𝑶ù 𝒒𝒖𝒆 𝒋𝒆 𝒔𝒐𝒊𝒔, 𝑳𝒂 𝒗𝒐𝒊𝒙 𝒅𝒆 𝒎𝒐𝒏 𝒄œ𝒖𝒓 𝒕'𝒂𝒑𝒑𝒆𝒍𝒍𝒆 𝒕𝒐𝒖𝒋𝒐𝒖𝒓𝒔...
⑷
—Juni 2020
Saatnya untuk mereset atau memulai semuanya dari awal. Segala lelah di tubuh harus segera dihilangkan. Tempat kali ini memang sangat cocok untuk menghilangkan rasa penat dan menyegarkan pikiran. Tapi tidak untuk perasaannya, perasaannya harus tetap tinggal.
Suasana hijau nan asri begitu memenuhi penglihatan. Angin yang datang dan pergi terasa menyegarkan berpadu dengan suara desiran ombak yang menyeruak. Ditambah dengan tiga orang yang menemani Minho untuk berlibur atau sekedar berbincang di suatu café, seperti saat ini."Orang – orang pada umumnya pergi ke pulau Jeju itu bersama orang yang mereka cintai. Tapi coba lihat ini? Aku pergi bersama kalian. Kenyataan yang begitu pahit." Ilwoo bercanda sambil menyeruput kopi di cangkirnya. Ia sedang memerhatikan pasangan yang sedang berbincang mesra di seberang mereka. Ia merasa ini tak adil.
"Hyung apa kau lupa? Sekarang kau juga sedang bersama orang – orang yang kau cintai. Ada aku, Minho dan Dohwan. Aku juga mencintaimu Ilwoo hyung ~" Goda Kimbum dengan nada bicara yang imut sambil tertawa keras.
"Dohwan, maafkan aku. Mereka memang seperti ini, terkadang suka bertingkah menggelikan, oh bukan terkadang, tetapi sering. Pasti kau agak kaget dengan tingkah mereka yang seperti ini. Semoga kau bisa tahan ya dengan mereka."
"Ya! Apa – apaan kau? Kau juga sama memalukannya dengan kami!" tegur Illwoo.
"Jangan percaya dengan omongan Minho. Kami berteman cukup lama jadi kami berada di frekuensi yang sama. Aku beri tahu agar kau tidak kaget dengan kegilaan kita yang tertutupi dengan ketampanan kita bertiga."Dohwan daritadi hanya tertawa melihat tingkah laku ilwoo dan Kimbum yang baru ia kenal semenjak dekat dengan Minho. Ia juga agak kaget, karena yang ia pikirkan sebelum mengenal mereka adalah bahwa ketiga orang ini adalah orang – orang yang serius dan susah didekati karena kesan yang tinggi atau bisa dibilang sulit di tembus. Tapi nyatanya tidak, mereka semua orang – orang yang humoris. Cocok dengan dirinya.
"Dohwan, apa kau tau alasan Minho mengajakmu liburan bersama kami?" tanya Kimbum.
"Sebentar, beri aku waktu untuk berpikir... Apa karena tingkat ketampananku sudah setara dengan kalian semua?"
"Wah anak satu ini benar – benar tipeku. Minho bagus sekali kau membawanya!" Ilwoo tertawa. Sebenarnya Ilwoo juga heran, tumben sekali melihat Minho mengenalkan teman baru yang ia kenal lewat projek dramanya. Itu jarang terjadi, apalagi sampai mau mengajaknya untuk liburan bersama. Penggemar Minho memang tidak bisa dihitung dengan jari, tapi teman dekat yang ia punya bisa dihitung dengan jari alias sedikit. Ini sebuah perubahan yang bagus untuknya, pikir Ilwoo.
"Kuberitahu kau alasannya. Alasan pertama adalah, ya karena tingkat ketampananmu sudah setara dengan kami, tapi kau memang pada dasarnnya tampan kok. Yang kedua, karena kami meminta kepada Minho untuk mengajakmu, dan—"
"Dan kami berdua ingin menggalih satu, dua informasi lewat dirimu." Ilwoo memotong
pembicaraan Kimbum karena ia sudah tidak sabar untuk menanyakan satu hal yang sudah ia prediksi sejak lama."Apakah ada sesuatu diantara Aktor Lee Minho dan Aktris Kim Goeun? Apakah ada aura – aura berwarna merah muda di antara mereka berdua? Mohon dijawab, karena kami berdua sebagai teman dekatnya khawatir, akhir – akhir ini Minho sering tersenyum sendiri terkadang gelisah, kemudian tersenyum lagi." Ilwoo bertanya seperti layaknya wartawan sambil meyondorkan tangannya seakan ada perekam suara di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Ours
FanfictionCerita tentang mereka yang di satukan oleh takdir. Cerita tentang 'kita'. Cerita milik 'kami'. "𝐂'𝐞𝐬𝐭 𝐩𝐚𝐬 𝐦𝐨𝐢 𝐪𝐮𝐢 𝐭𝐞 𝐜𝐡𝐞𝐫𝐜𝐡𝐞, 𝐌𝐚𝐢𝐬 𝐥𝐞 𝐝𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧 𝐪𝐮𝐞 𝐧𝐨𝐮𝐬 𝐫𝐞𝐭𝐫𝐨𝐮𝐯𝐞 ...."