05

887 92 13
                                    

"Sampai disini dulu pembelajaran kita hari ini. Jangan lupa tugasnya dikerjakan besok dikumpulkan ke saya. Terima kasih dan selamat siang" kata guru laki-laki kepada para murid sambil melangkah keluar kelas.

"Baik Pak" jawab semua murid dikelas itu bersamaan.

"Ayo keperpustakaan kita bisa berlama-lama disitu. Lagipula setelahnya kelas kita punya jam kosong kan" ajak Tang kepada ketiga temannya setelah mendengar bunyi bel menandakan saatnya jam istirahat.

"Tumben ngajak ke perpus kamu Tang biasanya juga malas kalau diajak kesana" tanya Ting-Ting.

"Jadi anak malas salah sekarang mau rajin salah juga. Terus aku harus gimana?" jawab Tang dengan wajah dibuat sedih.

"Ya gak gimana-gimana. Maksudku tumben aja dan lagi tidak usah dibuat jelek gitu itu mukanya udah jelek tambah jelek tahu" ejek Ting-Ting sambil noyor kepala Tang.

"Aduhh... ya gak usah noyor juga kali, entar kalau otakku makin bodoh tanggung jawab kamu ya" kata Tang berlebihan.

"Kalau udah bodoh dari sononya ya terima aja si minta tanggung jawab segala lagi" balas Ting-Ting sedangkan kedua temannya hanya tersenyum maklum dengan pertengkaran Tang dan Ting-Ting yang sudah sering mereka lihat.

Sebenarnya kalau dilihat-lihat mereka berdua cocok kalau jadi pasangan walaupun sering bertengkar dan mereka saling sayang satu sama lain.

"Huft serasa mau meledak kepalaku. Sial! kenapa susah sekali si ini soal lagian itu guru ngasih soal susah-susah semua. Cukup sudah aku tidak kuat lagi" keluh Tang dengan sedikit membanting kertas soal yang guru berikan kepada mereka untuk dikerjakan.

"Tadi aja semangat mau ngerjain sekarang ngeluh susah tentang soal-soalnya. Ram sama Duen aja gak ngeluh kek kamu" kata Ting-Ting.

"Kalau Duen jangan ditanya dia kan memang pintar otaknya encer. Memangnya kau bisa?" jawab Tang balik nanya.

"Enggak" jawab Ting-Ting nyengir.

"Huh apa bedanya kamu denganku" kesal Tang.

"Bedalah aku kan tidak mengeluh wlee..." kata Ting-Ting.

"Sialan!!" Tang mengumpat.

"Hahahaha" Ting-Ting tertawa merespon umpatannya Tang.

"Yaa berenti ketawa" kata Tang kesal menoleh ke arah Ram dan bertanya "Apa kamu bisa Ram?"

"Enggak semuanya" jawab Ram.

"Ram saja juga sama gak bisa" kata Tang.

"Tapi kan ada yang bisa dia kerjain, coba lihat ada yang sudah diisi lha kau apa satu saja tidak sama sekali dasar payah" kata Ting-Ting mengejek.

"Apa kamu bilang" jawab Tang mengangkat tangannya ingin memukul Ting-Ting tetapi dicegah Duen.

"Sudah-sudah tidak usah berantem. Kalau gak bisa tinggal saja minta bantuan orang lain. Bagaimana kalau kita minta bantuan P'King saja dia terkenal siswa terpintar disekolah ini kan" kata Duen menyarankan.

"P'King?.... Boleh juga itu idenya, dia senior yang baik ramah enak di ajak ngobrol dan kita sudah kenal juga kan walau belum lama pasti mau membantu kita" jawab Tang semangat. Ram yang mendengar nama King disebut-sebut hanya diam tidak mengomentari apapun.

"Kalau P'King yang membantu kita otomatis teman-temannya juga aahh kau punya tujuan lain ya Duen?" kata Ting-Ting sambil memamerkan senyumnya.

P'King I Love You!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang