Part 2 • Senyuman yang dibenci

476 55 17
                                    

Keseluruhan cerita murni dari imajinasi saya sendiri. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan suasana itu hanya unsur ketidak sengajaan. Saya tau kalian pasti bisa menghargai karya tulis saya.

Happy reading and don't cry, only smile.

🌻

15 Januari 2010

Dyo kecil berdiri dari posisi duduknya saat beberapa orang keluar dari ruang operasi sambil mendorong brankar, anak itu dapat melihat seseorang ditutupi kain putih di atas brankar, dan Dyo yakin itu ibunya. Dyo langsung mengejar beberapa orang itu, namun langkahnya dihentikan oleh seorang suster.

"Kamu mau ke mana?" Tanya suster itu lembut.

"Kejar mereka, mereka bawa mama" Dyo menunjuk beberapa orang yang sedang mendorong brankar.

Suster itu menunduk, hatinya tak kuasa melihat anak polos itu. Lidahnya kelu, dia tidak tau harus menjelaskan seperti apa pada Dyo.

"Mama kamu sudah diambil tuhan" akhirnya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Suster itu menggigit bibir bawahnya saat mendapat tatapan polos dari Dyo.

"Kenapa tuhan ambil mama Dyo? Sampai kapan?"

Suster itu menggeleng, dia terus mengalihkan pandangannya ke arah lain, berusaha menghindari tatapan polos dari Dyo.

"Karena tuhan sayang sama mama kamu, tuhan gak mau mama kamu tersiksa" suster itu berusaha tersenyum sambil mengusap lembut kepala Dyo.

"Kok gitu? Memangnya mama tersiksa ya sama Dyo?"

Bukan! Bukan itu yang dimaksud. Suster itu tersu menggeleng, dia salah bicara kali ini.

"Mama kamu pasti bahagia sama kamu, tapi dia terluka jadi tuhan gak mau mama kamu terus kesakitan. Kamu gak boleh sedih ya, mama kamu pasti ikut sedih kalau liat kamu sedih"

"Gak mau... Dyo gak mau tuhan ambil mama... nanti hiks Dyo sama si-siapa? hiks" mata Dyo kecil mulai berair, matanya berkedip-kedip lucu agar penglihatannya tidak buram.

"Maaf, bibi gak tau harus gimana" suster itu ikut menangis, dia menundukkan kepalanya agar tangisannya tidak ikut terlihat.

"Mama! Dyo mau bareng mama!" Dyo melepaskan pegangan suster itu, berlari ke arah beberapa orang yang tadi mendorong brankar, sayangnya orang-orang itu sudah menghilang dari pandangannya.

Dyo terduduk di lantai dingin rumah sakit, disaksikan beberapa orang yang berlalu-lalang di sana. Mereka menatap iba ke arah Dyo, beberapa orang berusaha membantu Dyo untuk berdiri namun ditolak olehnya.

"Ada yang lihat mama? Orang-orang itu membawa mamaku dengan kasur, wajah mamaku tertutup kain putih. Ada yang melihatnya? Dyo harus bangunin mama, Dyo rindu mama hiks" isak tanginnya mulai terdengar jelas, beberapa orang tak kuasa melihatnya. "Dyo mau cium mama, Dyo tadi cuma hiks... cuma ucapin selamat malam hiks... Dyo kangen mama... hiks..."

🌻🌻🌻

13 Januari 2020

Dyo tersenyum menatap beberapa obat di apotik itu. Impiannya menjadi dokter pasti akan dia kabulkan, ini juga impian ibunya. Dyo sangat ingin membantu mereka yang punya keinginan untuk sembuh, membuat mereka kembali tersenyum dan memeluk satu sama lain.

Banyak orang yang berpikir bahwa rumah sakit adalah tempat orang-orang yang bersedih. Namun Dyo ingin mengubah pandangan orang-orang itu. Rumah sakit tidak semenyedihkan itu. Dia ingin membuktikan bahwa rumah sakit akan menjadi tempat pertama mereka kembali mendongak setelah tertunduk sedih. Tempat mereka bisa menaruh harapan untuk kembali tersenyum. Tempat mereka mendapat pelajaran berharga dan lebih mencintai hidup. Rumah sakit akan menjadi rumah kedua untuk membuka kembali masa depan yang sempat tertimbun oleh penyakit.

Smile On My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang