Étoile

4.1K 204 57
                                    

C'est pas moi qui te cherche,
Mais le destin que nous retrouve ....


Angin dingin malam ini terasa sungguh menusuk tulang. Langit malam juga terlihat begitu kelam tanpa adanya bintang. Satu bintang pun tak terlihat. Ada satu box kue beserta sebotol wine yang dibawa seorang perempuan bertopi hitam. Ia keluar dari mobilnya, dan kakinya melangkah menuju salah satu apartemen yang berada di lantai 7. Tiba sudah dirinya di depan pintu apartemen dengan angka '207' yang tertera di bagian depannya. Terlihat ruang tamu apartemennya yg ramai akan hiasan, seperti balon huruf berwarna pink yang ada di depan matanya.

"Yatuhan! Kenapa warnanya merah muda?" Goeunmeletakkan wine yang baru saja ia beli di meja tamunya.

"Ya! Warna merah muda itu sangat cocok untuk acara kali ini"

Setelah selesai merayakan sesuatu yang harus 'dirayakan', keempat perempuan yang daritadi sibuk mengambil gambar untuk keperluan media sosialnya masing – masing, akhirnya memulai perbincangan.

"Mahkota bunga itu terlihat cocok denganmu. Kau terlihat sangat cantik Gon!"  Sungkyung terlihat sungguh terharu. Daritadi ia hanya mengusap matanya yg selalu mengeluarkan air mata. Itu membuat Gon tertawa sekaligus heran.

"Aku masih tidak menyangka akan secepat ini... kau mendahuluiku. Aku benci kau!"

"Ya! Jadi bagaimana bisa berakhir begini? Cepat ceritakan!"

Inna, sahabat sekaligus kakak yang selalu setia mendengar segala keluh kesahnnya terlihat kesal dengan kenyataan yang terjadi sekarang. Dan ada Yongji yang selalu bersemangat mendengar cerita rekan satu agensi sekaligus teman dekatnnya yang ia kenal lewat salah satu satu projek drama, The King.

『※』

— 2020

"Hari terakhir. Ini benar - benar hari terakhir. Akhirnya tiba juga."

Dalam hatinya, ia meyakinkan dirinya untuk tidak menangis. Sulit juga rasanya melepas dan berpisah dengan semua crew dan staff yang selama 8 bulan terakhir selalu bersama. Sudah terasa seperti keluarga, terutama dengan dia. Dia yang memakai setelan jas berwarna krem terlihat begitu tampan. Bergandengan tangan dan tertawa bersama dengan latar tempat di tahun 50an, menjadi adegan terakhir bagi mereka berdua.

"Kenapa menangis?!"

Pada akhirnya Goeun menangis, percuma sudah segala usaha yang ia lakukan untuk meyakinkan dirinya agar tidak menangis. Lelaki tersebut memberikan sebuket bunga mawar merah dan boneka singa yang mirip dengan lelaki itu. Ia tertawa sambil mengusap kepala Goeun, terdengar suaranya yg lembut mencoba untuk menenangkan. Goeun berusaha untuk menahan air matanya, tetapi lelaki satu ini justru semakin mencoba untuk menenangkannya.

Sebentar lagi, satu tahapan lagi sebelum semuanya selesai, yaitu Foto bersama. Tangannya yang merangkul bahu Goeun dengan erat sambil tersenyum itu terasa hangat. Goeun yang awalnya tersenyum dan sudah cukup tenang, tiba – tiba rasa sedih mulai menyerangnya kembali.

Ah... ini sungguh sangat sulit.

"Jangan menangis..."

Lagi – lagi lelaki ini mencoba mengusap kepalanya. Menghindar adalah salah satu bentuk pertahanan Goeun. Ia tidak mau tangisannya pecah didepan semua crew dan terutama di depan lelaki yang tingginya 187 cm ini. Ia selalu berkilah bahwa dirinya baik – baik saja. Semua akan baik – baik saja. Tidak ada yang spesial diantara mereka berdua. Mereka hanya rekan kerja yang punya banyak kesamaan. Makanan favorite, hobi, selera humor, gaya hidup, style, rasi bintang, dan tujuan hidup yang sama. Mereka hanya pasangan drama yang punya chemistry kuat. Hanya itu saja. Hanya itu.

Us, OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang