6 Agustus 2019.
Nayla mengintip ke dalam kelas itu, nampak masih sepi karena masih pagi. Matanya meneliti setiap orang yang berada di dalam, namun ia tidak menemukan orang yang ia cari. Nayla mengerucutkan bibirnya, menunduk sedih karena lagi-lagi gagal bertemu dengan orang itu.
"Permisi"
Nayla menoleh, matanya langsung membulat sempurna saat melihat seorang pemuda sedang berdiri di belakangnya. Nayla langsung memalingkan wajahnya, menghindari tatapan pemuda itu. Dia tau wajahnya memerah saat ini.
"Kamu nyari siapa ya?" Suara lembut Dyo membuat jantung Nayla semakin berdegup kencang, terlebih saat mendengar panggilan 'kamu' untuknya.
"A-aku nyari temen, tapi belum datang kayaknya" Nayla tersenyum kikuk, beberapa kali memalingkan wajahnya karena malu.
Bodohnya Nayla, bukankah dia selalu ingin bertemu Dyo? Saat sudah bertemu dia malah berbohong. Jadi untuk apa sebenarnya?
"Oh. Temannya siapa? Biar aku kasih tau kalau dia udah datang" tanya Dyo lagi, sekarang Nayla semakin gugup.
"Gak! Gak usah hehe. Nanti biar aku aja yang hampiri sendiri. Udah ya, aku harus balik ke kelas. Emm bye" Nayla melambai kikuk, terlihat sangat aneh bagi Dyo.
Namun Dyo tersenyum setelahnya, balas melambai dan berhasil membuat Nayla semakin terpesona. Nayla cepat-cepat pergi dari sana, meninggalkan Dyo yang masih menatapnya.
"Astaga, orang manis dan lembut kayak gitu dibenci banyak orang? Makin gila nih sekolah" Nayla mengipas-ngipas wajahnya yang masih memerah.
🌻🌻🌻
7 Agustus 2019.
Nayla mengintip lagi hari ini, bukan mengintip hal yang negatif, ya kalian pasti tau siapa yang membuatnya akhir-akhir ini jadi sering mengintip ke kelas itu. Nayla tersenyum saat melihat orang yang ia cari, pemuda itu dengan tenang membaca buku di tempat duduknya.
Bruk!
Nayla terkejut saat tubuhnya terdorong ke dalam kelas. Langsung saja ia menatap para gadis itu dengan tajam.
"Kalian apa-apaan sih?! Gak liat apa gue ada di depan pintu?!" Nayla membentak, membuat fokus seisi kelas beralih ke arahnya.
"Eh maaf Nay, kami gak sengaja"
Mendengar itu membuat Nayla berusaha mengatur emosinya.
Nayla terdiam, ia baru menyadari sesuatu. Dia berada di kelas orang lain, dan parahnya itu kelas pemuda yang ia kagumi. Nayla menoleh ke arah Dyo, benar saja pemuda itu sedang menatapnya. Dyo hanya diam dengan mata bulatnya, dia terlihat bingung dengan apa yang terjadi. Dengan cepat Nayla keluar dari kelas Dyo.
"Ditatap Dyo!!" Nayla berteriak di sepanjang koridor, dan bodohnya itu terdengar hingga kelas Dyo. "Ah bego kenyaringan!"
Dyo yang mendengar itu cukup terkejut, ia tidak mengerti apa yang sedang gadis itu lakukan. Namun mengingat tingkah lucunya, Dyo tersenyum.
🌻🌻🌻
Nayla menumpukan dagunya di meja kantin, merasa sedih dengan kejadian tadi. Rasanya ingin mengulang waktu saja. Pasti Dyo menganggap dirinya gadis yang aneh dan tidak mau melihat Nayla lagi. Lalu bagaimana dengan keinginannya untuk mengenal Dyo lebih dekat?
Nayla mengerucutkan bibirnya, kakinya menghentak-hentak karena kesal. Bagaimana bisa dia emosi saat itu? Parahnya itu kelas Dyo. Bodoh sekali dirinya ini.
"Permisi"
Suara ini, milik pemuda bernama Dyo yang memiliki senyum termanis itu. Sepertinya karena Nayla sedang memikirkan pemuda itu dia jadi halusinasi. Tidak mungkin Dyo datang dan menyapanya setelah melihat kejadian tadi, haha.
"Permisi"
Lagi? Halusinasinya terlalu parah. Suara Dyo terdengar dua kali, itu sangat aneh.
"Woy Nayla kampret!"
