⑶Minho mengistirahatkan matanya sejenak. Makan malamnya hari ini hanya mie instan. Ia terlalu malas untuk memasak makanan yang rumit. Lagipula, esok lusa adalah jadwal makan bersama kakaknya, yang pasti menu utamanya akan lebih dari sekedar kata rumit. Ia mengunyah makanannya sambil menutup mata. Matanya terasa lelah, tapi rasa keingintahuannya tak bisa ia tahan. Setelah seharian menghabiskan waktu santainya dengan menatap layar televisi, dirinya telah membuat keputusan. Kali ini, ia akan bergerak. Matanya terbuka secara penuh dan berjalan menuju kamar untuk mengambil ponselnya.
"Halo, selamat malam. Penulis Kim, maaf aku menganggu waktumu. Aku ingin bertanya, apa pemeran wanitanya sudah ditetapkan? Aku dengar Kim Goeun masih belum memberi jawaban dari tawaran penulis Kim kan?"
"Benar, aku sampai sekarang masih menunggu jawabannya. Aku sangat berharap ia mau ikut berapartisipasi dalam dramaku kali ini. Oh iya, tumben sekali kau meneleponku malam - malam begini. Ada apa? Apa kau ingin merekomendasikan aktris lain untuk peran Tae Eul? Atau kau ingin memberikan masukan baru untuk ceritaku lagi?"
"Tidak. Aku hanya ingin bilang kepadamu kalau, aku benar - benar sangat ingin bekerja sama dengan aktris Kim Goeun. Jadi kumohon, bisakah penulis Kim untuk lebih membujuknya lagi? Yakinkan dia kalau dirinya sangat cocok memerankan karakter Tae Eul dan Luna. Aku akan amat senang jika permintaanku kali ini dikabulkan olehmu."
Penulis Kim terdiam untuk beberapa detik, lalu ia tertawa kecil.
"Baiklah. Lagipula, tanpa kau minta aku juga sedang berusaha dengan kekuatan ekstra untuk menggaetnya. Jadi tenang saja. Beri dia waktu untuk berpikir." Penulis Kim tertawa lagi, ia agak terkejut dengan panggilan telpon yang lebih dari 3 kali dari Minho, ditambah dengan isi percakapannya kali ini.
"Kenapa kau tertawa penulis Kim?" Minho heran, daritadi tidak ada yang lucu. Tidak ada kalimat lucu atau humor yang ia lontarkan.
"Minho, entah mengapa ini lucu untukku. Berkatmu aku jadi punya ide cerita baru yang bisa ku tambahkan di tulisanku. Sebegitu besarnya kah keinginanmu untuk bisa satu layar dengan Kim Goeun?"
"Bisa dibilang cukup besar. Tapi tidak terlalu besar, kecil juga tidak. Dibilang berukuran sedang juga tidak." Minho bingung mendeskripsikan sebesar apa keinginannya itu.
"Itu besar namanya! Sangat besar!" Penulis Kim tertawa.
"Tenang saja, aku akan meyakinkannya. Aku harus melakukan permintaanmu kali ini dengan serius. Kapan lagi kan seorang Lee Minho memohon soal aktris wanita pendampingnya?"Minho memang terkadang suka memberikan pendapatnya tentang aktris mana yg ingin dia ajak untuk bekerja sama di setiap dramanya. Tapi baru kali ini, ia merasa menggebu - gebu. Minho ingin Goeun yang bekerja sama dengannya, bukan yang lain.
Mie instan di mangkuknya mejadi dingin karena ia abaikan sepanjang percakapannya dengan penulis Kim dan sekarang mangkuknya sudah terlihat kosong. Kuah supnya pun habis tak tersisa. Tapi harapannya terasa penuh, sama seperti perutnya yang sudah terisi. Rasa kenyang ini memang sungguh terasa nikmat. Semoga kenikmatan ini, juga dapat Minho rasakan suatu hari nanti disaat harapannya terjawab. Minho bergegas kembali ke ruang tamunya dan melanjutkan aktivitasnya yg ia sebut dengan, meneliti.
『※』
Tiba hari dimana, manajer Minho datang ke apartementnya dan mengatakan bahwa Goeun memang sempat ragu menerima tawaran si penulis, tetapi akhirnya Goeun mengiyakan untuk mengambil peran tersebut.
Bibir Minho otomatis tersenyum. Ia merasa senang, lega dan puas. Gambaran di otaknya mengenai Goeun yang menjadi Tae Eul, yang akhir - akhir ini memenuhi pikirannya, akan segera terwujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Ours
FanfictionCerita tentang mereka yang di satukan oleh takdir. Cerita tentang 'kita'. Cerita milik 'kami'. "𝐂'𝐞𝐬𝐭 𝐩𝐚𝐬 𝐦𝐨𝐢 𝐪𝐮𝐢 𝐭𝐞 𝐜𝐡𝐞𝐫𝐜𝐡𝐞, 𝐌𝐚𝐢𝐬 𝐥𝐞 𝐝𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧 𝐪𝐮𝐞 𝐧𝐨𝐮𝐬 𝐫𝐞𝐭𝐫𝐨𝐮𝐯𝐞 ...."