Part 5 • Dewasa sebelum waktunya.

403 59 6
                                    

Keseluruhan cerita murni dari imajinasi saya sendiri. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan suasana dalam cerita itu hanya unsur ketidak sengajaan. Saya tau kalian pasti bisa menghargai karya tulis saya.

Happy reading and don't cry, only smile.

🌻

3 Februari 2010.

Dyo duduk di ayunan yang ada di taman itu. Matanya menatap satu persatu anak yang dijemput oleh orang tuanya. Dyo tersenyum, mungkin hal itu akan terjadi padanya juga. Dyo terus menunggu hingga hari mulai gelap, namun sosok sang ayah tak juga tiba.

Dyo akhirnya turun dari ayunan itu dan memutuskan untuk pulang. Hari ini memang tidak, mungkin besok impian sederhananya itu akan benar-benar terjadi.

4 Februari 2012.

Dua tahun sudah berlalu, sampai sekarang ayahnya tak kunjung pulang. Di hari ulang tahunnya, Dyo tidak pernah mendapatkan ucapan dari ayahnya. Biasanya ayahnya akan menggendongnya sambil menyanyikan lagu ulang tahun, dan ibunya membantunya untuk memotong kue. Membandingkannya dengan yang sekarang, sangat berbeda dan menyedihkan.

Dyo mengusap pipinya yang basah karena menangis. Suara ketukan pintu membuat lamunannya buyar. Dyo pikir itu Dokter Syno, namun dugaannya salah. Mata Dyo berbinar saat melihat siapa yang berada di balik pintu.

"Papa!" Dyo langsung berhambur ke pelukan ayahnya, namun tidak mendapat balasan.

"Lepasin!" Kevin mendorong Dyo dengan kasar hingga anak itu mundur beberapa langkah, hal itu tidak membuat senyum Dyo pudar.

"Akhirnya papa pulang. Jadi nanti papa bisa jemput Dyo habis pulang main"

"Main?"

Dyo mengangguk antusias.

"Kamu nih taunya main aja! Papa gak suka ya liat Dyo main terus! Mulai sekarang bantu papa kerjain pekerjaan rumah. Masak, mencuci, bersihkan rumah, kamu yang harus lakuin. Ngerti kamu?"

Senyum Dyo memudar, apa impian sederhananya harus dikubur paksa? Anak itu sangat ingin ayahnya pulang, namun ini yang dia dapatkan? Apakah masa anak-anaknya sudah berakhir?

6 Februari 2012.

Dyo dengan susah payah mengeluarkan pakaian yang selesai ia cuci. Dyo menghentikan langkahnya saat melihat taman bermain yang dipenuhi anak-anak.

Mereka bermain dengan riang sesuai umurnya. Dyo membandingkan dengan dirinya sendiri yang sedang sibuk melakukan pekerjaan orang dewasa. Seharusnya Dyo juga bermain sebagai anak normal, namun keadaannya tidak memungkinkan untuk menjadi anak-anak seperti biasanya.

Dyo mengulum senyumnya, kembali melangkah menuju jemuran kayu yang sudah tua.

"Ini kan juga bermain, bahkan lebih seru" Dyo menggantung pakaian-pakaian itu dengan riang, berusaha menghibur dirinya sendiri.

7 Februari 2012.

Ctass!

"Awww!!" Dyo memegangi tangan mungilnya yang terkena minyak panas. "Akh sakit banget"

"DYO! MAKANANNYA UDAH JADI BELUM?! CEPAT DONG! PAPA LAPAR!" Teriakan ayahnya menggema di seluruh ruangan, membuat Dyo harus melupakan rasa sakitnya untuk kembali memasak.

"Iya pa! Ini bentar lagi siap!"

🌻🌻🌻

19 Januari 2020.

Smile On My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang