_Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu._
Ali bin Abi Thalib
For the rest of my life
I'll be with you
I'll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I'll be loving you. loving you.Alunan lagu milik Maher Zein dari radio mobil, mengisi keheningan kami berdua. Dulu lagu tersebut sering kuputar kala hatiku sedang gundah. Lagu ini menurutku menceritakan tentang seseorang yang telah berhasil menemukan pasangan hidupnya. Ia bersyukur telah dipertemukan dan ia berjanji akan selalu bersama, sepanjang hidupnya hingga jika Tuhan berkehendak sampai ke Jannahnya.
Tanpa sadar aku ikut bersenandung kecil, mengikuti irama lagu tersebut.
"For the rest of my life, through days and nights, i'll thank Allah... for ----"
"Kurang keras kamu nyanyinya, Dek!"
Aku menghentikan lanjutan lagu tersebut, setelah mendengar ucapan Langit. Malu. Itulah yang pertama kali dirasakan. Suaraku memang tidak terlalu bagus untuk didengar. Tapi setidaknya aku masih bisa bernyanyi.
"Kamu suka lagu itu tah?" Tanyanya yang membuatku otomatis menoleh.
Aku mengangguk, "Ya, aku suka lagunya. Tidak itu saja, semua lagu ciptaan Maher Zein, aku selalu suka. Karena setiap lagu itu pasti ada maknanya juga pasti bersangkutan dengan Allah. Itulah kenapa aku suka."
Mataku kembali menatap pemandangan jalanan yang macet. Sudah setengah jam lebih kami belum sampai rumah, gara-gara macet dan juga hujan yang cukup deras. Membuat Langit harus extra hati-hati dalam menyetir. Karena pasti jalan sedang licin. Aku sedikit mengeluh dengan apa yang terjadi padaku, dalam dua sisi berbeda aku harus tetap tersenyum meskipun hati sedang terluka.
Tapi aku mengingat bahwa cara terbaik mengadukan segala keluh-kesah adalah hanya kepada Allah, sebagaimana Nabi mengeluhkan perbuatan kaumnya kepada Allah azza wajalla. Kadang kala, ketika seseorang berkeluh kesah kepada orang lain, hal itu tidak memberikan jalan keluar, justru membuka masalah baru atau memberatkan orang lain. Sedangkan, Allah pasti memberikan jalan keluar ketika kita meminta kepada-Nya.
Seperti firman Allah dalam surah al- Insyirah ayat 5, "Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan."
"Rain lelap banget tidurnya, ya," ucap Langit melihat anak kecil yang tertidur di kursi bagian tengah dari kaca mobil.
Sebenarnya kami tidak berdua, tapi bertiga dengan adikku, Rain. Tapi karena dia tidur jadi kuhitung hanya berdua. Hehehe.
Raina Defaza. Adikku itu umurnya terpaut jauh dariku. Dia baru umur 6 tahun sedangkan aku... sudah kepala dua. Rain tadinya tidak ikut denganku, tapi karena Langit yang memintanya, aku pun menurut saja. Katanya agar tidak terjadi fitnah di antara kita, dan itu kubetulkan sekali.
Teringat kejadian di Mall tadi, aku jadi senyum-senyum sendiri. Saat itu, Rain meminta aku dan Langit menggandengnya saat berjalan. Ada kumpulan ibu-ibu yang menggumam tentang kami, aku masih bisa mendengarnya sedikit waktu itu. Katanya sudah cantik dan tampan, anaknya imut, pasangan yang serasi. Aku aamiini saja perkataan ibu-ibu tadi. Ya Allah, kan Senja jadi salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Terakhir
Short StoryTakdir akan mengubah segalanya. Di saat aku butuh dirimu kau menghilang entah kemana. Tapi aku percaya, jika kita memang ditakdirkan bersama di ujung senja kau akan datang dan hidup bersamaku hingga jannahnya.