Kali ini bukan suara Dyo, Nayla langsung menoleh dan melihat pemuda berbadan tinggi yang beberapa hari ini sering membuatnya kesal. Tapi, ada Dyo di belakangnya. Apakah tadi dia sedang tidak halusinasi?
"Napa? Kita kenal?" Nayla berucap ketus, masih kesal dengan Chandra yang sering mengganggunya.
"Dih sok gak kenal lo" Chandra tak kalah ketus, menatap gadis itu dengan tajam. "Kami gak dapat tempat duduk. Karena lo sendirian, jadi kami mau numpang di sini. Dari pada status jomblo lo terlalu keliatan, mending kami isi tempat yang kosong. Boleh kan?" Chandra menunjuk kursi kosong di depan Nayla.
Gadis itu terdiam, benar ada dua kursi di depannya. Nayla menatap dua pemuda itu secara bergantian, dua-duanya tidak baik untuknya. Ada Chandra yang akan selalu membuatnya emosi, dan ada Dyo yang akan membuatnya merona. Tapi kasihan juga jika mereka tidak mendapat tempat, sebenarnya hanya Dyo yang kasihan.
"Yodah lah, serah" Nayla menyeruput es jeruknya, menatap ke arah lain agar menutupi wajahnya yang memerah.
"Makasih ya"
"Uhuk!!" Nayla tersedak seketika saat mendengar ucapan manis dari Dyo.
"Eh gak pa-pa?" Dyo terlihat panik saat melihat Nayla tersedak dan wajah gadis itu memerah.
"Iya iya gak pa-pa" Nayla berusaha tersenyum meskipun tenggorokannya terasa sakit, dia tidak ingin terlihat memalukan untuk kedua kalinya.
"Dyo, lo duduk dulu gih, biar gue yang pesanin" Chandra mendorong tubuh Dyo agar duduk di depan Nayla.
Chandra pergi, meninggalkan dua orang yang berhadapan dengan canggung. Nayla terus meminum es jeruknya dengan sedotan untuk mengurangi kecanggungannya, sedangkan Dyo menatap ke arah lapangan basket yang tengah ramai dengan orang-orang yang sedang bermain. Dyo tersenyum, membuat Nayla mencuri pandang pada pemuda itu. Astaga, sungguh indah senyumannya.
Dyo menoleh ke arah Nayla, membuat gadis itu buru-buru mengalihkan pandangannya. Dyo melirik ke arah gelas Nayla, gelas itu sudah kosong. Dyo tiba-tiba terkekeh pelan, dan itu dapat Nayla dengar. Ia mencari apa yang aneh dari dirinya, dan baru menyadari jika es jeruknya sudah habis. Baiklah, Nayla tambah memalukan.
"Kamu udah ketemu teman kamu?"
Nayla terlihat ling-lung, tersenyum kikuk di hadapan pemuda itu.
"Iya hehe"
"Bagus deh"
Hening kembali, sekarang Nayla pun tidak tau apa yang harus ia lakukan karena es jeruknya sudah habis. Hendak pergi namun sangat disayangkan.
"Tadi di kelasku ngapain? Mau datangin teman kamu lagi?"
Nayla membulatkan matanya, menggigit bibirnya karena bingung ingin menjawab apa.
"Iya, tapi ternyata udah gak ada orangnya" Nayla menjawab asal, berdoa dalam hati agar pemuda itu tidak menyadari kebohongannya. "Uh... maaf tadi... bikin malu di kelasmu"
"Gak kok" Dyo tersenyum. "Tadi kamu imut pas malu"
"Cogan datang~" Chandra datang dengan nampan di tangannya.
Pemuda tinggi itu cukup terkejut melihat Nayla tengah melamun dengan wajah memerah. Ia melirik Dyo, namun temannya itu juga nampak terkejut.
Dyo bilang gue imut, gue imut~
🌻🌻🌻
Hai guys, maaf aku baru back. Btw part kali ini gak ada sedih-sedihnya ya, maaf banget huhu🤧 aku mau menceritakan gimana sih kisahnya Nayla dan Dyo sampe bisa pacaran--eh ralat, jadi mantan maksudnya hehe. Semoga tetap suka yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile On My Face
Teen Fiction"Kalau Dyo senyum, mama pasti bakal ikut senyum di manapun mama berada. Jadi Dyo gak boleh sedih dan ngeluh, senyum adalah obat dari rasa sakit di hati" Sejak saat itu Dyo terus tersenyum dan berharap luka di hatinya perlahan menghilang. Warning!! M...