Bab 10 - Misterious Room

9 2 0
                                    

Tidak seperti bayangan yang selama ini Carolline pikirkan, tempat tinggal Kenneth jauh dari kata 'bau' ataupun 'kecil'. Okay, mungkin penthouse ini tidak sebesar milik Alexis, tapi penthouse ini benar-benar nyaman untuk ditinggali.

Carolline mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Design minimalis yang justru tampak elegant sempat membuatnya berdecak kagum. Ia bahkan sampai merasa bahwa ia terkesan kampungan karena terlalu lama kagum pada seisi ruangan.

Okay, mungkin aku terlihat kampungan sekarang. Tapi sungguh, ini melebihi ekspektasiku tentang Kenneth.. Bukankan dia dari keluarga miskin? Lalu bagaimana bisa ia memiliki penthouse seperti ini? Sebenarnya, siapa Kenneth sebenarnya?

Kenneth berdeham sehingga membuat Carolline tersadar dari lamunannya.

"Kau mau terus berdiri disitu? Apakah kau tidak lapar?" Tanya Kenneth

"Yeah.. Aku sangat sangat lapar.. Apakah ada makanan disini? Sepertinya Alpha juga lapar." Ucap Carolline sambil mengelus bulu halus Alpha. Alpha yang sedari tadi berada digendongan Carolline, melompat turun dan berlari menuju ke arah ruangan yang tidak tertutup. Carolline yang hendak mengejarnya, lantas berhenti begitu ia merasa ada cekalan pada pergelangan tangannya.

"Kau duduklah disini, aku akan membuatkanmu makanan dan membawa Alpha padamu." Kenneth berjalan kearah ruangan tersebut, dan keluar sambil menggendong Alpha.

Entah ini hanya perasaanku saja, atau memang Kenneth tidak ingin aku masuk ke sana? Batin Carolline.

Carolline meraih Alpha dari gendongan Kenneth, kemudian mengelus bulunya. Sementara Carolline bermain bersama Alpha, Kenneth hanya tersenyum kemudian berjalan kearah dapur.

Tak lama kemudian, Carolline masuk ke dapur, dan berdiri di depan counter sambil mengamati Alpha yang sedang memasak dengan sigap.

Satu lagi kejutan yang ia temui hari ini. Kenneth ternyata bisa memasak, dan ia terlihat sangat terampil.

Seolah menyadari apa yang sedang dipikirkannya, Kenneth membalas tatapan yang diberikan Carolline.

"Well, aku memang sudah memasak sendiri sejak tinggal sendirian." jelas Kenneth tanpa ditanya.

"Dimana kedua orangtuamu?" Tanya Carolline dengan penasaran.

Kenneth berhenti sejenak saat sedang memotong sayuran. Carolline dapat melihat perubahan pada wajah Kenneth. Walau hanya sepersekian detik, Carolline sangat yakin bahwa Kenneth terlihat gelisah dan tegang.

Apakah aku salah bicara? Apakah ini termasuk topik sensitif untuknya? Tanya Carolline dalam hati.

"Lupakan. Cepat buatkan makananku. Aku lapar sekali!" Ucap Carolline untuk mencairkan suasana yang mendadak menjadi tegang.

Kenneth melanjutkan kegiatan memasaknya, senentara Carolline hanya sibuk memperhatikannya.

"Well.. Sebenarnya mom and dad sudah berpisah. Mom bahkan sudah menikah lagi. Sedangkan dad sibuk. Jadi aku memutuskan untuk tinggal di sini karena tidak ingin menyulitkan mereka. " Jelas Kenneth akhirnya.

"I'm sorry Ken. I don't mean it." Ucap Carolline penuh penyesalan. Sejenak, Carolline duduk termenung merasa adanya perubahan pada sikapnya sendiri. Ia ikut merasakan kepedihan yang dirasakan oleh Kenneth, walaupun laki-laki nerd itu tidak menunjukkannya.

Hidden.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang