Part 10 • Masih Ada?

479 54 9
                                    

Keseluruhan cerita murni dari imajinasi saya sendiri. Jika ada kesamaan nama, tempat dan suasana dalam cerita itu hanya unsur ketidak sengajaan. Saya tau kalian pasti bisa menghargai karya tulis saya.

Happy reading and don't cry, only smile.

🌻

Nayla tersenyum kala melihat Dyo memasuki lingkungan sekolah. Pemuda itu terlihat lebih baik dari pada kemarin. Nayla lega karena Dyo sudah kembali sehat, Dyo memang orang yang kuat menurutnya.

"Pagi, Dyo" Nayla menyamakan langkahnya dengan pemuda itu, tersenyum menatap wajah samping Dyo.

"Iya pagi, Nay" Dyo ikut tersenyum.

Mereka berjalan bersama melewati koridor, Nayla sesekali melemparkan peetanyaan dan Dyo menjawabnya dengan lembut. Mereka juga tertawa saat Nayla membuat lelucon.

Pemandangan itu tidak asing lagi di mata siswa-siswi yang lain. Meskipun Dyo dan Nayla memiliki status "mantan", mereka tetap dekat seperti seorang teman. Lagi pula tidak ada alasan untuk Nayla membenci Dyo. Dia tau alasan pemuda itu memutuskannya, dan alasan itu yang membuat Nayla masih bertahan dengan perasaannya.

"Gue duluan ya" Nayla menunjuk kelasnya.

"Iya" Dyo mengangguk.

Nayla memasuki kelasnya lebih dulu, lalu Dyo pergi menuju kelasnya. Baru saja Nayla hendak mendudukkan dirinya, ketenangannya langsung direbut oleh pemuda seperti preman itu.

"Nayla, lo ngapain jalan sama anak haram itu?" Yuta mendekati Nayla dengan wajah seriusnya.

Nayla memutar bola matanya malas, "Emang kenapa? Dyo kan teman gue"

"Kalian udah mantan, jadi gak usah dekat-dekat sama dia"

Nayla tertawa miris, "Emang lo siapa gue? Lo gak punya hak buat ngelarang gue"

Yuta seketika melotot, tak percaya mendengar ucapan Nayla.

"Ta, gue gak pernah nerima lo. Jadi gak usah berlagak jadi pacar gue, yang ada gue jijik sama lo" Nayla menatap tajam ke arah Yuta, setelahnya langsung keluar dari kelas, meninggalkan Yuta yang masih terdiam.

Nayla berjalan entah ke mana, ia tak ada tujuan. Biasanya setelah menaruh tasnya di kelas, Nayla akan menuju kelas Dyo. Namun kali ini dia memilih untuk tidak menemui pemuda itu saat perasaannya sedang kacau seperti ini, Nayla tidak mau Dyo mengetahui hal ini.

Nayla menuju toilet, berniat untuk membasuh wajahnya. Sepertinya tempat yang Nayla pilih salah, pasalnya ia bertemu dengan orang yang sama menyebalkannya dengan Yuta. Nayla mencoba mengabaikannya, menuju wastafel lalu mencuci wajahnya.

"Kenapa Yuta ngejar-ngejar cewek kayak lo ya? Lo kan buta"

Nayla mematikan keran, tersenyum miring menghadap Lisa yang sedang memakai lipstik di sampingnya.

"Buta? Kayaknya lo deh yang buta. Masa iya gue terima cowok kayak Yuta yang... iwh banget. Sorry, mata gue masih normal"

Lisa menoleh pada Nayla dengan wajah kesalnya, "Lo lebih milih Dyo si anak haram dari pada Yuta? Apa sih bagusnya anak haram--"

Brak!!

Nayla memukul wastafel itu hingga membuat Lisa terdiam, matanya menatap tajam gadis bagai boneka di hadapannya itu.

Nayla mendekatkan dirinya pada Lisa, "Dyo bukan anak haram, dia lebih baik dari mulut sampah lo itu" Nayla hendak beranjak dari toilet yang panas itu.

Smile On My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang