Warning typo bertebaran!!!!!
╔════ ≪ •❈• ≫ ════╗
ANGEL
╚════ ≪ •❈• ≫ ════╝↬↬↬↬↬
Vano membuka matanya, seperti ada sesuatu yang menempel di keningnya. Di ambilnya benda itu, ternyata kain yang sudah dingin.Saat berniat untuk turun dari ranjang, dia melihat Angel sedang tidur sambil duduk dengan tangan yang bertumpuan pada pinggir ranjang.
Terlihat sangat damai sekali. di saat tidur seperti itu, Angel terlihat cantik walaupun sedang tertidur.
Saat Vano ingin menyentuh kepala Angel. Angel lebih dulu bangun dan melihat Vano yang ternyata sudah bangun. "Sorry gue lancang masuk kamar lo, semalam gue mau tau keadaan lo dan ternyata lo demam." Sambil bangkit dari duduknya.
Angel menempelkan telapak tangannya di kening Vano, memastikan demamnya sudah turun atau belum. "Sepertinya lo sudah membaik, gue pergi" Angel pergi meninggalkan Vano. Vano melihat kepergian Angel.
↬↬↬↬↬
Angel baru saja selesai mandi, dia bersiap ke dapur untuk membuat sarapan dan bubur untuk Vano.Setelah buburnya sudah jadi, dia mengantarkan bubur, air minum dan obat yang dibawanya di atas nampan ke kamar Vano.
Vano masih berbaring di ranjangnya, dia mendekat ke tepi ranjang. Di taruhnya nampan itu di atas nakas.
"Makanlah buburnya sehabis makan minum obat yang sudah gue bawa agar lo tidak demam lagi. Lo tidak usah masuk kantor dulu, istirahatlah agar cepat pulih" sehabis mengatakan itu Angel berbalik dan pergi dari kamar Vano.
Tetapi baru satu langkah, pergelangan tangannya sudah di tarik terlebih dahulu oleh Vano. "Terimakasih sudah merawat saya" Vano melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Angel.
Dia bangkit dari tidurnya, duduk bersandar di kepala ranjang lalau memakan buburnya. "Sama-sama" Angel pergi meninggalkan Vano memakan buburnya sendiri.
Angel memakan sandwich yang di buatnya, dia tidak sempat membuat makanan lain karena dia lebih dulu membuat bubur untuk Vano ketimbang membuat sarapan untuk dirinya.
Walaupun sarapan hanya dengan sandwich, dia sudah bersyukur masih bisa makan. Di luar sana banyak yang tidak bisa makan dengan waktu yang cukup lama.
↬↬↬↬↬
CeklekSuara pintu di buka, ternyata Angel yang baru saja masuk ke dalam kamar Vano. Saat masuk, Angel tidak melihat Vano di ranjang maupun di kamar mandi.
Dimana dia? Pintu balkon terbuka, apa dia di sana?
Angel berjalan menuju balkon, dan benar saja Vano sedang bersandar di tepi balkon sambil melihat lampu-lampu kota yang menghiasi menjadi terlihat indah saat di lihat.
"Kenapa lo di sini?" Vano membalikkan tubuhnya. "Saya butuh udara segar" Vano tidak menghiraukan Angel. Dia membalikkan tubuhnya dan menatap indahnya kota lagi.
Angel menarik lengan Vano dan membawanya masuk ke dalam kamar, sebelumnya dia menutup pintu balkon. Angel kembali menarik lengan Vano dan menyuruhnya duduk di sofa di dalam kamar Vano.
"Lo masih belum pulih, jadi tidak usah menambah penyakit" Angel mengambil sup yang dibawanya dan di berikan kepada Vano. "Gue sudah buatkan pastina chicken soup, lo makan dan harus di habiskan."
"Seperti tidak asing di dengar." Vano mencicipi pastina chicken soup buatan Angel. Enak, sepertinya Angel benar-benar pintar memasak. Semua makanan buatan Angel selalu enak dan pas di mulut Vano.
"Pastina chicken soup ini dari Italia, lo pernah makan?". Tanyanya sambil memperhatikan Vano yang sedang makan.
"Hanya beberapa kali." Jawabnya sambil terus memakan habis makanannya.
'Pastina adalah sup berkuah kaldu ayam. Bening dan sederhana, namun menawarkan kehangatan. Aslinya, isi sup ini hanya pasta berukuran sangat kecil berbentuk bintang, yang biasa disebut pastina.'
'Konon sup ini sangat terkenal pada abad ke-19 dan 20 di kalangan masyarakat Italia yang hijrah ke amerika Serikat. Kala itu mereka harus berjuang untuk hidup, tak punya uang berlebih untuk makan mewah. Seiring zaman, isi pastina mengalami perubahan. Ada yang menambahkan potongan ayam, keju parmesan, juga wortel, kacang polong, dan seledri.'
"Kau tidak makan?" Vano berhenti makan dan menatap Angel yang sedari tadi terus menatapnya.
"Sudah, lo makan saja tidak perlu menghiraukan gue." Vano menghabiskan makanannya dan menaruh mangkuk di meja kecil di depan sofa yang didudukinya.
"Gue tinggal, jangan lupa minum obat." Ucap Angel saat di ambang pintu. Setelah itu pergi.
Dia banyak berubah, sejauh ini dia lebih peduli dan perhatian kepadaku. Tidak seperti awal bertemu dan sampai menikah. Apa yang membuatnya berubah seperti itu? Apakah ada sesuatu yang tidak aku ketahui? Atau dia sedang merencanakan sesuatu?
↬↬↬↬↬
Keadaan Vano sudah membaik, dia sudah kembali bekerja seperti biasa. Setelah Vano sakit, hubungan mereka sedikit lebih baik dari sebelumnya. Ya walaupun Vano berbicara hanya seperlunya. Tapi setidaknya sudah ada perubahan daripada tidak sama sekali iya kan.Mereka berdua sudah saling mempunyai nomer telfon masing-masing. Angel yang memintanya lebih dulu, agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.
Angel pikir Vano tidak akan memberi nomer telfonnya dan akan sangat susah memintanya. Ternyata tidak, sebelumnya Vano bertanya saat dia meminta nomer telfonnya.
Angel menjelaskan kenapa tiba-tiba dia meminta nomer telfon Vano. Setelah itu Vano memberinya dengan mudah.
Semua pemikiran tentang Vano tidaklah seburuk yang dia pikirkan. Seperti halnya saat dia ingin meminta nomer telfon Vano, dia berpikir tidak akan di beri.
Dan ternyata tidak seperti itu, seharusnya dia meminta nomer telfon Vano sedari awal jadi kejadian kemarin tidak terjadi.
Benar apa kata orang, kalau kita tidak mencobanya. Kita tidak akan tau akan seperti apa hasilnya.
***
Tbc
Sepertinya Angel sudah memiliki perasaan kepada Vano?
Jangan lupa VOTE dan KOMENTAR^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel ✓✓[ON GOING]
RomanceTerlalu sering dipermainkan oleh lelaki hingga Angel tidak percaya dengan apa yang namanya cinta sejati. Menurutnya cinta sejati itu omong kosong dan semua lelaki itu sama saja, tidak ada yang benar-benar serius. "I hate men and I don't believe in...