Chapter 4

19 3 0
                                    

Usai melaksanakan sholat Dzuhur, Nabila menuju ke sebuah panti asuhan bernama Panti Asuhan Nur yang berada di jalan Fayerweather st.

Nabila pergi seorang diri. Dia menitipkan Sandra pada Brianna dan Eun Hye di rumah karena takut Sandra akan kelelahan jika ikut dengannya.

Tadi siang saat Ia berbelanja baju dengan Sandra, Umi Fatimah pemilik panti asuhan menelepon dirinya dan berkata jika suaminya Abi Ibrahim belum pulang dari kemarin sore.

Bagi Nabila Umi Fatimah dan Abi Ibrahim sudah seperti ayah dan ibunya selama ia tinggal di sini.

Nabila ingat pertama kalinya ia bertemu dengan Umi Fatimah saat sedang kajian di sebuah masjid besar di Amerika. Selesai kajian, Umi Fatimah mengajaknya untuk pergi ke Panti Asuhan Nur miliknya.

Anak-anak panti senang dengan kedatangan Nabila. Nabila pun yang melihat mereka semua semangat untuk mengaji dan menghafal Al-Qur'an membuat Nabila senang dan betah di sana.

Hingga akhirnya Umi Fatimah memintanya menjadi guru ngaji anak-anak panti berbekal ilmu yang dimilikinya. Ia menjadi sering mengunjungi panti.

Nabila sudah tiba di Panti Asuhan Nur. Bangunan bercat putih sederhana dengan luas 300 m² yang mampu menampung 50 anak yatim piatu.

Di sebelah panti asuhan terdapat masjid kecil yang digunakan anak-anak panti untuk melaksanakan ibadah sholat.

Tokk.. tokk..

"Assalamualaikum," Ucap Nabila sambil mengetuk pintu.

Tak lama kemudian pintu terbuka, "Waalaikumsalam, Kak Bila.. Thomas kangen banget sama kakak."

Seorang anak laki-laki berambut pirang berumur 9 tahun beringsut memeluk kaki Nabila dengan tubuh mungilnya.

Sudah 4 hari ini Nabila tidak ke panti asuhan, dikarenakan dirinya disibukkan dengan tugas kuliah yang menumpuk.

Tangan Nabila mengelus pelan kepala Thomas lalu menyejajarkan tingginya dengan Thomas.

"Kak Bila juga kangennn banget sama Thomas. Thomas apa kabar?"

"Baikk, Thomas senang banget kakak datang. Ayo masuk kak, teman-teman yang lain juga kangen banget dengan kakak." Ucap Thomas. Tangannya menggandeng tangan Nabila, membawanya masuk ke dalam.

Begitu tiba di dalam, Anak-anak langsung mengerubungi Nabila. Mereka semua berceloteh kangen dan bercerita selama Nabila tidak mengunjungi mereka ke panti asuhan.

"Baik, baik. Kak Bila juga kangennn banget dengan adik-adik kakak yang Sholeh dan Sholehah." Sudut bibir Nabila tertarik ke atas.

"Ini kakak bawakan kalian jajanan, ayo siapa mau??" Nabila mengangkat jinjingan makanan ringan yang ia beli di mall.

"Aku mauu." Jawab anak-anak panti dengan semangat sambil mengangkat tangan mereka.

"Kakak bagikan satu-satu. Kalian antri yang rapih ya."

Anak-anak berjejer rapih. Nabila membagikan kepada mereka satu persatu. Setelah dirasa semua jajanan yang ia bawa habis, Nabila menghampiri Mellisa, gadis berumur 16 tahun yang lebih tua dan dewasa dari anak-anak panti yang lain.

"Lisa, Umi Fatimah ada dimana?" Tanya Nabila.

Air muka gadis itu perlahan layu, "Umi ada di kamar. Aku perhatikan Umi terlihat sedih kak karena Abi belum pulang ke rumah sejak kemarin," Lirihnya.

Nabila mengangguk mengerti.

"Kamu jangan sedih ya.. Kakak akan segera mencari Abi dan membawanya pulang," Ucap Nabila menenangkan Mellisa lalu beranjak menuju kamar Umi Fatimah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uhibbuka FillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang