dua

18 9 2
                                    

"Perkenalkan nama saya Merkurius, kalian bisa memanggilku Rius"

"Baik Mr. Rius"

"Pelajaran hari ini adalah sihir. Kita akan memulainya dengan membuat sebuah tongkat sihir. Apa kalian sudah saling mengenal?" Tanya sosok pria yang menurutku tampan tapi masih tampanan aku.

"Sudah Mr." Yah 25 memit menunggu diruangan ini bukan waktu yang singkat bagi kami bahkan aku sudah mengenal semua temanku mulai dari Theo, Zam Nada, Jingga, Elena, crystal, Ola dan Jira. 5 lelaki dan 4 perempuan.

"Ambil setiap kertas yamg sudah kalian bawa, pikirkan sebuah kekuatan dan salurkan energi keatasnya. Semuanya tutup mata dan tetap fokus"

5 menit berlalu belum ada tanda bahwa kami akan berhasil sebelum sebuah suara mampu membuat mata kami terbuka.

Zedar..

Sebuah tongkat berwarna biru muda transparant yang berisi air dengan atasnya yg berbentuk bola berisi air dan kristal. Sangat sempurna. Elena yang pertama kali berhasil melakukan itu persis sekali dengan baju yang dia pakai, tongkat itu mengeluarkan cahaya kebiruan dan seketika matanya berubah menjadi biru.

"Hosta.. pemilik terakhir kekuatan air. Selamat datang Elena" ucap Mr. Rius sambil bertepuk tangan.

Semua orang yang berada disana berlomba-lomba membuat tongkat dengan kekuatannya masing-masing.

Selanjutnya Theo, tongkat simple berwarna merah terang, rambutnya berubah menjadi merah kecoklatan.

"Api" ucap Mr. Rius

35 menit berlalu

"Klan Mars, kekuatan yang bersumber dari matahari. Hebat crystal"

37 menit berlalu

"Tanah"

Zedar.. biuss..

"Apa itu? Kau.. kau Pemilik keturunan murni" ucap Mr. Rius tak percaya. "Aku kira hanya dongeng semata"

tongkat Nada berubah menjadi crystal dengan simbol bintang diatasnya, lengkap dengan baju berwarna violet dan silver, rambutnya berubah menjadi silver yang mengkilat, netranya berubah menjadi violet dan sebuah crsytal yang ada di dahinya, seperti mahkota. Sangat cantik. Sejak pertama kali aku bertemu aku langsung jatuh hati pada wanita bernetra mata violet itu. sungguh cantik.

"Selamat datang yang mulia" ucap Mr. Rius membungkuk hormat.

Zedar..

"Angin"

Zedar..

"Elektromagnetic"

Zedar..

"Cahaya keabadian, selamat datang yang mulia. Sang Pemimpin dan Penyelamat" sekali lagi Mr. Rius menunduk kearah ku. Dia bilang apa? Cahaya keabadian? Pemimpin? Penyelamat? Sekali lagi aku bingung dengan semua yang ada disini tapi tongkatku sudah berubah menjadi tongkat berwarna putih menyala dengan sinal yang ada disekelilingnya dengan simbol bulan yang melingkar di sisi tongkatku.

Yang tersisa hanya jingga, dia hanya menghasilkan tongkat emas yang disekeliling atasnya terdapat 9 berlian. Jingga menjadi orang terakhir dengan waktu 3 jam. Mungkin dia sudah memaksimalkan semua kekuatannya dengan menciptakan crystal yang berwarna putih, merah, biru, hijau, hitam, coklat, violet, kuning ke-oren-an, Gold.

"Baiklah pelajaran sudah selesai. Semua jadwal kalian ada di gelang hologram kalian masing-masing. Silahkan kembali kekamar masing-masing"

Sejak kejadian hari itu aku berteman dengan Theo, Nada dan Jingga. Kami selalu bersama kapanpun itu. Seminggu telah berlalu, kami mulai menguasai bakat masing-masing. Dan hari ini adalah hari kami berkunjung ke galaksi Oriental, galaksi yang berisi para pemburu dan pengintai terbaik.

***
Jangan lupa vomment

CanseurusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang