𝒍𝒆 𝒎𝒆𝒊𝒍𝒍𝒆𝒖𝒓 𝒄𝒂𝒅𝒆𝒂𝒖 𝒅𝒆 𝒎𝒂 𝒗𝒊𝒆 𝒆𝒔𝒕 𝒅𝒆 𝒕𝒆 𝒗𝒐𝒊𝒓
𝒆𝒕 𝒅𝒆 𝒕𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒏𝒂î𝒕𝒓𝒆...⑻
Hari ini tiba juga.
Hari dimana angka yang selalu mengikutinya bertambah. Hari dimana seorang lelaki yang kukagumi, lahir ke bumi.Akhir-akhir ini aku berpikir keras memikirkan hadiah seperti apa yang bagus untuknya. Jujur, aku bingung ingin memberikannya hadiah apa. Mengingatnya yang suka akan makanan manis, aku memutuskan membuat makanan ringan untuk hadiah ulang tahunnya. Jatuhlah pilihanku pada, macaron. Semoga, hasil latihan memasakku sejak 3 hari yang lalu tidak sia-sia. Semoga, macaron buatanku berhasil dengan sempurna.
Pagi hari ini, para staf, kru dan pemain ramai memberikan ucapan selamat ulang tahun untuknya, dan aku adalah salah satu dari keramaian itu. Ia membalas pesan kami semua dengan senyuman. Saat membaca balasan pesan darinya, aku berharap, semoga ia mengawali harinya di pagi ini dengan kebahagiaan dan senyuman, sama seperti emotikon yang ia gunakan di pesannya.
Ah... aku jadi semakin rindu dengannya. Aku ingin tahu kabarnya, aku ingin tahu dia sedang sibuk melakukan apa, apa dia menjalani waktu istirahatnya dengan baik, atau mungkin sekarang ia sedang bertemu dengan teman-temannya untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi, sampai siang ini aku tidak dapat laporan apapun dari mata - mata andalanku.
Kami berdua belum bertemu lagi semenjak pesta perpisahan. Iya, semenjak ia mengungkapkan perasaanya padaku. Tetapi, kami berdua tetap berkomunikasi lewat ponsel kami. Terkadang ia menelponku di malam hari hanya untuk menanyakan 'bagaimana kabarmu hari ini? Apakah ada sesuatu yg menyenangkan terjadi?', hanya mendengar suaranya saja sudah bisa membuat suasana hatiku kembali membaik. Kami berdua sepakat untuk tidak saling bertemu satu sama lain terlebih dahulu, dan akulah yang memberikan usulan tersebut. Aku hanya ingin beristirahat sejenak sambil memastikan perasaanku untuknya, apakah aku memang benar - benar menyukainya atau hanya terbawa suasana peran di dalam drama saja. Walaupun memang rasa rindu tidak bisa kupungkiri. Maka dari itu, aku berencana untuk mengirim macaronku ini langsung menuju ke agensinya saja. Aku terlalu malu untuk bertemu dengannya, apalagi kami tidak bertemu dalam jangka waktu yg cukup lama.
Disaat aku sedang menunggu macaronku matang, ponselku berbunyi. Ponsel yang sejak pagi tadi kuabaikan karena terlalu sibuk berkutat dengan macaron. Ada pesan baru dari orang yang dari tadi ada di pikiranku. Kebetulan sekali.
Aku membalas pesannya dengan cepat. Hari ini memang tidak ada rencana lain selain membuat macaron untuknya, karena memang kegiatan hari ini sudah sejak lama aku rencanakan. Kemudian, pesan yang ia kirimkan padaku selanjutnya membuatku terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Ours
Fiksi PenggemarCerita tentang mereka yang di satukan oleh takdir. Cerita tentang 'kita'. Cerita milik 'kami'. "𝐂'𝐞𝐬𝐭 𝐩𝐚𝐬 𝐦𝐨𝐢 𝐪𝐮𝐢 𝐭𝐞 𝐜𝐡𝐞𝐫𝐜𝐡𝐞, 𝐌𝐚𝐢𝐬 𝐥𝐞 𝐝𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧 𝐪𝐮𝐞 𝐧𝐨𝐮𝐬 𝐫𝐞𝐭𝐫𝐨𝐮𝐯𝐞 ...."