal di sini lagi ya, eh tunggu ngomong-ngomong Raka kemana enggak ikut?"tanya papa.

Raka adalah adik laki-laki fina yang berumur 13 tahun dan baru kelas 7 SMP di sekolah yang sama dengan kakaknya yang tak lain Fina.

"Emm iya ham rencananya kita kesini juga tadinya sekalian mau nitip fina, berhubung rumah kita kan gak jauh jadi fina gak akan kesepian bisa main kesini tiap weekend gitu, meskipun syifa mau pesantren ya kan sekarang zaman modern canggih apapun bisa dilakukan komunikasi juga mudah bisa video call, telponan juga iya kan, kalau Raka tadi katanya nggak mau ikut mau dirumah saja sama bi imun"jawab om irfan.

"Emhh iya fan,fina kamu main saja kesini tiap kali kamu kesepian,tiap weekend juga"ucap papa ilham.

"Iya makasi banyak ya ham,rencananya kami juga mau kembali ke surabaya lagi,mau nyelesaikan dulu sekolahnya fina,dan kalau sudah bagi raport dan libur akhir taun kami juga akan mengantarkan fina kesini"ujar om irfan.

Semua orang manggut-manggut tanda mengertii. perbincangan mereka pun berlalu hingga malam mulai larut. Syifa dan fina juga sudah mau pamit pergi duluan kekamarnya.

"Ma, Pa, om dan tante, syifa dan fina mau istirahat duluan ya"pamit syifa diangguki oleh fina.

"Iya sana pergi ke kamar langsung istirahat jangan gadang takut cepet keriput tuh kulitnya"gurau tante irma.

"Aaaa tidak momy bercanda kan? buktinya aku masih seger dan kencang aja ni kulit"ucap fina pada tante irma tanpa sadar.

"Hahah ni ketahuan ya sekarang berarti kamu suka bergadang yaa trus kenapa kalau ditanya suka nggak jujur hah?"sahut tante irma.

Fina baru sadar bahwa dia tadi sudah mengucapkan kata-kata yang selama ini ia turup rapat dari momy and daddy nya, dia menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya. Dan bergegas pergi dan menarik syifa untuk segera berlalu pergi kekamar syifa, yang kebetulan mereka akan tidur sekamar sekarang.

                                ***

The Beauty Of My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang